Persaudaraan Haji Harus Berbuat untuk Kemaslahatan Umat
Kamis, 2 Mei 2024 08:43 WIBPara haji sebagian besar adalah dari golongan mampu secara ekonomi, dan terdidik. Mereka dituntut ikut berbuat banyak untuk kemaslahatan umat dan Bangsa.
Masyarakat yang sudah menunaikan ibadah haji, umumnya adalah golongan menengah atas, atau mereka yang secara hukumnya masuk kategori wajib haji. Para haji ini Sebagian besar adalah mampu secara ekonomi, dan terdidik. Oleh karena itu, mereka yang sudah ber-haji ini, terutama yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) untuk ikut berbuat banyak untuk kemaslahatan umat dan Bangsa.
“Ini sesuai dengan Misi dari IPHI, yang antara lain untuk mengembangkan dakwah bilhal demi kemaslahatan umat dan Bangsa ini,” demikian disampaikan Prof Edy Suandi Hamid, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta dalam ceramah Hikmah Syawalan di hadapan Pengurus Daerah IPHI dan Majelis Taklim Perempuan DIY di Sekolah Al Azhar Yogyakarta. Hadir dalam acara yang diikuti lebih 100an jamaah tersebut Ketua IPHI DIY Drs Hafidh Ashrom, Kakanwil Kemenag DIY Dr Musmin, dan Biro Mental DIY Drs Wiryawan Sudianto. Di samping Syawalan, pada kesempatan tersebut dilakukan penyerahan SK Pergantian Antar Waktu pengurus IPHI DIY.
Menurut Prof Edy, Indonesia masih banyak persoalan yang dihadapi, seperti persoalan kemiskinan, korupsi, juga tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar berpendidikan rendah. Secara global juga Pendidikan umat Islam masih rendah, termasuk dilihat dari rata-rata lamanya sekolah. “Padahal Islam sangat mendorong umatnya untuk belajar dan belajar. Kita bisa menggali ilmu pengetahuan dari Al-Qur’an, Hadist, dan juga melalui ijtihad yang tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist tersebut. Ini yang dilakukan umat Islam pada masa keemasannya pada sekitar abad kedelapan hingga tiga belas,” ujar Prof Edy sembari memberi contoh ilmuwan besar Islam seperti Ibnu Sina, Al-Kindi, Imam Ghazali, Al-Hawwarij, yang melahirkan berbagai teori terkait filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, dan lainnya.
Terkait Syawalan sendiri Prof Edy menytakan, suatu tradisi baik untuk melakukan introspeksi setelah sebulan lamanya di bulan Ramadhan kita dididik dalam berperilaku, dan beribadah dengan baik. “Saat di akhir bulan Syawal kitab bisa mengukur, apakah hasil Pendidikan selama Ramdahan masih berlanjut? Jika terjadi peningkatan, sesuai makna dari Syawal, maka itu berarti majelis Ramadhan, darul Ilmi selama puasa itu, telah berhasil, dan membuat kita menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya,” ujar mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) ini.
Sementara itu Ketua Pengda IPHI DIY Drs Hafidh Ashrom MM menyatakan harapannya afar Pengda IPHI dapat aktif menajalankan programnya. IPHI DIY juga terlibat dalam membantu mengatasi masalah-masalah di DIY, seperti masalah stunting, sehingga keberadaan IPHI memberikan manfaat bukan saja pada anggota, melainkan juga pada Masyarakat. Ketua IPHI Hafidh Ashrom juga menyampaikan dan mendistribusikan member card pengurus IPHI untuk diskon belanja. “Ini bisa dibelanjakan pada puluhan mitra IPHI di tanah air. Ada untuk konfeksi, hotel, restoran, hingga untuk cat otomotif,” ujar Hafidh Ashrom yang juga Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI dari DIY ini.
Antonius Satria Hadi
0 Pengikut
PT BPRS HIK MCI Raih Infobank Award 2024
1 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler