Saya melampirkan buku perdana karya saya yang berjudul Gelora Ilmu Religi yang bisa didownload secara gratis, berikut link-nya. https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view?usp\x3ddrive_link Semoga buku ini bermanfaat! Jika dirasa baik untuk dibagikan kepada orang terdekat anda, saya dengan senang hati anda berbagi link download buku ini! Terima kasih.

Ingin Memperbaiki Moral Bangsa? Mulailah Perbaiki Pikirannya Dahulu

Rabu, 28 Agustus 2024 20:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penjelasan artikel ini sangat kuat dampak dan pengaruhnya bagi pembaca dengan latar belakang keyakinan terhadap ilmu agama yang kuat.

Dimulai dari pikiran, kata kata itu terlahir, lalu kemudian melahirkan perbuatan, lalu melahirkan karakter, dan menegaskan apa nasib kita.

Kita tidak perlu sibuk menghakimi seorang dengan perbuatan yang kita anggap amoral dan tak etis, karena itu tak akan mengubah apapun, apalagi menggunakan cara cara kekerasan yang tidak dibenarkan, hal demikian hanya menimbulkan permasalahan baru kedepannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbuatan itu diawali oleh niat. Dari niat itu muncul, berasal dari pikiran kita, maka perbaiki pikirannya dahulu, agar perbuatannya pun baik dan benar pula. Bagaimanakah cara sederhananya?

Metode Pemulihan Pikiran

Untuk akhir zaman ini, baik dalam literatur Veda dan ilmu Al-Qur'an, mengucap nama suci Tuhan atau berdzikir dalam Islam ialah cara efektif untuk memurnikan pikiran manusia dari segala keburukan.

Bahkan berdoa yang baik-baik kepada saudara-saudara kita, memohon keselamatan, kesejahteraan, dan hidupnya agar dipenuhi kemuliaan pun adalah cara efektif untuk memperbaiki pikiran sesama anak bangsa.

Menghindari prasangka buruk kepada sesama saudara kita, dan mencari-cari kesalahan saudara kita pun, ialah cara terbaik untuk mencegah pikiran-pikiran buruk menjangkiti saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah perbuatan yang dilakukan dirinya sendiri.

Obat mujarab dari 4 metode diatas, agar dapat mewujudkan kekuatan dzikir, doa, berprasangka baik, dan mencari hal-hal yang benar (yaitu bermanfaat) dari saudara kita, adalah dengan kekuatan yakin (iman) yang mantap, yakin akan Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa dan tak ada sedikitpun pikiran kita membatasi Kemahakuasaan-Nya, serta menghias diri dengan amal saleh, agar malaikat turut membantu "mengaminkan" doa doa luhur kita untuk diri kita dan semua saudara kita.

Penyebab Pikiran yang Rusak

Salah satu perilaku membatasi Kemahakuasaan Tuhan adalah diantaranya "Itu mustahil, karena manusia semuanya memiliki ragam kemauan". Namun yakini bahwa Allah adalah sebab dari segala kemauan manusia, ini wajib kita yakini segenap hati, dan membenarkannya dengan kepintaran akal kita. 

Mengapa pikiran manusia ada yang menyimpang dan ada yang mendapat petunjuk? Salah satu penyebab ini ialah manusia melakukan perbuatan yang amat tidak disukai-Nya, seperti salah satunya kufur nikmat yang Allah berikan dan mendustakan ayat-ayat-Nya. Inilah menjadi sebab kemurkaan Allah, dan membuat pikiran manusia menjadi menyimpang lagi berbuat kerusakan untuk dirinya sendiri bahkan kepada orang lain.

Al-Qur'an menerangkan dalam surat Al-A'raf ayat 16-17 bahwa Iblis bersumpah agar membuat manusia tidak bersyukur, sebab ini menjadi penyebab manusia terjerumus dalam lembah kemaksiatan, berikut bunyi ayatnya:

Ia (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Dan Iblis sendiri diceritakan dalam Al-Qur'an berusaha sekuat tenaga, agar manusia menjadi mengingkari segala nikmat yang Allah berikan, salah satunya yaitu  dengan menggoda manusia agar membanding-bandingkan nasib diri kita dengan nasib seorang yang lebih mujur dari kita.

Seperti yang terjadi kepada Adam dan Hawa, yang Iblis bandingkan dengan para malaikat yang memperoleh keabadian di surga dengan tipu daya bahwa dengan memakan buah khuldi, mereka mendapatkan keabadian pula di surga. Berikut bunyi Ayat Al-Qur'an dalam surat Al-A'raf ayat 20-22.

Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya yang berakibat tampak pada keduanya sesuatu yang tertutup dari aurat keduanya. Ia (setan) berkata, “Tuhanmu tidak melarang kamu berdua untuk mendekati pohon ini, kecuali (karena Dia tidak senang) kamu berdua menjadi malaikat atau kamu berdua termasuk orang-orang yang kekal (dalam surga).”

Ia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini bagi kamu berdua benar-benar termasuk para pemberi nasihat.”

Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Dengan demikian hindarilah perbuatan dan perkataan membanding-bandingkan nasib. Seperti halnya kita membanding-bandingkan nasib anak kita dengan nasib anak orang lain, juga membandingkan nasib pasangan hidup kita dengan pasangan hidup orang lain.

Karena ini adalah perbuatan setan agar yang berpotensi menjadikan kita orang yang kufur nikmat. Sangatlah menyakitkan bila kita dibanding-bandingkan dengan orang lain yang lebih mujur nasibnya dari diri kita.

Sejatinya ini adalah permainan psikologis yang dimainkan iblis, agar manusia merasa dirinya tak berharga. Maka kunci utama agar kita tidak tenggelam dalam permainan iblis yang merasuki orang-orang tercinta kita, dengan membanding-bandingkan nasib kita dengan orang lain adalah keyakinan yang kuat akan potensi sejati diri kita. Buktikanlah keteguhan hati kita dan usaha yang terus kita perjuangkan, bahwa suatu saat nasib kita memperoleh kemujuran sejati.

Dan sementara itu, perbuatan mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Allah (baik itu Al-Qur'an dan kitab sebelumnya yang dibawakan para Nabi dan Rasul) dipertegas oleh ayat Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 39:

(Sementara itu) orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.

Allah menurunkan kitab suci sebagai petunjuk keselamatan dan kesejahteraan. Lantas apa yang membuat manusia menolak keselamatan dan kesejahteraan bagi diri mereka sendiri? Yakni kesombongan. Akibatnya, karena manusia menolak petunjuk Allah tersebut, nasibnya jatuh pada hal-hal yang bertentangan dengan keselamatan dan kesejahteraan itu sendiri.

Wasana Kata

Mari kita sama sama berdzikir, berselawat untuk memperbaiki pikiran kita sendiri, dan mendoakan yang terbaik, terindah dan mulia untuk saudara kita semua. Semoga negeri ini dikaruniai pikiran yang tercerahkan, terarah, dan penuh kebaikan, sehingga kita semua hidup dalam perbuatan baik, indah, mulia dan penuh kebermanfaatan bagi seluruh kehidupan.

Cimahi, 28 Agustus 2024.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler