Seorang pengembara yang mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan

Koreksi atas Mispersepsi Teori Darwin

Jumat, 24 November 2023 06:39 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Manusia menempati taksonomi famili yang sama dengan sebangsa kera, karena dari segi morfologi dan sifat hampir 90% sama. Tapi manusia bukan kera.

Banyak orang yang berpandangan bahwa Teori Evolusi Darwin itu sesat. Bahkan tak tanggung-tanggung yang berkomentar adalah tokoh agama yang dianggap otoritatif. Bisa dibayangkan Jika seorang tokoh besar, memiliki pengikut yang banyak kemudian dia berkomentar tentang hal-hal yang salah maka ribuan pengikutnya akan mempercayainya mentah-mentah.

Di antara komentar yang sering dikatakan adalah tentang manusia yang berasal dari kera. Benarkah manusia berasal dari kera atau benarkah Darwin mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak ada satu pun dalam teorinya Darwin mengatakan bahwa manusia itu berasal dari kera. Darwin mengatakan manusia menempati klasifikasi yang sama dengan kera sebagai hominidae.

Hominid adalah keluarga taksonomi primata yang ada dalam 4 genera: Pongo, Gorilla, Pan dan Homo. Homo yang masih ada sampai sekarang adalah Homo Sapiens (manusia modern) dengan demikian kera melahirkan kera manusia melahirkan manusia.

Manusia menempati taksonomi famili yang sama dengan sebangsa kera karena dari segi morfologi dan sifat hampir 90% sama tapi manusia bukan kera.

Adanya penyimpangan teori Darwin, bisa saja dari bacaan yang kurang komprehensif atau juga karena ketidaksukaan terhadap teori Darwin tersebut. Kekeliruan yang lainnya adalah jika kita percaya teori evolusi maka kita akan menjadi atheis.

Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari satu sel, ada yang sendirinya dengan demikian menafikan keberadaan Tuhan. Padahal sejatinya teori evolusi ini tidak ke sana arahnya teori evolusi adalah perubahan bentuk maupun sifat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.

Teori evolusi sebagai teori sains tidaklah bertolak belakang dengan teori agama. Semakin paham seseorang terhadap sains dia semakin mengagumi ciptaan Tuhan dan semakin religius dalam hidupnya.

Mispersepsi lainnya adalah tentang bukti masa transisi antara awal dan akhir dari proses evolusi. Banyak orang yang meragukan teori evolusi sehingga menyimpulkan secara asal diantaranya kesimpulan tersebut, tidak adanya rantai transisi antara awal dan akhir padahal banyak sekali penemuan-penemuan spesies Homo sebelum menjadi Homo Sapiens. Di antaranya fosil Homo Erectus, Homo Habilis dan lain-lain.

Mencari informasi lebih inilah seringkali membuat seseorang menjadi mispersepsi atas sesuatu yang ditanggapi.

Evolusi adalah proses perubahan frekuensi genetik pada sifat-sifat yang akan diturunkan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Seleksi alam yang menyebabkan perubahan bentuk yaitu, reproduksi, variasi dan seleksi alam itu sendiri.

Reproduksi adalah perubahan bentuk karena hasil perkawinan. Variasi adalah perubahan bentuk karena perubahan lingkungan. Seleksi alam adalah proses pemilihan berdasarkan yang terbaik.

Dalam bukunya On the Origin of Spesies sama sekali Darwin tidak menulis bahwa manusia berasal dari kera. Buku yang ditulis di abad 19 ini menjelaskan mekanisme seleksi alam, bahwa yang kuat lah Yang bisa bertahan hidup.

Seribu tahun sebelum Darwin muncul dengan teori evolusinya, seorang ulama muslim Al Zahid (776) M menulis buku tentang hewan (Al-Hayawan) bahwa seekor binatang demi mempertahankan hidupnya dia harus tetap mendapatkan makan, mampu menghalau predator dan aktif bereproduksi. Keharusan tersebut merubah status spesies dari generasi ke generasi. Penyebab evolusi lainnya adalah migrasi dan perubahan lingkungan.

Penolakan terhadap teori Darwin tak lain hanya karena ketidakpahaman terhadap konsep evolusi, ketidakcocokan dengan paham agama dan ketiadaan bukti yang dirasa mendukung teori tersebut.

Mungkin saja bahan dasar manusia itu sama dengan kera karena hampir 97% DNA manusia identik dengan spesies primata.

Antara Darwin dan Darwinisme

Maka setelah kematian Charles Darwin gagasan dia tentang evolusi disebarkan oleh para pengikutnya. Seperti air yang mengalir dari hulu, mula-mula jernih lama-kelamaan sampai ke hilir terkontaminasi dengan berbagai limbah.

Kejernihan pikiran Darwin harus kandas di lidah para pengikut ekstrimnya maka lahirlah Darwinisme, orang-orang yang mengembangkan teori Darwin atau pengikut Darwin.

Para pengikutnya kemudian mengembangkan teorinya menjadi seakan-akan makhluk hidup ini berasal dari sesuatu yang jadi sendiri tanpa ada campur tangan zat lain yang biasa disebut oleh para agamawan adalah Tuhan. Dari sini memaksa para agamawan berseberangan dengan teori Darwin semula.

Interpretasi yang melenceng dari para pengikut fanatiknya menyebabkan malapetaka pengetahuan.

Teori Darwin Hanya Sebatas Teori

Sebuah teori apapun itu latar belakang pengetahuannya tetap saja akan membuka ruang perdebatan. Oleh karena itu, pun sama dalam teori Darwin teori evolusi hanyalah sebatas teori yang bersifat nisbi (relatif).

Satu teori akan dipahami sesuai dengan pengetahuan dasar dari seorang peneliti dan biasanya merupakan tafsir dari pendapat teori itu sendiri, bisa jadi lebih melebar atau berkembang bisa jadi malah menyempit.

Tafsir-tafsir apa pun harusnya tetap membuka ruang bagi kemungkinan yang lain. Jangankan teori manusia, kitab suci saja sangat terbuka lebar untuk diinterpretasi.

Interpretasi adalah penjelasan tentang suatu pernyataan baik itu perkataan manusia atau kalam Ilahi, karena berkembangnya pengetahuan manusia sampai tafsir bisa ditafsir lagi.

Jika Darwin mengungkap bahwa nenek moyang Homo sapiens berasal dari nenek moyang yang sama, bisa jadi ya, bisa juga tidak karena pengetahuan yang murni tidak akan bertentangan dengan kalam Ilahi.

Pengetahuan yang murni adalah pengetahuan yang jujur, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun dari teori tersebut selain mengungkap fakta berdasar data yang ada.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dudi Safari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler