Saya melampirkan buku perdana karya saya yang berjudul Gelora Ilmu Religi yang bisa didownload secara gratis, berikut link-nya. https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view?usp\x3ddrive_link Semoga buku ini bermanfaat! Jika dirasa baik untuk dibagikan kepada orang terdekat anda, saya dengan senang hati anda berbagi link download buku ini! Terima kasih.

Bagaimana Cara Mengetahui dan Mengubah Takdir Nasib

Sabtu, 31 Agustus 2024 07:48 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pengetahuan tentang manfaat dari meyakini Rukun Iman dibanding keyakinan selain daripadanya.

Pengantar: Kekuatan Iman dan Kesalehan

Baginda Rasul Muhammad di usia saat pernikahannya dengan Siti Khadijah sudah membuktikan, bahwa dengan kekuatan iman dan kesalehan, beliau mampu mematahkan keyakinan menyimpang masyarakat jahiliyah Quraisy tentang bulan Safar yang diyakini sebagai bulan sial. Karena Nabi Muhammad Saw. dengan keyakinan yang kuat akan Kemahakuasaan Allah menikah pada bulan Safar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan dengan perjalanan hidup Baginda Rasul, beliau mampu mengubah wajah peradaban bumi Arab Quraisy, yang semula penuh kegelapan jahiliyah, menjadi bangsa yang kuat yang mampu menaklukan kerajaan-kerajaan besar seperti Rum dan Persia pada zamannya.

Inilah kekuatan Iman dan Kesalehan, yang dicontohkan Baginda Rasul, sampai-sampai Al-Qur'an memuliakan dua kekuatan ini dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr ayat 1-3, yang berbunyi:

Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Distorsi Keyakinan Kolektif di Tahun 2023

Pandemi Covid-19 membuat dunia diliputi ketidakpastian. Presiden Joko Widodo bahkan menyebut tahun 2023 sebagai tahun yang gelap bagi dunia. Namun, beliau menegaskan bahwa Indonesia harus tetap waspada meski situasinya berbeda. Mengapa bisa dikatakan demikian?

Ini disebabkan adanya distorsi keyakinan kolektif manusia, yang mana manusia dilanda ketidakpastian akan keyakinan sendiri yang mereka pegang. Seperti keyakinan terhadap angka (numerologi), keyakinan terhadap astrologi, dan lainnya, yang biasa mereka yakini sebagai kebenaran yang kemudian beliau semua pakai untuk meramal masa depan.

Namun apabila kitab numerologi, kitab astrologi dan lainnya sudah tak lagi diyakini sebagai kebenaran oleh kesadaran kolektif manusia di dunia, maka rumusan ramalan apapun yang menggunakan kitab-kitab tersebut, menjadi tak lagi akurat. 

Dan hal ini pun terjadi pada masa sebelum 2023 silam. Karena manusia dilanda ketidakpastian, bahkan para peramal yang menggunakan kitab-kitab tersebut mengatakan, kita tak lagi bisa meramal dengan pasti apa yang terjadi di 2023, karena keyakinan kolektif manusia di dunia tak lagi kepada kitab-kitab tersebut.

Manfaat Meyakini Kitab Suci

Begitu pula dengan kitab suci Al-Qur'an dan kitab sebelumnya yang semakin banyak yang meyakini dan banyak dan membacanya dapat digunakan untuk mengetahui takdir nasib seseorang bahkan apa zaman berikutnya.

Maka jelaslah jawaban, mengapa Allah menjanjikan pahala bagi orang-orang yang membaca dan meyakini kebenaran Al-Qur'an. Bahkan membaca 1 huruf arab dari Al-Qur'an saja sudah mendapat pahala sedemikian rupa. 

Dalam pengetahuan Al-Quran sendiri yang dijelaskan oleh ayat-ayatnya, kita dapat mengetahui takdir dan nasib orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Allah, orang fasik, orang munafik, dan lainnya.

Seperti rumusan ayat ini yang menegaskan takdir nasib orang-orang yang mendustakan Ayat-Ayat Al-Qur'an seperti penjelasan surat Al-Araf ayat 182-183:

Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh.

Dan kita pun dapat mengetahui nasib orang beriman dan yang beramal saleh, juga gemar menasihati sesama dalam kesabaran dan kebenaran (melalui petunjuk ilmu) sebagai orang-orang yang tak mengalami kerugian (melainkan keuntungan) seperti yang sudah kita baca dari surat Al-Ashr tadi.

Perbandingan dengan Epik Mahabharata

Bahkan kita pun dapat mendeteksi takdir nasib seseorang hanya dengan mengetahui siapa yang menjadi tokoh favorit Epik Mahabharata, selama masyarakat dunia meyakini Epik Mahabharata sebagai kebenaran.

Karena tokoh favorit tersebut, ialah cerminan takdir nasibnya, dan merupakan gambaran kesamaan prinsip hidup yang manusia pegang.

Bila seorang mengidolakan Adipati Karna, maka ia sejatinya menggambarkan adanya kemiripan takdir nasib seperti yang dialami Karna, yakni ketidakadilan dan kemalangan. Sama seperti tokoh pemimpin kita, Soekarno. Yang mana beliau pun mengidolakan Karna.

Namun sang ayah Raden Soekemi Sosrodihardjo memberikan awalan "su" dalam Soekarno bermakna baik atau paling baik. Sehingga menegaskan karakter Bung Karno sebagai versi dari Karna yang paling baik.

Nama Soekarno sendiri menggambarkan perjuangan melawan ketidakadilan, dan beliau mengambil jalan yang paling baik dan benar yaitu perjuangannya memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tidak seperti Adipati Karna yang malah pada akhir hidupnya mengambil jalan yang tidak baik dan salah, sebab memihak angkara murka dan penindasan, yakni menjadi bagian dari pasukan Duryodhana.

Sementara kita mengetahui bahwa Presiden kita Joko Widodo mengidolakan sosok Yudhistira, dan Presiden Terpilih kita Prabowo Subianto mengidolakan sosok Gatotkaca.

Yudisthira atau Puntadewa adalah sosok yang pintar, hampir sepanjang hidupnya tak berdusta lagi bijaksana, mampu menyatukan keluarga Pandawa. Namun kekurangan dari Yudisthira pada akhir hidupnya, ia mengatakan bahwa Arjuna adalah seorang yang takabur. Yudhistira tak mengerti, bahwa Arjuna sebenarnya adalah penjelmaan Nara, hamba Tuhan Yang Paling Agung, kembaran dari Narayana, saudara kembar manusia dan dewa yang merupakan inkarnasi dari Dewa Wisnu.

Sepertinya Yudhistira yang kini diperankan Joko Widodo, juga masyarakat yang mengidolakan Puntadewa, mesti menuntaskan kesalahan Yudhisitra di masa lampau, yaitu dengan meyakini penuh potensi Putra Dewa Indra yang kelak hadir pada kehidupan terkini, dengan tidak membatasi potensi besar Arjuna melalui pikirannya.

Putra Dewa Indra yang dimaksud ini tentu kita ketahui semua, bahwa ia adalah sosok piningit yang diharapkan kehadirannya oleh masyarakat Nusantara, yang bakal memimpin negeri tercinta, seperti yang diramalkan oleh Prabhu Jayabaya.

Dan mungkin kita masih mengingat bahwa Presiden Gus Dur mengatakan bahwa Prabowo adalah sosok yang paling ikhlas di negeri ini. Dan kita tahu juga Gatotkaca rela mengorbankan nyawanya demi kemenangan Pandawa dan keselamatan Arjuna dari senjata pamungkas Adipati Karna.

Maka apakah kisah keikhlasan seorang Gatotkaca yang diperankan oleh Prabowo akan kembali indah terjadi di masa yang akan datang demi kebaikan negeri ini?

Nah sudah tergambar bukan seperti apa cerminan karakter beliau semua, juga seperti apa tantangan hidup yang dialami dan takdir nasib beliau semua bukan? Yang jelas kita tentu dapat mengetahui kelanjutan kisah beliau berdua berdasarkan kesukaan beliau terhadap tokoh Epik Mahabharata tersebut.

Keuntungan Mengimani Rukun Iman

Dengan mengetahui penjelasan diatas, dapat kita simpulkan mengimani Rukun Iman yaitu kepada Allah, Malaikat-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, Kitab Suci-Nya, Hari Kiamat dan Qada dan Qadar, tentu memberikan kebaikan besar bagi kita semua.

Bahkan menaruh rasa yakin kepada orang saleh dan para Wali Allah pun memberikan keuntungan sendiri pada kita, sebab beliau semua selalu memikirkan dan mengharapkan kebaikan kita semua pula. Maka tak jarang Allah memberikan pertolongan kepada orang saleh berupa maunah dan kepada Wali-Nya berupa karamah.

Sekelas Nabi Ibrahim pun berdoa mengharap didekatkan dengan orang-orang saleh. Seperti dalam Al-Qur'an surat As-Saffat ayat 100 yang berbunyi:

(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

Dan tentang Wali Allah pada Al-Qur'an surat Yunus ayat 62-63 yang berbunyi:

Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. (Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.

Apa yang kita yakini kepada Rukun Iman tersebut, begitu pula pada orang saleh dan Wali-Nya, dan menjauhi keyakinan selain daripada itu, dapat memberikan keberuntungan besar, kesejahteraan, dan keselamatan. Karena kita semua bersandar pada kekuatan kebaikan, dan melibatkan Kemahakuasaan Allah Swt.

Kesalehan menjadi energi penguat

Amal saleh sangat disukai penduduk langit (malaikat), karena beliau semua diliputi oleh sifat kebaikan. Maka dengan selalu mengamalkan perbuatan saleh, niscaya para malaikat mengaminkan setiap doa dan harapan kita yang terdalam.

Saat doa dan harapan kita melesat ke langit tertinggi karena energinya terpenuhi melalui amalan saleh kita, seluruh penduduk langit mengaminkan doa dan harapan, saat itu pula Allah mengabulkan apa yang kita yakini segenap hati.

Kesimpulan: Kekuatan Rukun Iman dan Kesalehan dalam Mengubah Nasib

Untuk mengubah nasib, kekuatan iman dan keyakinan kepada rukun iman adalah kunci. Dengan memperkuat keyakinan ini, serta menghias diri dengan amal saleh, kita dapat menghadapi tantangan hidup dan mengarahkan dunia menuju perubahan yang lebih baik.

Cimahi, 31 Agustus 2024.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler