Saya melampirkan buku perdana karya saya yang berjudul Gelora Ilmu Religi yang bisa didownload secara gratis, berikut link-nya. https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view?usp\x3ddrive_link Semoga buku ini bermanfaat! Jika dirasa baik untuk dibagikan kepada orang terdekat anda, saya dengan senang hati anda berbagi link download buku ini! Terima kasih.

Pantun Sunda yang Memperkaya Budaya

Senin, 2 September 2024 09:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menggali makna dan esensi dari pantun sunda yang berpotensi mengubah cara pandang kita.

Pantun 1

Melak cabe panen cabe
Melak bonteng panen bonteng

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melak hade panen hade
Melak goreng panen goreng

Artinya

Menanam cabe panen cabe
Menanam mentimun panen mentimun

Menanam kebaikan panen kebaikan
Menanam keburukan panen keburukan

Makna

Kita memperoleh buah hasil perbuatan sesuai benih perbuatan (niat) dan pemeliharaannya (strategi yang dimainkan).

Niat bagus strategi bagus hasilnya sangat bagus dan memuaskan.
Niat bagus tapi strateginya kurang bagus hasilnya dan bakal mengecewakan.

Tidak perlu iri dengan hasil yang orang lain peroleh, yaitu membanding-bandingkannya dengan yang kita peroleh, itu hanya membuat kita terperosok pada perilaku kufur nikmat. Sebab semua itu bergantung dari niat dan strategi kita saat memperjuangkan hasil yang diinginkan.

***

Pantun 2

Hirup mah kudu jiga tatangkalan
Sanajan dinyeunyeuri angger we buahan

Hirup mah kudu jiga panonpoe nu caang pisan
Tara pipilih saha wae nu kudu dicaangan

Artinya

Hidup itu harus seperti tumbuh-tumbuhan
Walaupun disakiti ia tetap saja memberikan buah-buahan

Hidup itu harus seperti matahari yang bersinar sangat terang
Tidak pernah pilih pilih siapa saja yang harus diteranginya

Makna

Walaupun kita disakiti, tak menjadi alasan dibenarkan untuk menjadi orang yang tak baik. Walaupun kita dibuat kecewa, tak menjadi alasan dibenarkan untuk kita untuk berhenti bekerja dan berkarya. Sebagaimana pepohonan yang tetap berbuah untuk kita, meski kita sakiti dengan memetik daunnya, memotong dahan, batang, dan ranting-rantingnya.

Seorang pemimpin selalu mengayomi dan menaungi seluruh rakyatnya tanpa membeda-bedakannya, tidak pernah pilih kasih mau itu rakyat yang kaya atau miskin, susah atau senang, suka atau benci, sebab kepercayaan yang diberikan rakyat untuk sang pemimpin, menjadikannya besar dan penuh sinar terang bagaikan matahari.

Namun adakah yang mencela matahari? Seperti rakyat yang mencela pemimpinnya? Tentu ini menjadi renungan. Apakah sang pemimpin berlaku bagaikan matahari, atau tidak.

Penutup

Sila sahabat pembaca mencari dan menggali makna lainnya dari dua pantun sunda diatas. Selamat berkreasi!

Cimahi, 2 September 2024.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler