Asal Kamu Bisa Melakukan Sesuatu yang Baik untuk Sesama dan Demi Kemanusiaan
Selasa, 26 September 2023 12:07 WIB
Iklan
KEAKBARAN Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang sungguh dikerdilkan dan dikempeskan hanya dengan seruan memanggil namaNya dalam Doa dan Pewartaan! Namun, ternyata ada sekian saudara-saudari kita yang tertekan dan terluka akibat ulah, sikap, tindakan, cara berpikir serta kata-kata kita!
"Tidaklah cukup bagiku untuk mengasihi Tuhan, jika aku tidak mengasihi sesamaku..."
-St Vinsensius a Paolo-
Asal Kamu Bisa Melakukan Sesuatu Yang Baik Untuk Sesama Dan Demi Kemanusiaan |
MEMANG tak sering perlakuan fisik terhadap sesama itu terjadi. Kita tak terlibat tindakan kekerasan fisik yang mencederai sesama. Yang datangkan derita lahir. Namun?
SELIDIKILAH pada cara kita berpikir tentang sesama. Renungkanlah cara menilai kita terhadap orang lain. Evaluasilah cara dan isi bicara kita tentang tetangga, dan siapapun. Yang semuanya, iya orang-orang itu 'tak pas di hati kita.' Bukankah dari dalam diri telah mengalir terungkaplah energi suram dan bisa pula seram? Akibatnya?
KITA tak lagi mempedulikan sesama! Lagi mengenyahkan dan mengasingkannya. Kita benar-benar tak siapkan spasi walau sedikit saja dalam hati kita demi orang-orang yang tak dikehendaki itu.
KITA kehilangan daya untuk berbicara dan beramal tentang Kasih Sayang. Kita menjadi terlalu kerdil di hati untuk temukan titik-titik kebaikan dalam diri orang lain. Gerak kita sebatas hanya mencari 'yang senafas dan yang segaya' dalam kecenderungan untuk merendahkan orang-orang lain.
KEAKBARAN Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang sungguh dikerdilkan dan dikempeskan hanya dengan seruan memanggil namaNya dalam Doa dan Pewartaan! Namun, ternyata ada sekian saudara-saudari kita yang tertekan dan terluka akibat ulah, sikap, tindakan, cara berpikir serta kata-kata kita!
MENGHADAP Wajah Tuhan sambil membuang muka kita sendiri terhadap sesama adalah satu ironia Cinta Kasih yang menggelikan. Mencium Yesus yang terluka di salib sambil tetap saja melukai dan meludahi orang-orang lain dengan sikap dan kata-kata adalah teater hidup keagamaan penuh sandiwara. Kenapa kah 'Memecah-mecahkan roti ekaristi demi berbagi, namun selalu dan tetap saja bergelora menimbun roti jasmani demi diri sendiri?' Bagaimanapun semoga tak demikianlah!
MARILAH kita arahkan pandangan kita pada Yang Tersalib sambil tangan kita 'memeluk bumi yang terluka dengan penuh kasih; mari kita menatap Salib sambil tetap mendekap kaum yang terkucil dan terbuang, yang hina dan dianggap berdosa.
MARI kita 'membalut dunia yang memar dan cemar dengan segala pakaian dan atribut kesalehan' yang kita punyai. Seperti kita merindukan Tuhan dan menuju Rumah KudusNya, seperti itu pulalah hati kita merindukan sesama-sesama kita yang ada di penjara, rumah sakit, yang berada dalam ketakpastian alamat bernaung. Iya, semua sesama yang tak bernasib seindah rembulan di malam hari dan tak secerah mentari pagi di awal hari.
Santu Vinsensius A Paolo menyentakkan daya rohani kasih kita yang sepantasnya megah dan kokoh. Ibarat menuju ke langit surgawi sambil tetap menjelajah seluas dunia.
Itulah "Kasih kita setinggi gunung namun pada saat yang sama tetap mengalir sebentangan arus samudra..."
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Pengalaman Keluarga Bonefasius Pedor Mengolah Lahan dan Kotoran Ternak jadi Sumber Rejeki
Selasa, 27 Agustus 2024 14:04 WIBKetika Ibu Tak Pernah Bercerita Lagi Penuh Hangat
Senin, 13 Mei 2024 14:30 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler