Perayaan Natal dan Lontong Sayur Mba Ida

Rabu, 27 Desember 2023 22:14 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perayaan natal di Panti Werdha makinasik dengan lontong sayur

PERAYAAN hari raya Natal di Panti Werdha Sumarah, Sukamoro, Banyuasin makin seru. Ada sajian lontong sayur yang menambah suasana makin hangat dan akrab. Juru masaknya juga special, Mba Ida namanya yang merupakan perempuan muslim pengabdi panti sejak belasan tahun silam. 

Ada hal menarik, usai bersantap dan melepas rindu dengan kerabat penghuni panti, perjalan berlanjut ke Gua Maria, yang berada di komplek yang sama. “Hari ini mba Ida kebagian jatah masak,” kata Ida, Senin, 25 Desember 2023. Selain masak Lontong Sayur, Ida dan rekannya juga akan membuatkan para penghuni yang sudah berusia lanjut itu opor ayam. Kemudian, sajian tadi dikirim ke kamar masing-masing penghuni atau ada yang disantap bersama-sama. 

“Biasanya ada tamu yang datang ke sini untuk rayakan natal bersama penghuni panti,” ujar Ida. Panti ini dalam naungan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Palembang (Kapal). Lebih dari 30 orang menjadi penghuni panti yang sebagian sudah berusia lanjut dan sakit-sakitan.

Pengabdian Ida

Kardus berwarna coklat diatas sebuah kursi depan ruang kerjanya baru saja tiba. Diambilnya pisau untuk membuka lakban perekat kardus. Belum sempat membuka untuk memastikan isinya, perempuan muslimah, pegawai Panti Werdha Sumarah, Sukamoro, Banyuasin ini mengalihkan pandangan dan menyapa saya yang bertamu dadakan di Sabtu siang, 2 pekan lalu.   

Di ruang kantor itu, ia bersama salah satu rekannya Helenna Dwi Jayanti menghabiskan hari-harinya mengurusi segala keperluan penghuni panti yang jumlahnya sekitar 35 orang. Kenalkan, Ida Royani (55 tahun) nama pengurus panti paling senior dari sekitar belasan pengabdi lainnya. Sehari-hariya Ida mengurusi logistik Yayasan Sosial Pansos Bodronoyo unit  Panti Werdha Sumarah. 

Belakanganya tugasnya bertambah menjadi “Kepala asrama”. Selain Ida ada satu lagi pengurus panti yang juga muslimah. Sebelum menjadi tenaga administrator, Ida cukup lama bersentuhan langsung dengan penghuni panti yang rata-rata berusia lanjut, sakit menahun hingga penghuni yang dibuang oleh keluarganya. 

Sehingga itu bagi Ida aktivitas memandikan, membersihkan kotoran serta menyuapi opa-oma penghuni panti sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Termasuk ketika harus bermalam dan mendampingi penghuni yang sakit di Rumah Sakit, Ida melakoninya dengan ikhlas. “Kadang-kalah juga saya dan rekan-rekan pengurus ini menjadi penengah bila ada perselisihan diantara penghuni panti,” kata Ida Royani, Sabtu, 16 Desember 2023. 

Iya, tugas sebagai juru damai tidak dapat dielakkan. Maklum penghuni panti memiliki latar belakang agama, suku, pendidikan dan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu seiring usia yang bertambah, kadang kala kata Ida diantara penghuni muncul sikap childish atau kekanak-kanakan. “Kadang ada yang suka mejahili teman sekamarnya. Makanya penghuni ini harus kami damping terus,” ujar Idah sembari tertawa mengingat tingkah penghuni panti. 

Sejak 2005

Ida Royani menjadi staff Panti Werdha Sumarah, Sukamoro, Banyuasin sejak tahun 2005. Sebelum meninggal dunia sekitar 10 tahun silam, suaminya juga merupakan karyawan di Panti tersebut. Dengan demikian tahun ini merupakan tahun ke 18 Ida menjadi bagian pelayanan sosial dibawah Keuskupan Agung Palembang. 

Pada momen hari raya Natal tahun 2023 ini, Ida mengisahkan kisah hidupnya yang dia habiskan di tengah-tengah orang-orang yang berbeda keyakinan. Baginya beda keyakinan bukan jadi alasan untuk bermusuh-musuhan satu sama lainnya. 

Berkarya dan mengabdi ditengah komunitas Katolik tidak membuat Ida merasa dikucilkan dan asing. Bahkan ida begitu akrab pada seluruh pengurus panti hingga ke pimpinan tinggi gereja.

Bukti nyata ia mengaku  akrab dengan dunia Katolik diantaranya: beberapa ritual keagamaan dan ritual gereja sudah fasih ia lakoni seperti mendampingi penghuni pati saat doa. Ida juga dapat melapalkan beberapa doa berkat keseringannya melihat dan mendengar aktivitas para penghuni panti yang mayoritas non-muslim. 

“Soal itu, saya pernah mendampingi seorang penghuni panti yang mendekati kematian. Saya tuntun ia berdoa secara Katolik. Kemudian baru saya panggil petugas untuk melakukan persiapan pemulian jenazah berikutnya,” ujar Ibu dua anak ini. 

Tahun depan Ida masuk masah pensiun. Dengan demikian Ida bernaung dibawah yayasan Keuskupan Agung Palembang sudah 19 tahun. Ia pun membagi resep awet berdampingan dengan orang berbeda keyakinan dengan cara Ikhlas mengabdi. “Yang penting kita kerja dengan ke-ikhlasan. Selagi panti masih membutuhkan tenaga saya maka Insyaallah jalan terus.” Tutup Ida. 

Kata Hellena

Helenna Dwi Jayanti, merupakan teman satu ruang Ida di Panti Werdha Sumarah. Juniornya ini merupakan penganut Katolik yang taat. Hellena mengenal Ida sudah cukup lama bahkan sejak kecil karena ia juga dilahirkan dari lingkungan panti. Bahkan Hellena menganggap Ida sebagai saudara hingga orang tua sendiri. 

“Dulunya mami Ida ini teman kerja ibu saya di sini,” kata Hellena. Dalam menjalankan tugasnya sebagai penanggung jawab bidang logistik dan kepala asrama, Ida dimata Hellena begitu menjiwai perannya. “Orangnya supel,” tambah Hellena.  

Dihuni 35 orang

Panti Werdha Sumarah, Sukamoro Banyuasin dihuni sekitar 35 orang. Mereka terdiri dari 21 orang laki-laki dan 14 perempuan. Mereka tinggal dalam 20 ruangan yang telah disiapkan oleh pengelola yayasan. 

Setiap kamar dilengkapi dengan tempat tidur, kamar mandi, lemari pakaian. Juga tersedia dapur umum  dan ruang pertemuan. Di antara kamar tidur terdapat Musola sebagai tembat sholat sekitar 5 orang penghuni panti.  

Di dalam kamar-kamar itulah mba Thomas Noto Hartopo 89 th (penghuni tertua),penghuni paling muda Mulyadi (48 tahun) dan puluhan penghuni lainnya menghabiskan sisa hidupnya.

Aktivitas penghuni

Setiap harinya, penghuni panti dituntut untuk tetap aktiv agar tetap sehat dan produktif di usia lanjut. Namun beberapa panghuni lainnya hampir tidak dapat beraktifitas normal lantaran usia dan kesehatan. 

Aktivitas harian dimulai pukul 5 pagi diawali dengan olahraga dan mandi. Kemudian pukul 6 pagi dilanjutkan dengan sarapan dan doa pagi hari. Setelah itu para penghuni dapat melakukan rutinitas bebas seperti membantu masak  dan membersihkan halaman. 

Kemudian pukul 10.00 pembagian snak pagi. 10.30: break/ santai, 11.30 makan siang, pukul 13.00-15.00 istirahat siang, pukul 15.00 snak sore, 16.30 Doa sore dan dilanjutkan dengan makan malam. 

Lokasi 

Panti Werdha Sumarah berada di desa Sukamoro RT 27, RW 06, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Sumatera Selatan. Dalam satu hamparan areal yang sama terdapat destinasi wisata rohani Via Crucis Sukamoro dan Gua Maria Mater Misericordiae atau Bunda Belas Kasih. 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Perayaan Natal dan Lontong Sayur Mba Ida

Rabu, 27 Desember 2023 22:14 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler