Keunggulan Pendidikan di Pondok Pesantren
Senin, 5 Agustus 2024 22:13 WIBPondok Pesanten sekarang menjadi lembaga pendidikan yang makin diminati masyarakat. Apa sebab?
Dewasa ini pesantren menjadi lembaga pendidikan yang makin dilirik masyarakat. Perkembangan kehidupan yang makin bebas dan terbuka telah membawa tantangan baru bagi pendidikan anak. Maraknya narkoba, pergaulan bebas, dan perilaku jahat dalam masyarakat adalah fenomena yang dapat mengancam masa depan generasi muda. Karena itu, banyak orangtua mencari perlindungan lewat lembaga pendidikan yang dapat menyelamatkan anak-anak dari dampak buruk pergaulan masyarakat tersebut. Salah satu alternatifnya adalah pesantren.
Selain itu, kesibukan orangtua adalah faktor lain yang menyebabkan pesantren makin diminati masyarakat. Banyak orangtua yang sibuk dengan pekerjaan sehingga perhatian terhadap anak makin berkurang. Kesempatan untuk membimbing dan mendampingi anak pun makin terbatas pada waktu-waktu tertentu. Itu pun jika dimanfaatkan dengan baik. Jika tidak, tentu dampaknya akan lebih parah.
Kondisi seperti itu telah menimbulkan kekhawatiran akan masuknya unsur-unsur negatif dalam kehidupan anak. Apalagi penetrasi budaya sekarang ini tidak hanya masuk lewat pergaulan fisik, tapi juga melalui media massa dan media sosial akibat maraknya alat komunikasi yang makin menyatu dalam kehidupan mereka. Karena itu, adanya lembaga yang bisa mengamankan masa depan anak dari dampak negatif pergaulan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Dan salah satu yang bisa memberi harapan adalah pesantren.
Pesantren adalah lembaga pendidikan berasrama yang siswanya (disebut santri) tinggal di lingkungan sekolah di bawah bimbingan guru atau kiai. Di dalam pesantren, siswa menjalani kehidupan 24 jam sehari dengan kegiatan yang terprogram. Semua dilakukan di bawah pengawasan kiai, guru atau pengasuh. Santri dibimbing tidak hanya untuk belajar, tapi juga menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Membaca Al-Quran, salat berjamaah, olahraga, dan aktifitas hidup lainnya menjadi menu harian yang dijalani santri di pesantren.
Meski tergolong lembaga pedidikan tua dan sebagian masih terlihat tradisional, banyak pesantren yang telah berubah menjadi lembaga pendidikan modern. Bahkan, sebagian ada yang melakukan terobosan dan inovasi sehingga menjadi lembaga pendidikan yang cukup kompetitif dibandingkan lembaga-lembaga lain yang bukan pesantren.
Pesantren modern (boarding school) yang banyak menjamur akhir-akhir ini telah menjadi jawaban bagi orangtua yang menginginkan pendidikan alternatif yang bersifat holistik. Yaitu pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum, mengembangkan tidak saja aspek intelektualitas dan ketrampilan, tapi juga pendidikan karakter dan moral yang kuat.
Pendidikan Karakter
Beberapa dekade yang lalu, pendidikan nasional di negeri ini sempat mengalami “krisis” akibat terjadinya ketimpangan. Tidak saja ketimpangan kualitas dan layanan antara pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan, antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur, tapi juga ketimpangan dalam muatan pendidikan yang kurang memperhatikan pendidikan agama dan karakter. Akibatnya, muncul gejala dekadensi pada perilaku generasi muda.
Di masa Orde Baru, pendidikan nasional cenderung sekularistik, lebih menekankan penguatan ilmu-ilmu umum dan kurang memperhatikan pendidikan agama. Pendidikan agama diserahkan kepada lembaga-lembaga swasta yang dikelola oleh organisasi keagamaan, sekolah swasta, dan pesantren. Akibatnya, terjadi ketimpangan. Di satu sisi sekolah pemerintah menghasilkan orang-orang yang pandai ilmu umum tapi lemah ilmu agama. Di sisi lain, pendidikan swasta cenderung menghasilkan orang-orang yang kuat dalam ilmu agama tapi lemah dalam ilmu-ilmu umum.
Kebutuhan untuk menguatkan pendidikan karakter baru muncul pada tahun 2013. Lahirnya Kurikulum 2013 merupakan bagian dari reformasi pendidikan di Indonesia waktu itu. Kurikulum ini menekankan pengembangan karakter sebagai salah satu aspek penting dari proses pendidikan, dengan fokus pada nilai-nilai seperti integritas, kerja sama, tanggung jawab, dan kepedulian sosial. Penerapan kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan positif.
Secara umum, kondisi yang melatarbelakangi penguatan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 adalah adanya gejala krisis moral dan etika pada sebagian warga bangsa. Pada awal abad ke-21, terdapat kekhawatiran mengenai penurunan nilai-nilai moral dan etika di kalangan generasi muda. Kasus-kasus seperti kekerasan, korupsi, dan perilaku tidak etis lainnya memicu kebutuhan untuk memperkuat pendidikan karakter guna menciptakan generasi yang tidak hanya pintar tetapi juga berbudi pekerti yang baik.
Fenomena globalisasi dan perubahan sosial yang cepat juga telah menciptakan tantangan baru bagi pendidikan. Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan penanaman nilai-nilai yang kokoh dan prinsip-prinsip karakter yang kuat agar siswa dapat beradaptasi dan berperan positif dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Kebutuhan terhadap pendidikan yang holistik juga menjadi alasan perlunya penguatan pendidikan karakter karena pendidikan yang hanya fokus pada pencapaian akademis tidak cukup untuk mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan secara menyeluruh. Pendidikan karakter dianggap sebagai komponen penting dalam mendukung pengembangan siswa secara holistik, yang mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial.
Kelebihan Pesantren
Kehadiran pesantren modern dianggap menjembatani kesenjangan antara dua kutub yang bersebarangan tersebut dan ketimpangan yang terjadi. Selain mengajarkan ilmu umum, pesantren modern juga mengedepankan pendidikan agama dan moral sebagai ciri khas. Kekuatan pembinaan agama, di samping perhatian yang tidak kalah pada pendidikan umum, menjadi alasan mengapa pesantren modern banyak dilirik masyarakat. Orangtua yang sadar akan pentingnya pendidikan agama tidak akan rela membiarkan anaknya kering dari pendidikan agama, sehingga lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren. Itu alasan pertama.
Kedua, pesantren menawarkan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Di pesantren, siswa hidup bersama teman-temannya dalam lingkungan yang memang diciptakan untuk pendidikan. Siswa melaksanakan berbagai aktivitas yang terprogram untuk peningkatan kualitas diri baik di bidang akademis maupun non-akademis. Di dalam pesantren, siswa mendapat bimbingan, binaan dan pengawasan dari kiai, pengasuh dan para guru.
Pesantren sekilas memang mirip "penjara" tapi bisa menjadi solusi bagi mereka yang menghawatirkan pengaruh negatif lingkungan masyarakat. Dewasa ini masyarakat menawarkan kondisi yang tidak semuanya positif bagi pendidikan. Sebagian bahkan rawan menimbulkan problem disorientasi anak yang memang rentan terhadap godaan. Fenomena kenakalan remaja, pergaulan bebas, premanisme, minuman keras, dan narkoba adalah hal-hal yang dapat mengganggu pendidikan anak. Bila orangtua tidak waspada, hal-hal semacam itu dapat menjerumuskan anak ke lembah kenistaan, dan bahkan menjadikan mereka kehilangan masa depan.
Ketiga, pesantren membentuk kepribadian siswa untuk menjadi manusia yang tangguh dan berkarakter. Pembinaan mental-spiritual cukup kuat di pesantren. Di pesantren siswa dilatih untuk hidup sederhana, mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab. Suasana kebersamaan juga melatih siswa untuk bisa bersosialisasi dengan siapapun dan dari latar belakang apapun. Beberapa pesantren bahkan memiliki siswa dari berbagai daerah. Ini tentu akan memperkuat pendidikan multikultural sekaligus memperluas jaringan pergaulan siswa di kemudian hari.
Pendidikan yang baik tidak hanya mengembangkan aspek intelektualitas, tapi juga mentalitas dan spritualitas. Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor yang disebut Kecerdasan Emosional (EQ). Ini artinya, faktor mentalitas lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang daripada intekektualitas, meski kedua-duanya juga penting. Pendidikan di pesantren mengasah kedua kecerdasan tersebut.
Keempat, banyak pesantren yang mutu pendidikannya tidak kalah dari sekolah pada umumnya, bahkan ada yang lebih unggul. Tentu dengan ciri khas masing-masing. Ada pesantren dengan keunggulan di bidang akademik, ada pula yang menekankan pendidikan ilmu-ilmu agama. Ada yang menguatkan tahfidzul Quran, ada yang menjadikan bahasa Arab dan Inggris sebagai ciri utama, ada pula yang mengembangkan teknologi dan ketrampilan, dan sebagainya. Semua itu menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat dan anak didik untuk mendapat pendidikan yang berkualitas, namun tetap berbasis agama dan pendidikan karakter yang kuat.***
Penulis Indonesiana
2 Pengikut
Kemerdekaan Semu, Penjajahan Baru
Jumat, 9 Agustus 2024 19:02 WIBKeunggulan Pendidikan di Pondok Pesantren
Senin, 5 Agustus 2024 22:13 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler