Simbol Semangka sebagai Bentuk Dukungan pada Palestina dalam Pandangan Konstruktivisme

Selasa, 14 November 2023 07:57 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Simbol semangka bisa menjadi navigator masyarakat dunia untuk memberi dukungan nyata bagi Palestina.

Pasca serangan yang diluncurkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, untuk pertama kalinya sejak tahun 1973, Israel mendeklarasikan perang terhadap Palestina. Atas serangan tersebut, Israel mendeklarasikan Operasi Pedang Besi (Operation Swords of Iron) yang bertujuan untuk melakukan serangan balasan terhadap Hamas dan berbagai kegiatan Jihad di Gaza.

Tidak hanya itu, Israel dengan kejamnya juga memblokir jalur pasokan kebutuhan bagi masyarakat di sekitar Gaza seperti bahan bakar dan air. Hingga saat ini, Israel terus menerus meluncurkan serangan balasan terhadap masyarakat Palestina terutama yang berada di sekitar Gaza. Tercatat hingga 1 November 2023, terdapat 8.525 orang tewas akibat berbagai serangan yang diluncurkan oleh Israel ke Gaza.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi ini menimbulkan beragam reaksi dari komunitas Internasional. Berbagai negara di seluruh dunia mulai menyerukan gencatan senjata di Gaza. Pasalnya, Israel dianggap tidak hanya melakukan serangan balasan melainkan genosida atau pembunuhan massal. Hal ini diidentifikasi dari serangan yang dilakukan oleh Israel ke Rumah Sakit Al-quds, kamp pengungsi di Jabalia, bahkan yang terbaru serangan terhadap Rumah Sakit Kanker milik Turki di Gaza yang menyebabkan korban dari berbagai kalangan terutama anak-anak.

Dengan masifnya penggunaan media sosial dewasa ini, perpindahan informasi terkait keadaan yang terjadi di Palestina dengan cepat ditanggapi oleh masyarakat terutama masyarakat Indonesia. Pengguna media sosial mulai melakukan sejumlah gerakan massal seperti melakukan postingan kabar terkini di Palestina, jumlah korban setiap hari, bahkan turut melakukan pemboikotan terhadap pihak-pihak yang dianggap memiliki relasi dan memberikan dukungan secara tidak langsung bagi Israel.

Masyarakat Internasional seakan-akan disadarkan bahwa situasi yang terjadi di Gaza bukan lagi konflik antar agama yang melibatkan Muslim dan Yahudi Israel. Peristiwa ini merupakan bentuk pemusnahan massal masyarakat Palestina oleh Israel dengan ego yang memuncak untuk menguasai tanah Palestina.

Berbagai seruan dukungan diluncurkan oleh masyarakat Internasional untuk masyarakat Palestina. Salah satu simbol dari bentuk dukungan masyarakat terhadap Palestina adalah dengan menggunakan buah semangka sebagai simbol pembelaan Palestina. Semangka dianggap sebagai sebuah bentuk representasi Palestina karena memiliki warna yang sama dengan benderanya yaitu daging yang berwarna merah, kulit yang berwarna hijau, dan biji semangka yang berwarna hitam.

Menurut Islam Channel, semangka lahr sebagai representasi Palestina ketika Perang Enam Hari antara Arab-Israel tahun 1967 tidak memperbolehkan warga Palestina untuk membawa bendera mereka. Bagi siapa saja yang membawa bendera Palestina akan dibalas dengan penangkapan. Masyarakat Palestina pun merespon hal tersebut dengan membawa sepotong semangka sebagai bentuk aksi perlawanan yang juga merepresentasikan bendera nasional negara tersebut. Pada tahun 1993, Israel mencabut aturan pelarangan penggunaan bendera Palestina sebagai simbol negara.

Dilansir dari Tirto, simbol semangka  ramai diperbincangkan kembali pada 2021 ketika pengadilan Israel memutuskan bahwa bagi warga Palestina yang tinggal di sekitaran lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur akan digusur dari tempat tinggal mereka agar dapat memberi jalan bagi para pemukim. Simbol semangka pun kembali muncul di permukaan media sosial setelah adanya peristiwa serangan Hamas terhadap Israel yang dibarengi dengan tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina.

Pemaknaan simbol semangka dalam menegakkan solidaritas Palestina menarik untuk dilihat dari sudut pandang keilmuan Hubungan Internasional. Dalam buku “Teori Hubungan Internasional (Perspektif-perspektif Klasik)” yang ditulis oleh Vinsensio Dugis, Habermas mengemukakan konsep yang disebut dengan knowledge constitutive interest untuk menjelaskan bahwa segala tindakan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan, dimulai dari membentuk rasa ingin tahu, membuat pertanyaan atas permasalahan yang ditemui, hingga formulasi teka-teki digeluti merupakan refleksi dorongan yang bersumber dari kepentingan individu.

Konsep pemikiran knowledge interest constitutive dibagi menjadi tiga jenis yaitu instrumental yang mengacu pada pengetahuan tentang relasi antar manusia, strategic yang mengacu pada tujuan untuk mengkoordinasikan tindakan manusia demi mencapai maksud sosial dan politis tertentu, dan emancipatory yang mengacu pada tindakan untuk melawan relasi sosial dan politik yang menindas dan agresif.

Jika kita elaborasi lebih lanjut bagaimana proses konstruksi simbol semangka sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Instrumental: Adanya pengetahuan tentang relasi antar manusia yang mengacu pada sebagai masyarakat Indonesia yang sejak merdeka memiliki hubungan yang akrab dengan Palestina menjadi katalisator untuk turut berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Seperti yang tercantum dalam Alinea ke-4 UUD 1945 tentang kemerdekaan adalah hak setiap bangsa hingga kebijakan luar negeri Indonesia yang sejalan dengan UUD 1945 berhasil membentuk pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya hubungan antara Indonesia dan Palestina untuk didukung dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Palestina. Oleh karena itu, dengan adanya simbol semangka menjadi pendorong bagi masyarakat terutama Indonesia untuk lebih aktif dalam menyuarakan suara kemerdekaan Palestina.

2). Strategic: Tujuan untuk mengkoordinasikan tindakan manysia demi mencapai maksud sosial dan politis tertentu. Dengan adanya kampanye penggunaan simbol semangka di media sosial menjadi sebuah gerakan aktivis di dunia media sosial untuk mencapai maksud sosial yaitu menyuarakan kemerdekaan Palestina. Adanya gerakan masif penggunaan emotikon semangka menandakan bahwa saat ini Palestina sangat membutuhkan bantuan komunitas internasional untuk menghadapi tindakan keji yang dilakukan Israel terhadap seluruh lapisan masyarakat Palestina.

3). Emancipatory: Tindakan yang bertujuan untuk melawan relasi sosial yang agresif dan menindas. Tindakan penggunaan emotikon semangka secara masif dapat menjadi sinyal kobaran semangat untuk memerdekakan Palestina dari segala bentuk tindakan agresif dan menindas yang dilakukan Israel dan juga Amerika Serikat sebagai aktor yang selalu memberikan dukungan terhadap Israel. Bahkan, Joe Biden menyatakan bahwa ia tidak percaya atas korban yang berjatuhan di Palestina akibat serangan Israel. Relasi sosial antara Israel dan Amerika Serikat ini bersifat agresif dan menindas. Meskipun pada akhirnya penggunaan emotikon semangka bukanlah hal yang memberikan dampak signifikan, namun dapat memberikan pertanda bahwa Palestina saat ini harus dimerdekakan dari segala bentuk penindasan.

Pada akhirnya, kampanye penggunaan simbol semangka sangat penting untuk disuarakan bagi seluruh lapisan masyarakat terutama kepada pengguna media sosial. Semangka yang memiliki bentuk yang bulat dan utuh begitupun Palestina yang harus utuh kembali atas banyaknya perpecahan yang disebabkan oleh tindakan keji Israel.

Dengan adanya penggunaan simbol semangka akan semakin kuat dalam menarik perhatian masyarakat bahwasanya Palestina merupakan sebuah negara yang harus disatukan dan dibantu untuk bersatu. Dengan masifnya penggunaan simbol semangka, dapat mengkonstruksi pemikiran masyarakat bahwa semangka merepresentasikan Palestina yang harus merdeka karena pada akhirnya konstruksi pemikiran sangat penting sebagai navigator untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat berkontribusi dalam memerdekakan Palestina.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nindya Raihan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler