Pemanfaatan Bambu Sebagai Alternatif Komponen Kursi yang Dikembangkan untuk Difabel
Selasa, 3 September 2024 20:06 WIBTanaman Bambu banyak dijumpai diseluluh wilayah Indonesia. Pemanfaatan batang bambu telah banyak dikembangkan mulai dari kerajinan tangan hingga bangunan rumah. Bambu yang diproses menjadi irat, akan menjadi produk anyaman yang memiliki keindahan dan keunikan saling silang yang indah. Kreatifitas kerajinan irat bambu telah berkembang dan setiap daerah di Indonesia memilii ciri khas masing-masing. Stefan Praabani, KetuaTim dosen dari Universitas Katolik Darma Cendika - Surabaya mengembangkan Irat bambu menjadi komponen kursi. Keterampilan tersebut dikembangkan bersama difabel yang tergabung dalam SLB Pedagogia Maospati - Kab. Magetan. Produk yang dihasilkan merupakan kelanjutan dari teknik bending triplek yang telah berhasil dikerjakan siswa SLB tersebut dan menghasilkan produk yang mampu dijual untuk bebutuhan rumah tangga. Bending triplek tersebut juga telah mendapatkan penghargaan sebagai juara pertama dalam kompetisi keterampilan Kriya Kayu yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten- Magetan.\xd\xd\xd\xd Pengembangan irat bambu tersebut dalam upaya pemberdayaan difabel agar mampu memahaami kerja industri dan secara khusus memahami syarat dan operasional prosedur (SOP) yang diterapkan untuk industri. Pengembangan proses pengolahan bambu ini menjadi program pelestarian budaya nasioanal pemanfaatan batang bambu menjadi produk unggulan yang bernilai ekonomis.
Oleh: Dr. Stefanus Prabani Setio HBP. ST.MM.MT
Sebagai upaya pelestarian Kebudayaan Nasional melalui pemanfaatan batang bambu, Tim dosen dari Universitaas Katolik Darma Cendika (UKDC)- Surabaya yang diketuai oleh Dr. Stefan Prabani mengembangkan teknologi pemanfaatan bambu sebagai komponen kursi. Pemafaatan tersebut dikembangkan untuk memberdayakan difabel yang tergabung dalam SLB Paedagoga Maospati - Kabupaten Magetan.
Upaya pengembangan melalui pelatihan tersebut merupakan kelanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2023 melalui pelatihan teknik bending triplek dengan teknik laminasi. Pada tahun 2023 tersebut, siswa SLB yang dilatih mampu memahami dan mengerjakan proses produksi hingga memproduksi untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu kemampuan siswa telah dibuktikan dalam kompetisi keterampilan Kriya Kayu yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dan siswa Qobri mampu menjadi juara pertama. Kebanggaan tersebut mejadi bukti bahwa difabel bisa dan mampu berpretasi.
Dalam upaya peningkatan keterampilan siswa mengenai Kriya Kayu, tim dari UKDC kembali memberdayakan difabel melalui pelatihan pembuatan komponen kursi dari materiaal bambu. Secara teknis, proses produksi yang dilakukan tidak berbeda dengan material triplek. Secara prosedural, memiliki tahapan yang lebih rumit dibandingkan triplek. Sedangkan secara tahapan proses produksi memiliki jumlah yang sama dengan triplek namun komponen yang dikerjakan lebih banyak. Selanjutnya pada tahap perakitan, membutuhkan tingkat kesabaran, ketelitian dan kerjasama antar individu untuk menyelesaikan. Pada tahap akhir penyelesaian produk dikenalkan proses finishing dengan menggunakan melamin agar kualitas produk menjadi lebih bernilai ekonomis.
Pelatihan diikuti oleh 5 siswa dan 5 siswi, selain itu pelatihan ini juga diikuti oleh alimni SLB sebanyak 3 siswa serta pemuda karang taruna kelurahan Maospati sebanyak 2 pemuda. keterlibatan karang taruna tersebut dalam upaya membangkitkan semangat karang taruna peduli difabel yang diharapkan menjadi pemuda penggerak kegiatan ekonomi difabel.
alatihan dilaksanakan di sekolah SLB Paedagogia Maospati yang telah memiliki peralatan, mesin serta bengkel produksi indoor dan bengkel produksi outdoor. Dua ruang tersebut dipisahkan untuk aktivitas yang berbeda. Bengkel indoor mengerjakan pekerjaan sortir irat bambu, penyambungan hingga membending untuk mendapatkan komponen bambu yang sesuai cetakan kursi. Sedangkan bengkel outdoor untuk pekerjaan penghalusan, filler, pewarnaan, perakitan dan finishing akhir.
Tahapan pekerjaan yang dilatihkan adalah sebagai berikut: 1) Tahap Pemilahan irat bambu. Pada tahap ini siswa perempuan yang melakukan didampingi oleh tim dosen dan mahasiswa; 2) Penyambungan irat bambu. Perlu diketahui bahwa irat bambu yang yang digunakan adalah irat bambu dengan panjang sekitar 50cm, merupakan ruas bambu. Lebar irat bambu sekitar 3cm, ketebalan irat bambu sekitar 2mm. Karena komponen kursi yang akan dicetak membutuhkan panjang lebih dari 50cm, maka perlu disambung agar mudah saat membending dalan cetakan lengkung; 3) Proses bending/membentuk lengkkungan pada cetakan. pada tahap ini semua siswa mengerjakan diawali dengan mengoles lem epoxy sebagai perekat yang mampu menghasilkan bentuk yang kaku. Satu-persatu irat bambu disusun hingga ketebalan yang diinginkan. Selanjutnya akan diletakan dalam cetakan lengkung yang terbuat dari besi kemudian dipress menggunakan klem "F". Proses pengeringan membutuhkan waktu selama 12 jam sehingga dilanjutkan keesokan harinya; 4) Pada keesokan harinya irat bambu yang diklem telah keras dan semua klem "F" dibuka sehingga menghasilkan bakal komponen kursi yang akan dipproses lebih lanjut; 5) Proses penghalusan komponen. tahap ini dilakukan menggunakkan mesin amplas rotasi sehingga mempercepat waktu dan tingkat kerataannya lebih baik; 6) Proses Filler, bertujuan untuk menutup pori-pori dan celah irat bambu. Kemudian dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan mesin amplas tangan getar agar filler yang tidak perlu bisa hilang dan serat bambu terlihat kembali; 7) Pewarnaan komponen dilakukan untuk memberikan nuansa estetik warna yang sesuai. pewaarnaan dilakukan dengan menggunakan sprayer angin agar terlihat halus dan merata; 8) Pelapisan Sending sealer yang bertujuan untuk memberikan lapisan keras pada permukaan dan menutup permukaan agar mudah untuk dibersihkan, tidak mudah dimakan serangga dan tahan dari kelembaban dan air. Sampai pada tahap ini, difabel dapat mengerjakan semua proses produksi dengan aman baik menggunakan tangan atau mesin, dalam pengawasan nondifabel agar tidak terjadi kesalahan prosedur.
Sedangkan pada tahap 9) Perakitan, tahap ini membutuhkan ketelitian, kerapian, logika dan estetika serta penggunaan alat/mesin yang tidak dianjurkan digunakan oleh difabel. Perakitan membutuhkan komponen kursi yang telah siap dan semua alat yang dibutuhkan tersedia karena dilakukan penyambungan menggunakan teknik dowel yang direkatkan dengan lem kayu. Difabel sebagai asisten membantu proses produksi hingga selesai. Tahapan dan prosedur perakitan membutuhkan proses yang cepat karena lem yang digunakan agan segera kering setelah mengena bambu.
Setelah selesai perakitan, akan dilanjutkan dengan finishing akhir yaitu merevisi kesalahan kemudian melapisi dengan melamine lack sebagai pelapis bening yang akan memberikan sentuhan akhir sehingga kursi dapat terlihat menarik, estetik dan mewah.
Pelatihan ini diharapkan memperkenalkan IPTEK kepada difabel dari haasil pengembangan, penelitian yang dilakukan Tim dosen dikampus. Subjek siswa difabel merupakan binaan UKDC yang telah dilakukan sejak tahun 2022 antara lain Roemah Difabel - Semarang. Rumah Anak Prestasi -Surabaya, SLB Paedagogia -Surabaya dan SLB Paedagogia Maospati - Kab. Magetan. Semua pelatihan ini dilakukan sendiri oleh Tim dosen yang ketuanya Stefan Prabani adalah Instruktur Pelatihan Teknik Bending Triplek Dinas Sosial, di Rumah Anak Prestasi milik Pemerintah Kota Surabaya.
Sejauh ini difabel yang dilatih menunjukaan kemajuan yang bagus diantaranya: memahami SOP kerja, memahami proses bending triplek dan bambu, memahami alat produksi kayu, memahami beberapa mesin (namun tidak menggunakan), memahami proses kerja industri yang menghasilkan meja dan kursi.
Semoga semakin banyak siswa difabel yang dapat menerima IPTEK yang dikemmbangkan Tim dosen UKDC agar dapat bermanfaat bagi orang lain dan kerkolaborasi dengan non difabel untuk menghasilkan sinergitas yang menghasilkan produk yang bernilai ekomomi.
Penulis Indonesiana
3 Pengikut
Pemanfaatan Bambu Sebagai Alternatif Komponen Kursi yang Dikembangkan untuk Difabel
Selasa, 3 September 2024 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler