Inovasi Jamban dari Masa ke Masa
Sabtu, 13 Juli 2024 11:34 WIBJamban diperkirakan sudah ada sejak 3500-3000 SM tepatnya di peradaban Mesopotamia yang sekarang meliputi wilayah Irak, Suriah, dan Iran. Saat itu, orang-orang Sumeria membuat toilet yang sederhana yaitu berupa lubang-lubang sederhana yang dilapisi keramik sebagai tempat duduk. Toilet model ini tidak dilengkapi proses pembilasan setelah melakukan buang hajat. Hiii...
Masalah sanitasi yang layak, seperti kebersihan toilet atau jamban selalu menjadi masalah yang tak kunjung usai dibanyak negara berkembang termasuk Indonesia. Tidak hanya di desa-desa, masalah sanitasi kerap juga ditemukan di Ibukota negara seperti Jakarta. Jamban-jamban yang berada dipinggir sungai merupakan salah satu dari banyak jamban yang tidak layak dinegeri ini dan tentu saja tidak baik untuk kesehatan dan mencemari lingkungan.
Tetapi awal penemuan Jamban di dunia memang tidak sebagus dan sebaik sekarang. Banyak perubahan dan perbedaan ditiap negara dalam tempat pembuang air yang layak untuk manusia dalam sejarahnya.
Mesopotamia
Banyak sumber-sumber bersejarah yang menampilkan berbagai versi penemuan jamban dari berbagai peradaban. Penemuan tertua diperkirakan pada 3500-3000 SM tepatnya di peradaban Mesopotamia yang sekarang meliputi wilayah Irak, Suriah, dan Iran masa sekarang. Saat itu, orang-orang Sumeria membuat toilet yang sederhana yaitu berupa lubang-lubang sederhana yang dilapisi keramik sebagai tempat duduk. Pada toilet model ini tidak ada proses pembilasan setelah melakukan buang hajat.
Sistem pembilasan baru muncul di kawasan itu pada satu milenium kemudian yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia dengan tambahan desain dua dinding kecil dengan celah ditengahnya.
Lembah Sungai Indus
Selain di Mesopotamia, penggunaan toilet juga ditemukan di peradaban Sungai Indus yang berada di Pakistan dan India zaman sekarang. Penggunaan toilet diperkirakan sudah ada pada 2500 SM. Berbeda dengan peradaban Mesopotamia yang menggunakan keramik. Masyarakat Sungai Indus menggunakan tanah liat sebagai bahan pembuatan toilet.
Kota-kota yang paling awal memiliki sanitasi ini terdapat di Harappa, Mohenjo-daro, dan Rakhigarhi. Bahkan sistem drainase di kota Mohenjo-daro di provinsi Sindh, India diklaim sebagai kota kuno dengan drainase paling canggih yang dibuat pada masa peradaban kuno manapun di dunia. Tidak hanya limbah sistem drainase itu meliputi penampungan air hujan, pipa air, dan saluran pembuangan limbah. Sistem drainase ini diklain sudah ada sejak 4500 tahun yang lalu.
Romawi Kuno
Kemudian pada perabadan Romawi Kuno masyarakat miskin pada peradaban ini menggunakan tong sebagai tempat pembuangan mereka sementara golongan yang lebih kaya sudah ada yang memiliki toilet pribadi.
Gambaran Toilet Era Romawi Kuno (Sumber: Wikimedia Commons)
Peradaban ini juga memiliki toilet umum yang bisa menampung 50 hingga 60 orang sekaligus tanpa sekat. Sehingga satu sama lain bisa melihat satu sama lain hingga tak jarang berbicara satu sama lain. Ini lah asal mula perkataan “melakukan/urusan bisnis” (to do one’s business) ketika ingin ke toilet karena saat itu pembicaraan yang didiskusikan adalah urusan bisnis.
Salah satu toilet yang terkenal oleh Kekaisaran Romawi yaitu Cloaca Maxima yang berada di Roma sejak 600 SM. Toilet publik ini dibilang sangat maju pada zamannya karena memiliki pembuangan limbah yang rumit dengan mengalirkan air berserta limbahnya dari kota ke sungai. Sistem ini terbukti membuat sanitasi kota mereka sangat terjaga ketika itu.
Abad Pertengahan
Memasuki abad pertengahan, dataran Eropa sedang mengalami masa kemunduran dengan bubarnya kekaisaran Romawi yang Berjaya sangat lama di Eropa. Pada masa abad pertengahan atau disebut oleh orang Eropa abad kegelapan kegiatan buang air dilakukan diberbagai tempat hingga di jalan. Itu terjadi sebab jumlah toilet yang terbatas.
Contoh dari toilet kastil pada abad pertengahan di Eropa (Sumber: Wikimedia Commons)
Toilet-toilet pada zaman ini hanya berupa celah-celah dinding castil yang dilubangi dan dibiarkan begitu saja di parit yang dinamakan dengan garderobe. Berasal dari kata perancis garde de robes yang artinya pelindung pakaian. Sesuai namany garderobe lebih bertujuan untuk melindungi pakaian dari kotoran.
Namun penggunaan garderobe justru menimbulkan permasalahan lain karena banyak kotoran yang dibiarkan begitu saja di parit-parit sehingga menimbulkan berbagai penyakit yang banyak menjangkit orang Eropa saat itu karena lingkungan yang tidak higienis. Penyakit yang paling umum akibat kotoran ini ialah kolera dan tifus.
Zaman Modern
Kesadaran memiliki toilet yang layak baru muncul pada abad ke 16 dengan banyak pemerintahan di Eropa saat itu menganjurkan setiap warganya membuat toilet di rumahnya masing-masing disamping membuat toilet-toilet umum.
Pada abad ini juga inovasi penggunaan air untuk penyiraman kotoran ditemukan tepatnya pada tahun 1597. Datang dari orang kebangsaan Inggris, Sir John Harrington. Toilet buatan Harrington Bernama “Ajax”. Kata Ajax sendiri berasal dari kata “jakes” yang merujuk pada bahasa gaul dari toilet.
Desain Toilet buatan Sir John Harrington (Sumber: HistoryToday.com)
Namun inovasi ini tidak bisa dilakukan secara massal karena penggunaan air yang cukup besar dalam proses pembilasannya ditambah bau/gas kotoran manusia yang masih bisa tercium dalam toilet.
Baru pada paruh kedua abad ke-19 banyak melahirkan inovas-inovasi pada bidang toilet khusunya kloset. Dimulai oleh Alexander Cummings berhasil mematenkan toilet dengan sistem katup atau yang dikenal dengan S-trap yaitu pipa melengkung untuk mencegah gas habis pembuangan tidak naik keatas toilet yang merupakan masalah pada toilet temuan Sir Harrington. Penemuan ini merupakan terobosan besar karena membuat toilet jauh lebih bersih. S-trap sendiri bahkan masih bisa ditemukan pada toilet-toilet saat ini.
Tidak hanya itu, Cummings juga menyelesaikan permasalahn kloset Sir Harrington yang lain yaitu penggunaan air yangs sangat besar. Solusi yang ditemukan Cummings dengan dengan memindahkan katup yang Sir Haringgton letakkan diatas dipindahkan kebawah toilet yang membuat kinerja toilet jauh lebih efisien.
Kemudian paten juga dilakukan oleh Thomas Crapper dalam kurun waktu 1881 hingga 1896 yang mendorong perkembangan toilet yang berimbasan melonjaknya permintaan toilet di seluruh kota-kota besar Eropa. Atas jasanya ini kata Crapper bahkan digunakan sebagai bahas gaul orang Amerika yang merujuk pada kloset pada awal abad ke-20.
Dalam perjalanannya toilet terus mengalami perubahan dan perbedaan diberbagai negara mulai adanya toilet dengan memiliki pemanas yang ada di negara beriklim empat musim hingga toilet yang memiliki bidet bagi negara-negara mayoritas muslim.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Zaken Kabinet Hanya Merupakan Utopia?
5 hari laluSaatnya Anies Buat Partai Baru
Rabu, 21 Agustus 2024 18:52 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler