Generasi Z: antara FoMO dan Kepedulian Terhadap Isu
Selasa, 3 September 2024 08:11 WIBGenerasi Z adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan. Mereka menunjukkan bahwa kepedulian yang serius dapat muncul dari fenomena seperti FoMO.
Oleh: Mugi Muryadi
Generasi Z, yang lahir antara 1997 dan 2012, sering dicap sebagai kelompok yang paling rentan terhadap fenomena Fear of Missing Out (FoMO). FoMO adalah perasaan cemas atau khawatir karena merasa tertinggal dari sesuatu yang penting atau menyenangkan yang terjadi di lingkungan sosial. Fenomena ini semakin menguat di era media sosial, saat Generasi Z tumbuh dan berkmbang. Mereka terpapar oleh aliran informasi yang terus-menerus dan tren yang berubah dengan cepat. Namun, apakah benar Generasi Z hanya sekadar mengalami FoMO, ataukah mereka sebenarnya lebih paham dan peduli terhadap isu-isu sosial yang dihadapi?
FoMO memang menjadi fenomena yang sangat umum di kalangan Generasi Z. Mereka selalu terhubung dengan media sosial, mengikuti tren, dan sering merasa perlu untuk tetap up-to-date dengan apa yang sedang terjadi. Dalam banyak kasus, FoMO dapat menyebabkan tekanan sosial yang besar dan bahkan mempengaruhi kesehatan mental. Namun, tidak semua hal ini berujung pada hal negatif. Generasi Z memiliki akses ke berbagai informasi yang luas, yang memungkinkan mereka untuk menjadi lebih sadar akan isu-isu sosial, lingkungan, dan politik.
Generasi Z juga dikenal sebagai generasi yang sangat peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka sering kali menjadi penggerak dalam kampanye-kampanye sosial, baik online maupun offline. Mereka memahami bahwa untuk membawa perubahan, mereka harus terlibat aktif. Meskipun terkadang FoMO dapat mendorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas sosial hanya untuk "ikut-ikutan," banyak dari mereka yang benar-benar memiliki kepedulian yang baik terhadap isu-isu yang mereka angkat. Ini menunjukkan bahwa ada dimensi lain dalam perilaku mereka yang sering diabaikan.
Teknologi digital telah memberikan Generasi Z akses yang tidak terbatas untuk mendapatkan informasi. Mereka lebih mudah terhubung dengan berbagai gerakan sosial, baik di tingkat lokal maupun global. FoMO bisa jadi merupakan dorongan awal bagi mereka untuk berpartisipasi, tetapi seiring waktu, banyak dari mereka yang berkembang menjadi aktivis yang sejati. Mereka tidak hanya sekadar "ikut-ikutan" tetapi juga memahami pentingnya tindakan yang mereka lakukan. Generasi Z sering menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang mereka anggap penting.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua keterlibatan Generasi Z dengan isu-isu sosial berakar pada FoMO. Banyak dari mereka yang terlibat karena memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah tersebut. Mereka menggunakan platform digital sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan sosial, hak asasi manusia, dan keberlanjutan lingkungan. Generasi Z memahami bahwa mereka memiliki kekuatan untuk membuat perubahan melalui tindakan kolektif. Mereka sering kali menjadi penggerak utama dalam kampanye sosial yang mendorong perubahan nyata.
FoMO memang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku Generasi Z. Namun, ini tidak slalu berarti bahwa keterlibatan mereka dangkal atau hanya didorong oleh keinginan untuk tidak ketinggalan. Sebaliknya, FoMO dapat berfungsi sebagai katalis yang mendorong mereka untuk lebih sadar dan peduli terhadap isu-isu yang penting. Generasi Z telah menunjukkan bahwa mereka mampu menggunakan teknologi untuk mendorong perubahan positif dalam masyarakat. Mereka sering kali mewakili orang-orang yang tidak memiliki platform untuk berbicara.
Sebagai contoh, Generasi Z telah menjadi penggerak utama dalam gerakan untuk menangani perubahan iklim. Mereka tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan kesadaran global tentang dampak perubahan iklim. Mereka menyadari bahwa masa depan mereka bergantung pada tindakan yang diambil hari ini. Dalam hal ini, FoMO mungkin memotivasi mereka untuk tetap terlibat, tetapi kepedulian yang serius terhadap isu tersebutlah yang benar-benar menggerakkan mereka.
Di samping itu, Generasi Z juga aktif dalam isu-isu sosial lainnya, seperti keadilan rasial, kesetaraan gender, dan hak-hak LGBTQ+. Mereka menggunakan media sosial untuk mendidik diri mereka sendiri dan orang lain tentang isu-isu ini. Generasi Z tidak hanya ingin terlihat peduli; mereka benar-benar ingin membawa perubahan. Mereka sering kali terlibat dalam diskusi yang intens dan berani menyuarakan pendapat. Bahkan, jika itu berarti harus berhadapan dengan opini yang berlawanan.
Generasi Z juga menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap isu-isu besar tetapi juga terhadap masalah-masalah yang lebih personal dan lokal. Mereka sering kali menggunakan teknologi untuk mengorganisir komunitas lokal dan mendorong perubahan di tingkat yang lebih kecil. Ini menunjukkan bahwa kepedulian mereka bukan hanya sebatas tren global tetapi juga mencakup hal-hal yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Mereka memahami bahwa perubahan besar dimulai dari tindakan kecil.
Kesadaran sosial yang tinggi di kalangan Generasi Z jjuga didukung oleh pemahaman yang baik tentang bagaimana dunia bekerja. Mereka memiliki akses ke informasi yang lebih banyak dan lebih mudah dibandingkan generasi sebelumnya. Ini memungkinkan mereka untuk memahami isu-isu yang kompleks dengan lebih baik. Mereka tidak hanya mengandalkan FoMO untuk memotivasi tindakan mereka tetapi juga menggunakan pengetahuan dan pemahaman untuk mengambil keputusan yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
Jadi, meskipun FoMO adalah fenomena yang nyata di kalangan Generasi Z, penting untuk tidak mengabaikan fakta bahwa banyak dari mereka yang benar-benar peduli dan paham terhadap isu-isu yang dihadapi. Mereka bukan hanya generasi yang mengikuti tren tetapi juga generasi yang menginginkan perubahan. Generasi Z menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi penggerak utama dalam masyarakat. Dalam hal ini menggunakan teknologi tidak hanya untuk terhubung tetapi juga untuk membawa dampak positif.
Dengan demikian, alih-alih hanya memandang Generasi Z sebagai kelompok yang rentan terhadap FoMO, kita perlu mengakui bahwa mereka juga generasi yang sangat peduli terhadap masa depan. Mereka menggunakan teknologi untuk memahami dunia, mengadvokasi perubahan, dan menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam perjuangan mereka. Generasi Z adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk kebaikan. Merka menunjukkan bahwa kepedulian yang serius dapat muncul dari fenomena seperti FoMO.
Penggiat literasi dan penikmat kopi pahit
27 Pengikut
Memahami Lagi Makna dan Pentingnya Toleransi
1 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler