Pengen jadi Penulis meskipun Mamaku pengen aku jadi orang kantoran.

Semampuku

Minggu, 15 Oktober 2023 09:02 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku sudah melakukan semua yang terbaik, semampuku.

Aku pernah memperjuangkan seseorang bertahun-tahun meski berujung pada kekecewaan.

Aku juga pernah menunggu seseorang karna jarak memisahkan, tapi aku tak pernah melihatnya kembali. Aku ditinggal sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aku sering dikecewakan, tapi aku tak pernah membalasnya. Aku selalu punya alasan untuk memaafkan. Tak pernah pergi meninggalkan meski keburukannya terpampang nyata.

Aku pernah seramah itu pada seorang wanita, lalu hanya dicuekin. Dia pikir aku terlalu biasa untuk dirinya yang menginginkan seseorang dari golongan tertentu.

Aku juga pernah berjuang. Aku mengorbankan segalanya. Meski berujung penolakan. Bahkan aku pernah ditolak berulang kali. Aku juga pernah ditolak mentah-mentah sebelum aku mengungkapkan maksudku.

Aku juga pernah menghabiskan waktuku hanya untuk memikirkan seseorang. Merasa cemas dan tidak bisa tidur memikirkan keadaannya. Sedangkan disana ternyata dia bahagia dan baik-baik saja.

Maksudku, aku telah melakukan semuanya. Yang terbaik dan paling sempurna, versiku.

Aku paham sekarang.

Aku tidak akan berusaha keras lebih lagi. Buat apa? Coba jawab. Beri aku alasan.

Sudah cukup, semampuku saja.

Kalau dia memang tidak mau, tidak masalah. Ini obrolan antara aku dengan diriku. Sampai kapan diriku dipermainkan?

Apakah aku harus lebih keras lagi berusaha? Hingga pada akhirnya dipermainkan.

Dia pikir aku mudah dikontrolnya. Dia pikir aku akan mengemis. Oh, atau dia pikir aku sangat menginginkannya?

Mungkin iya, aku menginginkannya. Hingga pada akhirnya aku berhasil tidak lagi menginginkannya. Nafsu mulai hilang. Selera mulai luntur. Dan semangat meraihnya mulai redup.

Udah semampuku, tak akan ku paksa diriku. Kasihan.

Jadi jangan berpikir aku akan menekan diriku demi mendapatkanmu. Karna logika sesungguhnya tidak mati. Logika hanya sedang dipaksa bungkam. Ku biarkan dia berbicara lantang.

Penilaian logis yang dikatakan logika berhasil membuatku kembali berpikir jernih bahwa tak perlu ku upayakan sesuatu yang lebih kalau tidak dihargai. Sudah semampuku saja.

Urusanku, hanya perlu berjuang. Tapi tidak selamanya.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Acha Hallatu

Penulis Indonesiana

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua