Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.

Waduh, Ada Penelitian Menunjukkan Temuan Mikroplastik dalam Testis

Minggu, 1 September 2024 22:09 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dua penelitian yang dirilis minggu ini tentang bahaya mikroplastik di dalam tubuh, seolah memberi dampak, jika seseorang menemukan cara untuk menghilangkannya, mereka akan menghasilkan (banyak) cuan.

Oleh Slamet Samsoerizal

Sebuah penelitian yang yang diterbitkan di The Lancet menyaakan ditemukan mikroplastik pada setiap testis manusia. Para dokter menjelaskan mereka menemukan potongan-potongan kecil plastik berbahaya dalam gumpalan darah di jantung, otak, dan kaki. Partikular ini tidak hanya sangat lazim ditemukan, tapi juga sangat berbahaya bagi kita. Penelitian serupa juga dilakukan di China dan Italia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang semakin banyak penelitian yang melaporkan, para ilmuwan telah menemukan mikroplastik dalam tubuh manusia, lautan, udara, dan bahkan reruntuhan kuno. Akan tetapi, masih sedikit penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana mikroplastik dapat memengaruhi tubuh kita.

Dua studi yang dirilis minggu ini memberikan beberapa petunjuk: ketika ditemukan di testis, mikroplastik dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma. Keberadaannya dalam gumpalan menunjukkan bahwa mikroplastik mungkin berkontribusi pada pembekuan tersebut.

Sejauh ini, para ilmuwan belum menemukan cara-cara berteknologi tinggi atau farmasi untuk menghilangkan mikroplastik dari dalam tubuh. Meskipun di lain pihak, para peneliti telah melaporkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini mendidihkan air sadah dapat membantu mikroplastik menggumpal bersama dengan endapan mineral dan disaring dari air minum.

Menariknya, seperti dilansir dari futurism.com, sebuah penelitian kecil pada tahun 2022 dari Australia menemukan bahwa mendonorkan darah atau plasma tampaknya dapat mengurangi tingkat zat perfluoroalkil dan polifluoroalkil, yang secara kolektif dikenal sebagai PFAS atau bahan kimia untuk selamanya. Sebagai tambahan, hal tersebut merupakankontribusi tubuh petugas pemadam kebakaran yang terpapar oleh zat-zat tersebut.

Logika dari penelitian tersebut, yang sepertinya belum direplikasi atau diperluas. Padahal temuan tersebut berpotensi untuk diaplikasikan pada mikroplastik, yang mengandung PFAS di antara bahan kimia lainnya.

Namun, mengingat bahwa kita terus mengonsumsinya melalui udara yang kita hirup, air yang kita minum, dan makanan yang kita makan, sulit untuk mengatakan apakah itu akan menjadi metode yang efektif untuk menghilangkannya. Kemungkinan besar, jika ada cara untuk mengeluarkan mikroplastik dari dalam tubuh, hal tersebut membutuhkan terobosan baru. Siapakah yang akan melakukannya? Bisa diprediksi,  mereka akan menghasilkan (banyak) cuan. ***

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler