Swasembada Aspal, Sekarang atau Tidak akan Pernah!
Jumat, 30 Agustus 2024 20:36 WIBIndonesi berswasembada aspal. Do it now or never!. Ini bukan sebuah ancaman. Tetapi ini adalah sebuah pemikiran out of the box.
Oleh: Indrato Sumantoro
Sebentar lagi, pada tanggal 20 Oktober 2024, pak Prabowo Subianto akan dilantik sebagai presiden baru periode 2024-2029. Apa harapan rakyat terbesar? Harapan rakyat terbesar adalah rakyat ingin bisa hidup lebih adil, makmur, dan sejahtera, dibandingkan dengan di masa pemerintahan pak Jokowi yang lalu. Apakah pak Prabowo sudah tahu dan paham mengenai harapan rakyat ini? Kalau sejatinya sudah paham, apa yang akan dilakukan pak Prabowo untuk menjawab tantangan dan harapan rakyat tersebut?
Sebagai presiden baru, pak Prabowo telah membawa angin segar dengan gagasannya untuk pogram “makan bergizi gratis” bagi anak-anak Indonesia. Terlepas dari banyak orang yang pro dan kontra, hal ini sekarang sudah menjadi sebuah program nasional. Meskipun banyak nada miring dan nyinyir mengenai program ini, tetapi program ini sudah tidak mungkin bisa ditarik kembali. Program ini mau tidak mau harus terus dilaksanakan segera, karena ini merupakan salah satu program unggulan pak Prabowo menuju cita-cita “Indonesia Emas” pada tahun 2045.
Program “makan bergizi gratis” ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka stunting dan malnutrisi di Indonesia, serta meningkatkan kemampuan belajar dan konsentrasi anak-anak di sekolah. Dengan memberikan makanan bergizi secara gratis, pak Prabowo berharap dapat menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan produktif di masa depan. Adapun dana yang akan disediakan oleh pemerintah untuk melaksanakan program “makan bergizi gratis” ini adalah sebesar Rp 71 triliun dalam RAPBN 2025. Dan sasaran dari program ini adalah sekitar 83 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia.
Apa yang terpikir oleh kita, setelah kita membaca mengenai berita mengenai program “makan bergizi gratis” ini? Apakah pemerintah akan mampu melaksanakan program mulia ini, tanpa ada dana yang dikorupsi? Di atas kertas, mungkin dana yang sebesar Rp 71 triliun untuk sekitar 83 juta anak-anak akan cukup.
Tetapi fakta di lapangan tidaklah demikian. Banyak sekali potensi kebocoran, dan faktor situasi yang tak terduga akan terjadi. Dan oleh karena itu dari awal pemerintah sudah harus lebih hati-hati, waspada, dan siap menghadapi berbagai macam ketidak pastian, khususnya bagaimana kalau di tengah jalan nanti akan terjadi kekurangan dana? Dari manakah pemerintah akan memperoleh tambahan dana dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat?
Mungkin pemerintah harus berpikir lebih cerdas dan keras. Dari sektor-sektor manakah pemerintah akan memperoleh potensi tambahan dana untuk program “makan bergizi gratis” ini. Adapun, mungkin potensi dari sektor pertambangan aspal Buton perlu dilirik dan dicermati lebih dalam lagi oleh pemerintah.
Aspal Buton memiliki potensi besar untuk mensubstitusi aspal impor. Tetapi sangat disesalkan sekali, karena selama ini pemerintah tidak memiliki kemauan politik untuk mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton, sehingga sampai saat ini Indonesia masih terus mengimpor aspal. Kebijakan ini perlu mendapatkan perhatian yang seksama dari pemerintahan pak Prabowo. Karena potensi aspal Buton adalah sumber daya alam Indonesia yang sampai saat ini belum pernah mendapatkan perhatian yang serius dan istimewa dari pemerintah Indonesia.
Pada saat ini Indonesia mengimpor aspal kurang lebih sebesar 2 juta ton per tahun. Atau setara dengan sekitar Rp 20 triliun per tahun. Apabila aspal Buton mampu diolah menjadi aspal Buton full ekstraksi, maka total produksi yang akan dihasilkan diperkirakan sebesar 5 juta ton per tahun. Dengan demikian, sejumlah 2 juta ton per tahun akan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri. Dan sisanya yang 3 juta ton per tahun, akan dapat digunakan untuk diekspor.
Mungkin masukan ini perlu mendapatkan perhatian dari pak Prabowo. Bagaimana hitung-hitungannya? Adapun hitung-hitungannya harus dilakukan oleh perusahaan konsultan bisnis yang bonafid agar hasilnya akan lebih profesional, akurat, dan dapat dipercaya.
Dari studi kelayakan ini akan akan dapat dihitung berapa besar dana investasi yang akan dibutuhkan, berapa lama waktu pengembalian modal, berapa besar keuntungan pemerintah yang akan diperoleh, berapa besar penghematan negara dari mengurangi aspal impor, berapa banyak lapangan pekerjaan baru yang akan diciptakan, berapa besar peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah Buton dan sekitarnya, dan masih banyak lagi nilai tambah dan multiplier effect dari pengembangan industri aspal Buton ini.
Berdasarkan feasibility study ini, pak Prabowo akan mampu melihat dan membaca gambaran nyata dari peta potensi aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor. Di samping aspal Buton memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan aspal di dalam negeri, atau swasembada aspal, aspal Buton juga memiliki potensi untuk diekspor. Dengan demikian, potensi aspal Buton sejatinya sangat besar sekali.
Tetapi sayangnya, potensi yang sangat besar sekali ini telah luput dari perhatian pemerintahan pak Jokowi. Dan sekarang, pemerintahan pak Prabowo harus berani menebus dosa kegagalan itu, dan bersedia memperbaiki kesalahan pak Jokowi dengan melakukan analisa SWOT (strength, weakness, opportunitu, threat) dari rencana pemanfaatan dan pengelolaan aspal Buton ini untuk mendukung program nasional “makan bergizi gratis”.
Gagasan swasembada aspal untuk mendukung program nasional “makan bergizi gratis” adalah salah satu contoh kecil saja yang wajib menjadi perhatian pak Prabowo, kalau ingin program nasional ini sukses. Tanpa adanya gagasan dan pemikiran yang out the box ini, tidak mungkin akan muncul ide-ide terobosan yang kreatif dan inovatif.
Pemikiran out of the box adalah cara berpikir yang berani melawan arus, karena tidak terikat oleh norma, kebiasaan, atau pola pikir konvensional. Pemikiran ini biasanya melihat masalah atau situasi dari sudut pandang yang berbeda dan unik, yang mungkin tidak biasa atau tidak terpikirkan sebelumnya oleh orang lain. Pemikiran ini murni dari lubuk hati yang paling dalam, dan merupakan upaya untuk mencari cara-cara baru atau berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah, termasuk ide-ide “gila” yang mungkin terlihat aneh atau tidak realistis pada awalnya.
Rakyat berharap bahwa cara pandang dan pemikiran pak Prabowo terhadap masalah aspal Buton akan berbeda dengan cara pandang dan pemikiran pak Jokowi. Pak Jokowi menganut filosofi berpikir untuk lebih mengutamakan “hasil” daripada “proses”. Sehingga keputusannya adalah: ”Indonesia stop impor aspal pada tahun 2024”. Adapun keputusan ini telah gagal pak Jokowi laksanakan.
Pak Prabowo dalam menyelesaikan masalah aspal Buton diharapkan akan menganut filosofi berpikir lebih mengutamakan “proses” daripada “hasil”. Sehingga keputusannya adalah: “Indonesia berswasembada aspal”. Apabila pak Prabowo akan menerapkan filosofi berpikir ini untuk melaksanakan program “Indonesia berswasembada aspal” demi untuk mendukung program “makan bergizi gratis”, maka laksanakanlah sekarang juga!. Atau tidak akan pernah sama sekali!. Do it now or never!. Ini bukan sebuah ancaman. Tetapi ini adalah sebuah pemikiran out of the box.
Penulis Indonesiana
1 Pengikut
Prabowo Presidenku, Aspal Buton Aspalku
1 hari laluMeluruskan Paradigma Hilirisasi Aspal Buton
4 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler