Pelangi Cinta Dari Belitung

Selasa, 30 Juli 2024 11:48 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pelangi Cinta Dari Belitung berkisah tentang kegigihan seorang perempuan dalam menghadapi kemiskinan sehingga sukses. Novel ini juga menggambarkan bagaimana tokohnya berjuang melawan kanker.

Judul: Pelangi Cinta Dari Belitung

Penulis: Wahyu Sujani

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 2017

Penerbit: Semesta Rakyat Merdka

Tebal: ix + 387

ISBN:

 

Pelangi Cinta Dari Beilutng berkisah tentang kehidupan Nyonya Hon Tjin Lian (Liana) yang akrab dipanggil Achin. Perjuangannya dari anak miskin mengjadi hidup berkecukupan dan kegigihannya melawan kanker selama 13 tahun adalah teladan bagaimana seharunya kita menghadapi kehidupan. Dalam novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata ini juga kita belajar tentang persahabatan. Pantaslah kalau para pesohor seperti Yuzril Ihza Mahendra memberikan testimoni dalam buku ini.

Liana dilahirkan dalam keluarga Tionghoa Belitung. Tepatnya di Kampung Arab Kecamatan Manggar.  Ayahnya adalah seorang pekerja PT. Timah yang hidup pas-pasan. Ia terpaksa berhenti sekolah ketika lulus SD. Orangtuanya tak mampu membiayai lagi, meski ia sangat ingin meneruskan sekolah ke SMP, seperti teman-teman lainnya.

Meski hanya lulus SD, Liana mempunyai talenta yang tak dimiliki oleh kebanyakan anak seusianya. Pada usia 13 tahun Liana sudah sangat pandai menjahit. Achin adalah anak yang sangat tekun belajar menjahit. Tak aneh jika banyak langganannya adalah orang terkenal di sekitaran Manggar. Achin bukanlah penjahit yang sombong. Ia tetap mau membantu tetangganya menjahitkan pakaian yang sobek.

Saat berusia 17 tahun, Liana memutuskan untuk mengadu nasip ke Jakarta. Ia tinggal bersama dengan keluarga bibinya yang punya usaha menjahit pakaian. Sebagai anak yang tekun, Liana segera saja mendapat langganan. Kehadiran Liana di tempat bibinya membuat usaha bibinya berkembang.

Prestasi yang membanggakan dalam karir Liana adalah saat ia merancang busana bagi Marianne. Marianne adalah Putri Filipina yang menjadi pemenang kedua dalam kontes Putri Asean yang diselenggarakan di Jakarta.

Liana yang semakin matang akhirnya disunting oleh Adi. Adi adalah seorang pekerja film. Ia menyutradarai beberapa film dan mengorbitkan beberapa bintang sinetron. Sebenarnya Adi masih kerabat Liana. Adi juga berasal dari Belitung. Adi dan Liana hidup dengan bahagia. Pasangan ini dikaruniai 4 orang anak. Dua perempuan, dua laki-laki.

Namun di tengah kebahagiaan tersebut Liana didiagnosis mengidap kanker stadium 3 B, dan segera saja menjadi stadium 4. Ibu muda ini tentu saja sangat shock mendengar berita tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati kankernya. Dalam proses pengobatan, emosi Liana naik turun. Sebab kanker membuat tubuhnya mengalami kesakitan yang amat sangat.

Penderitaan karena kanker itu ditambah dengan kebangkrutan usaha perfilman suaminya karena peristiwa 1998. Kerusuhan di Jakarta membuat keluarga ini harus mengungsi ke Belitung. Saat kembali ke Jakarta, usaha film sangat sepi. Kebangkrutan Adi membuat anak perempuan Liana harus berjualan kue di sekolah. Namun Adi adalah seorang suami dan ayang yang bertanggungjawab. Ia merintis usaha tambang timah, meski tidak besar.

Wahyu Sujani menggambarkan bagaimana perjuangan Liana menghadapi penyakit ganas tersebut. Dengan dukungan suami dan anak-anaknya, Liana berhasil menghadapi kanker selama 13 tahun, sebelum akhirnya kanker menang atas tubuhnya. Wahyu Sujani menuliskan tentang betapa pentingnya dukungan keluarga. Cinta dari anggota keluarga membuat Liana mempunyai semangat hidup yang mampu memperlambat perkembangan kankernya. Nyonya Hon Tjin Lian meninggal di usia 55 tahun. Liana sempat melihat cucu-cucunya.

Liana adalah seorang perempuan yang rendah hati dan suka menolong. Dalam novel ini, persahabatan antara Liana dengan Bang Oma dan Akim menunjukkan betapa Liana tidak membeda-bedakan dalam berteman. Bang Oma adalah pemuda lokal yang badannya besar dan berewokan. Meski berbeda etnis Liana bisa bersahabat dengan Bang Oma. Persahabatan itu terus terjadi meski Liana sudah tinggal di Jakarta.

Persahabatan Liana dan Akim lebih menarik lagi untuk disimak. Akim dan Liana tumbuh sebagai sepasang sahabat yang sama-sama miskin. Keduanya tumbuh dalam keluarga pekerja PT. Timah. Meski akhirnya Liana berhasil secara ekonomi, persahatan Liana dan Akim tidak putus. Bahkan Akim kut keluarga Liana sampai Akim berhasil menemukan pasangan hidupnya.

Nyonya Hon Tjin Lian alias Achin alias Ibu Liana adalah sosok yang bisa kita teladani. Ia gigih dalam memperjuangkan hidupnya. Ia adalah seorang pekerja keras yang tekun membangun karirnya. Ia tak menjadi sombong saat telah sukses. Liana berhasil melawan kanker selama 13 tahun. Bahkan Liana membantu para penderita kanker lainnya untuk berani bertahan hidup. 853

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler