ISEI DIY Bahas Perekonomian Ramadhan dalam Ngober

Senin, 18 Maret 2024 09:47 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prof Lincolin, Guru Besar FEB UGM mengungkapkan belanja masyarakat selama bulan puasa mengalami peningkatan, walaupun harga beras naik. Di negara dengan jumlah penduduk banyak seperti Cina dan India serta Indonesia, kontribusi konsumsi memang cukup tinggi, hyakni di kisaran 57-60%.

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selenggarakan Ngobrol Ekonomi Ramadhan (Ngober) pada Sabtu (16/3/2024) di The Alana Hotel and Convention, DIY. Hadir dalam acara ini Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., Ketua Dewan Penasehat ISEI DIY Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ketua ISEI DIY Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., Wakil Ketua ISEI DIY Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D., Dr. Y. Sri Susilo Sekretaris ISEI DIY, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. yang merupakan Pengurus ISEI DIY, Dr. Rudy Badrudin, M.Si.

Hadir juga Wakil Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) DIY, Dr. Budiharto Setyawan dari ISEI DIY, Dian Ariyani, S.E., M.M. yang merupakan Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY, Parjiman, S.E., M.M. selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Ibrahim yang merupakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Bakti Wibawa dari ISEI DIY, dan Dr. Jumadi, S.E., M.M. dari ISEI DIY. Turut hadir dalam acara ini Rony Sugiantoro Viko yang merupakan jurnalis senior Kedaulatan Rakyat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prof Edy menyampaikan bahwa bagi Indonesia, dan umumnya negara mayoritas muslim, bulan puasa menjadi salah satu siklus ekonomi musiman. “Dalam konteks ibadah, bulan puasa menjadi bulan yang dinanti-nanti karena merupakan bulan penuh berkah dan bulan ibadah, bulan pengampunan, dan sebutan lainnya. Namun bagi pelaku sebagian ekonomi, Ramadhan juga ditunggu-tunggu karena menjadi siklus tahunan yang dapat mendorong kenaikan permintaan secara signifikan, Bulan Ramadhan menggerakkan juga seasonal economy,” kata mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.

Prof Lincolin yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan bahwa belanja masyarakat selama bulan puasa ini mengalami peningkatan, walaupun harga beras juga naik. Ibrahim dalam pemaparannya menyampaikan bahwa di negara dengan jumlah penduduk banyak seperti Cina dan India serta Indonesia, kontribusi konsumsi cukup tinggi di kisaran 57-60%.

Parjiman dalam kesempatan ini mengungkapkan bahwa akan ada perputaran uang yang lebih besar di masa Ramadhan dan Idul Fitri. Sementara Dian Ariyani mengemukakan bahwa pada bulan Ramadhan terjadi peningkatan kredit pada perbankan karena bulan tersebut merupakan masa panen bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memerlukan persediaan untuk persiapan lebaran.

Prof Didi dalam kesempatan ini mengemukakan bahwa kenaikan harga yang terjadi saat ini harus dicermati apakah seasonal atau struktural. “Teknologi pertanian yang ada sekarang dapat meningkatkan hasil panen,” tambah Dekan FEB UGM ini. Selanjutnya, Dr. Budiharto mengungkapkan bahwa waktu akhir Ramadhan merupakan masa panen bagi sektor akomodasi dan juga makanan minuman. Dr. Rudy kemudian menjelaskan bahwa 10% pemudik membelanjakan uang sebesar 1-10 juta rupiah pada saat pulang kampung.

Dr. Jumadi, yang merupakan Dekan Fakultas Ekonomi UWM menyatakan bahwa fenomena saat ini disebut juga romadhonomic, dimana terjadi kenaikan konsumsi dan kenaikan penawaran. Dr. Gumilang pada kesempatan ini menunjukkan bahwa kemiskinan di DIY saat ini sebagian besar berada di perkotaan. Bakti Wibawa mengemukakan bahwa dalam Ramadhan ini ada aspek tradisi, kebiasaaan, dan budaya. Dr. Amirullah menyatakan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan situasi di bulan Ramadhan, sehingga telah dipersiapkan sebelumnya.

Acara Ngobrol Ekonomi Ramadhan ini ditutup dengan buka puasa bersama.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler