Swasembada Aspal, Visi Berdikari ala Bung Karno

Rabu, 7 Agustus 2024 09:46 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah berarti sekarang ini Indonesia belum merdeka? Sekarang kita masih harus berjuang mencapai kemerdekaan sejati melawan penjajah dari bangsa sendiri?

Sebentar lagi, pada 17 Agustus 2024, seluruh rakyat Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-79. Apakah cita-cita kemerdekaan sudah tercapai?

Para pahlawan kemerdekaan rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya bertanya: Mengapa para pahlawan kemerdekaan rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mencapai kemerdekaan Republik Indonesia? Mereka berani dan rela mengorbankan jiwa dan raganya demi terwujudnya cita-cita mulia, yaitu negara Republik Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia sudah merdeka selama 79 tahun. Apakah sekarang cita-cita para pahlawan kemerdekaan sudah semakin dekat, atau menjauh? Apa tolok ukur dan tonggak pencapaianya, bahwa sekarang ini sejatinya negara Republik Indonesia sudah adil, makmur, dan sejahtera?

Ada pun salah satu tolok ukur dan pencapaiannya adalah apakah sekarang Indonesia sudah mampu berswasembada di dalam segala bidang kehidupan termasuk aspal?  Mirisnya, sampai saat ini Indonesia masih terus mengimpor aspal. Hal ini berarti, cita-cita kemerdekaan untuk berswasembada aspal masih jauh sekali dari harapan. Cita-cita kemerdekaan masih melayang tinggi dan jauh di atas awang-awang.

Dalam memperingati HUT RI ke-79 sekarang kita perlu merenung dan mengingat kembali kata berdikari akronim “berdiri di atas kaki sendiri”. Dengan pilihan kata ini, Bung Karno ingin menyampaikan kepada banyak pihak bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mandiri, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Tapi saat ini kata berdikari sudah hampir tidak pernah terdengar lagi keluar dari pemerintah. Apakah pemerintah sudah lupa? Atau sengaja melupakannya? Karena era pemerintahan Bung Karno sudah lewat.

Sekarang setelah 79 tahun Indonesia merdeka, rakyat bertanya: “Mengapa Indonesia masih belum mampu berswasembada aspal?. Arti berswasembada adalah memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi sebenarnya antara kata “berdikari” dan “berswasembada” itu maknanya adalah sama, yaitu Indonesia wajib mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Mungkin kita perlu merenung kembali dalam-dalam, “Mengapa Bung Karno pada awal kemerdekaan Indonesia sudah menginginkan agar Indonesia berdikari dan berswasembada?" Karena Bung Karno mempunyai visi yang sangat jauh ke depan. Bung Karno paham betul, bahwa tanpa kemampuan Indonesia untuk berdikari dan berswasembada, maka pasti Indonesia tidak akan pernah mampu menjadi negara yang besar. Indonesia hanya akan menjadi pasar dan budak dari produk-produk impor.

Adapun mimpi dan cita-cita para pahlawan kemerdekaan adalah untuk menjadikan negara Republik Indonesia negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Dan untuk mencapai mimpi dan cita-cita tersebut, Indonesia harus terlebih dahulu mampu berdikari dan berswasembada di dalam segala bidang kehidupan. Bidang-bidang apa saja yang seharusnya Indonesia sudah mampu berdikari dan berswasembada? Mungkin dari sekian banyak bidang kehidupan, yang seharusnya Indonesia sudah mampu berdikari dan berswasembada adalah di bidang aspal. Mengapa harus berswasembada aspal? Karena semua faktor pendukung untuk mewujudkan Indonesia berswasembada aspal sudah siap sedia sejak lama. Kecuali faktor kemauan politik dari pemerintah untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton.

Indonesia memiliki aspal alam di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, yang jumlah depositnya merupakan terbesar di dunia. Bung Karno ingin Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri. Tetapi mengapa sekarang ini, faktanya Indonesia masih sangat bergantung sekali kepada produk aspal dari negara lain?. Bung Karno pasti menangis pilu melihat fakta yang menyedihkan ini. Berdikari yang merupakan visi perjuangan rakyat Indonesia dalam upaya untuk merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda, ternyata sekarang Indonesia sudah 45 tahun masih terus dijajah oleh aspal impor. Mengapa Indonesia lebih senang dijajah? Padahal para pahlawan kemerdekaan telah rela mengorbankan jiwa dan raganya hanya demi untuk mencapai kemerdekaan sejati.

Adapun ucapan Bung Karno adalah benar sekali: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”. Bung Karno memiliki visi yang sangat jauh ke depan. Maksud Bung Karno melalui ucapannya yang sangat terkenal tersebut adalah untuk menyadarkan dan mengingatkan kembali kepada kita, para generasi penerus bangsa, bahwa sejatinya ada bahaya dan ancaman besar yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah Indonesia merdeka. Adapun ancaman dan bahaya tersebut datangnya bukan dari penjajah bangsa asing, tetapi melainkan dari penjajah bangsa Indonesia sendiri. Ya, bangsa Indonesia sendiri! Sadarlah bangsaku!.

Contoh yang paling tepat dan konkrit untuk menggambarkan bahwa ucapan Bung Karno itu sejatinya adalah benar, sebenar-benarnya, maka dapat kita saksikan sendiri dari terjadinya fenomena Indonesia sudah mengimpor aspal selama 45 tahun. Padahal Indonesia memiliki aspal Buton yang jumlah depositnya terbesar di dunia. Hal ini sangat bertentangan sekali dengan visi berdikari ala Bung Karno untuk berdiri di atas kaki sendiri dan berswasembada. Apakah pak Jokowi dan pak Prabowo tidak tahu masalah ini? Tidak mungkin pak Jokowi dan pak Prabowo tidak tahu. Tetapi kalau sudah tahu, mengapa harus menutup mata dan hati?

Mungkin ucapan Bung Karno: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”, perlu diulang-ulang, dan diingatkan kembali kepada para generasi penerus bangsa dalam setiap kali kesempatan dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Maksud dan tujuannya adalah agar para generasi penerus bangsa perlu merenung dan introspeksi diri, apakah sekarang ini sejatinya Indonesia sudah merdeka atau belum? Kalau sudah merdeka, apakah cita-cita kemerdekaan sudah semakin dekat, atau menjauh?.

Salah satu mimpi para pahlawan kemerdekaan, termasuk mimpi Bung Karno sendiri, adalah Indonesia sudah harus mampu berdiri di atas kaki sendiri atau berswasembada aspal. Mengapa hal yang sudah pasti dan jelas-jelas sekali ini, bahwa sejatinya Indonesia seharusnya sudah mampu berswasembada aspal. Tetapi mirisnya, pemerintah masih belum mau dan tidak mempunyai niat baik sedikitpun untuk berswasembada aspal? Mungkin kita sebagai rakyat Indonesia harus berani mengingatkan kembali kepada pemerintah, bahwa apabila Indonesia menolak untuk berswasembada aspal, maka hal itu sama saja dengan menolak terwujudnya cita-cita kemerdekaan. Karena bertentangan dengan:

  1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33, Ayat 3: Sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat.
  2. Cita-cita Kemerdekaan: “Negara yang adil, makmur, dan sejahtera”.
  3. Mimpi para pahlawan kemerdekaan: “Berswasembada di segala bidang kehidupan”.
  4. Visi Bung Karno: “Berdikari”.

Sehubungan dengan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, sekarang ini adalah waktu yang paling tepat bagi pemerintah untuk mau melakukan introspeksi diri, dan kontemplasi. Alih-alih pemerinah memperingati Hari Kemerdekaan RI dengan cara berpesta pora, maka sebaiknya pemerintah melakukan evaluasi diri. Mengapa kebijakan pemerintah mengimpor aspal yang sudah jelas-jelas bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945, cita-cita kemerdekaan, mimpi para pahlawan kemerdekaan, dan visi Bung Karno, dibiarkan jalan terus, tanpa adanya rasa bersalah? Apakah arti kemerdekaan bagi rakyat Indonesia?, apabila visi berdikari ala Bung Karno sekarang sudah dianggap kadaluwarsa.

Mengapa Indonesia tidak mau berswasembada aspal? Padahal gagasan ini sudah sesuai dengan visi Bung Karno untuk berdikari?. Kalau pemerintah memang tidak sudi dan mau berswasembada aspal, maka rakyat Indonesia harus jujur mengakui dan meyakini kebenaran dari ucapan Bung Karno: “Perjuangan kita untuk meraih kemerdekaan sejati masih belum selesai. Karena perjuangan kita sekarang jauh lebih sulit daripada ketika melawan penjajah Belanda. Sekarang kita sedang berjuang menghadapi bangsa sendiri”. Apakah hal ini berarti, bahwa sekarang ini Indonesia masih belum merdeka? Dan sekarang kita masih harus terus berjuang untuk mencapai kemerdekaan sejati melawan penjajah bangsa sendiri?. Dirgahayu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler