Merdeka Bukan Berarti Boleh Semau Gue
Jumat, 9 Agustus 2024 19:01 WIBDirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Mari kita serukan slogan: \x201cAspal impor, gantian dong dengan aspal Buton!. Jangan merdeka semau gue. Emangnya negara ini, nenek moyang lu yang punya?\x201d.
Pada tanggal 17 Agustus 2024, Indonesia sudah merdeka selama 79 tahun. Apa sejatinya arti “merdeka” bagi rakyat Indonesia? Secara umum, arti merdeka bagi rakyat Indonesia adalah tentang menggabungkan nilai-nilai kemerdekaan politik, kebebasan individu, kedaulatan negara, keadilan dan kesejahteraan sosial, dan perkembangan budaya serta ekonomi untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Kali ini penulis akan menyoroti fenomena, mengapa Indonesia sudah merdeka selama 79 tahun, tetapi masih belum mau berswasembada aspal? Apakah makna “merdeka” itu adalah Indonesia boleh saja semau gue terus mengimpor aspal selama-lamanya? Ini adalah arti kemerdekaan yang konyol dan kebablasan. Boleh merdeka semau gue tidak ada di dalam kamus misi dan visi tujuan kemerdekaan. Karena sejatinya tujuan kita merdeka itu adalah untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Sehubungan dengan Indonesia telah mengimpor aspal selama 45 tahun, dan adanya dugaan dan indikasi bahwa Indonesia ingin mengimpor aspal selama-lamanya, apakah hal ini sudah sesuai dengan tujuan kemerdekaan? Mengapa aspal Buton menilai bahwa selama ini pemerintah telah berlaku sewenang-wenang dan keliru dalam mengambil kebijakan mengimpor aspal?. Mari kita simak baik-baik pendapat penulis ini. Apa arti “merdeka” bagi aspal Buton, sebagai berikut:
- Kemandirian Ekonomi: Bagi Aspal Buton, "merdeka" berarti kemandirian dalam industri aspal. Dengan memanfaatkan aspal alam lokal, Indonesia akan dapat mengurangi ketergantungan pada aspal impor dan memperkuat ekonomi lokal. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk lebih percaya diri dan mandiri secara ekonomi dalam upaya untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
- Pengembangan dan Pemberdayaan Lokal: Merdeka dalam konteks ini juga bisa berarti pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan mengembangkan dan memproduksi aspal Buton secara lokal, maka masyarakat di Pulau Buton akan mendapatkan peluang kerja, pelatihan, dan pengembangan keterampilan, yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdampak kepada kesejahteraan dan kemandirian ekonomi.
- Keberlanjutan dan Ketahanan Sumber Daya: Aspal Buton dapat mendukung keberlanjutan dengan mengurangi ketergantungan terhadap aspal impor. Ini juga berkontribusi pada ketahanan sumber daya nasional dengan memanfaatkan potensi aspal Buton yang sangat besar untuk mensubstitusi aspal impor.
- Inovasi dan Pembangunan Infrastruktur: Menggunakan aspal Buton dalam pembangunan infrastruktur juga mencerminkan kemerdekaan dari segi inovasi dan pengembangan teknologi. Ini menunjukkan bahwa sekarang Indonesia sudah mampu memanfaatkan sumber daya aspal alam Buton yang ada di Pulau Buton untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jalan-jalan di dalam negeri secara lebih efektif dan ekonomis.
Secara keseluruhan, "merdeka" bagi aspal Buton bisa dipahami sebagai sebuah sebuah bentuk kemandirian dan pemberdayaan sumber daya alam lokal yang mendorong pengembangan ekonomi dan keberlanjutan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia di dalam negeri.
Dan setelah kita dapat memahami dengan baik bahwa arti “merdeka” bagi aspal Buton sejatinya adalah sebuah bentuk kemandirian, maka di sisi lain, dengan mengimpor aspal itu artinya adalah sebuah bentuk ketergantungan kepada negara lain. Dan kalau Indonesia masih bergantung kepada negara lain, maka hal itu bermakna Indonesia masih belum sepenuhnya merdeka. Padahal sampai sekarang ini kita tahu dan yakin, bahwa Indonesia sudah 79 tahun merdeka.
Untuk menunjukkan bahwa sejatinya Indonesia sudah benar-benar merdeka, dan aspal Buton memang sudah jelas mampu mensubstitusi aspal impor, adapun caranya adalah dengan menjelaskan negasi dari alasan-alasan mengapa selama ini Indonesia telah mengimpor aspal, sebagai berikut:
- Kebutuhan yang Tinggi: Permintaan aspal di Indonesia sangat tinggi, terutama untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum. Adapun sekarang aspal Buton sudah dapat diproduksi dalam bentuk aspal Buton ekstraksi. Indonesia memiliki potensi untuk mampu mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton ekstraksi sebesar 5 juta ton per tahun.
- Kualitas dan Spesifikasi: Aspal yang diimpor seringkali memiliki kualitas dan spesifikasi tertentu yang mungkin tidak sepenuhnya dapat dipenuhi oleh aspal lokal. Adapun sekarang aspal Buton ekstraksi sudah memiliki kualitas yang setara dengan aspal impor. Bahkan kualitasnya bisa lebih unggul daripada kualitas aspal impor.
- Skala Produksi: Kapasitas produksi aspal lokal kecil. Adapun sekarang potensi produksi aspal Buton ekstraksi akan mampu mencapai 5 juta ton per tahun. Selain untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, aspal Buton ektraksi akan dapat juga untuk diekspor.
- Harga dan Ekonomi: Harga aspal impor lebih kompetitif. Adapun sekarang harga aspal Buton ekstraksi sudah bisa lebih murah daripada harga aspal impor. Karena harga aspal impor naik setiap tahunnya, sesuai dengan kenaikan harga minyak bumi dunia.
- Teknologi dan Infrastruktur: Teknologi ekstraksi aspal Buton mahal dan tidak ekonomis. Adapun sekarang sudah ada Teknologi ekstraksi aspal Buton yang handal, ekonomis, dan ramah lingkungan. Ini merupakan teknologi ekstraksi masa depan.
- Distribusi dan Logistik: Aspal lokal tidak dapat dipasok ke seluruh wilayah Indonesia. Adapun sekarang dengan adanya kemajuan pembangunan infrastruktur jalan-jalan di seluruh wilayah Indonesia, aspal Buton ekstraksi sudah dapat dipasok dan disistribusikan ke berbagai daerah, terutama di lokasi yang sulit dijangkau.
- Ketersediaan Bahan Baku: Aspal lokal tidak memiliki cukup bahan baku. Adapun sekarang potensi deposit aspal alam Buton berjumlah 662 juta ton. Sehingga deposit aspal alam ini akan cukup untuk memenuhi kebutuan aspal di dalam negeri lebih dari 100 tahun.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka selanjutnya sudah tidak boleh ada alasan lain dan sebab apapun lagi bagi pemerintah untuk mengimpor aspal. Dan seandainya pemerintah masih tetap nekad dan mau memaksakan diri, atau ngeyel, atau semau gue, untuk terus mengimpor aspal selama-lamanya. Maka ingatlah bahwa tujuan kemerdekaan itu adalah untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Dengan terus mengimpor aspal selama-lamanya, maka artinya tujuan kemerdekaan bukan akan semakin dekat, tetapi justru akan semakin jauh. Oleh karena itu, mohon pemerintah sadarlah!. Bahwa sejatinya tidak ada kata terlambat untuk segera beralih ke aspal Buton.
Mari kita renungkan bersama-sama. Kalau Indonesia sudah 45 tahun mengimpor aspal, dan ternyata sampai saat ini Indonesia masih belum mampu juga untuk mencapai tujuan kemerdekaan menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera. Maka sekarang tolong dan mohon pemerintah sadarlah!. Berikanlah kesempatan kepada Indonesia untuk berswasembada aspal!. Berilah kesempatan kepada Indonesia untuk membuktikan diri. Bahwa pada tahun 2045 nanti, dimana Indonesia akan memperingati “Indonesia Emas” yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI yang ke-100, insya Allah, Indonesia sudah akan semakin dekat mencapai tujuan kemerdekaan menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera.
Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Mari kita serukan slogan: “Aspal impor, gantian dong dengan aspal Buton!. Jangan merdeka semau gue. Emangnya negara ini, nenek moyang lu yang punya?”.
Penulis Indonesiana
1 Pengikut
Aspal Buton: Presiden Baru, Harapan Baru
2 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler