Usahlah ditutup-tutupi bila hanya akan berujung pada kepalsuan
Jikalau memang ingin berdamai dengan sejarah
Maka tegakkanlah hanya demi kebenaran
Sejarah kelam itu nyata adanya dan 'tlah tergurat, tertoreh
Yang tak seorangpun kuasa untuk menghapuskannya
Ungkap saja apa adanya agar terkuak dan terbaca hitam dan putihnya
Mengikis keabu-abuan yang hanya mematik curiga tiada henti
Dari hari ke hari, dari masa ke masa pada peristiwa tragedi
Melanda anak bangsa, mencederai kemanusiaan yang adil dan beradab
Yang seharusnya dijaga dan dipelihara
Gerakan september tiga puluh, tahun enam lima
Perang saudara antar sesama anak bangsa
Dalam skenario sang durjana amerika
Membius sang ambisius yang lupa diri tak terkendali
Mengadu domba sesama saudara demi tahta dan kuasa
Kita semua bersaudara pun dikorbankannya
Demi memuluskan jalannya rencana
Sudahilah dan pulihkanlah dengan kasih dan damai
Karena sesungguhnya kita adalah bersaudara
Terangkai bagai bianglala indah merupa
Bagai satu tubuh terangkai oleh darah, daging, tulang belulang
Manakala sebagian tubuh merasa sakit
Sebagian lainnya akan merasakan jua
Sejarah kelam itu 'tlah berlalu, mengisahkan cerita pilu
Selalu dan selalu, diungkit dan diungkit itu tak perlu
Bila hanya menambah pilu dalam kisah yang mengharu biru
Sudahilah, dan tataplah ke depan!
Menyongsong masa depan sebagai bangsa tak terpecah belah
Dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bermahkotakan Ketuhanan Yang Maha Esa
Bertatanan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Semoga!
*****
Kota Malang, September di hari ketiga puluh, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.