Mendongeng dan Dampaknya Bagi Pemahaman Kosakata Siswa

Rabu, 27 Maret 2024 06:23 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah aktivitas mendongeng selesai, kami bermain scavenger hunt dilanjutkan dengan pengisian survei. Survei ini untuk mengukur seberapa jauh peningkatan pemahaman siswa dan siswi terhadap kosakata berbahasa Inggris. Hasilnya?

     Mendongeng merupakan sebuah kegiatan yang memiliki berbagai dampak baik bagi peningkatan pemahaman kosakata maupun literasi bacaan pada pelajar maupun masyarakat di suatu daerah. Berangkat dari fakta tersebut, pada hari Sabtu-Minggu, 16-17 dan 23 Maret 2024, saya melakukan kegiatan Storytelling and Dialogic Reading di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bambu Kuning, Jakarta Barat.

Di dalam kegiatan Storytelling and Dialogic Reading ini, bersama dengan rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang lain, kami membacakan buku yang telah ditentukan oleh dosen kepada kami sebelumnya. Saya sendiri membacakan buku Antarctica (Antartika), yang ditulis oleh Helen Cowcher. Ilustrasi buku yang sangat menarik membuat para siswa tertarik untuk mendengarkan dan memahami isi bacaan secara antusias.

Setelah aktivitas mendongeng selesai, kami bermain scavenger hunt (mencari harta karun yang disembunyikan di seluruh kawasan RPTRA), dilanjutkan dengan pengisian survei. Survei ini diberikan kepada seluruh siswa untuk mengukur seberapa jauh peningkatan pemahaman siswa dan siswi terhadap kosakata berbahasa Inggris. Hasilnya, sebagian besar siswa dan siswi merasa mulai mendapatkan pemahaman baru terhadap kosakata bahasa Inggris yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya, dan bisa diaplikasikan di dalam kehidupan.

Setelah survei dalam bentuk kertas diberikan, anak-anak kemudian diwawancarai satu per satu untuk menanyakan mengenai apa saja language items (materi kebahasaan) baru yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan mendongeng bilingual selama tiga kali. Di sisi lain, kami juga menanyakan mengenai cerita mana yang paling mereka sukai dari tiga cerita yang telah dibacakan.

Ada siswa-siswi yang masih sungkan untuk menjawab, tetapi beberapa lainnya mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan pemahaman baru dalam hal vocabulary (kosakata) maupun enunciate pronunciation (pelafalan yang baik dan benar), dan berjanji akan menerapkannya di dalam rutinitas pembelajaran mereka diiringi rasa semangat.

Sebagai penutup, saya merasa sangat senang dapat mengajar siswa-siswi kelas empat hingga enam SD, karena kelak, mereka yang akan menjadi penerus bangsa. Jika tidak diberikan fondasi yang matang dan mantap sedari dini, kapan mereka akan menjadi pribadi yang unggul dan berkompeten demi mewujudkan kesetaraan dan kemajuan di Indonesia maupun dunia?

Bagikan Artikel Ini
img-content
Joseph Hiwakari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler