Manfaat dan Tantangan Budidaya Sukun

Jumat, 13 September 2024 12:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sukun merupakan buah dari pohon Artocarpus altilis yang memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia. Sukun mengandung berbagai sumber energi seperti karbohidrat, serat serta vitamin dan mineral yang tinggi.

 Selain itu, sukun juga dapat diolah menjadi berbagai produk seperti tepung dan roti. Sukun memiliki keunggulan yang seharusnya membuatnya menjadi alternatif pangan yang penting. Namun, budidaya sukun masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pemanfaatannya secara optimal.

Selain manfaatnya sebagai sumber pangan, sukun juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Pohon sukun mudah dibudidayakan di berbagai jenis tanah dan dapat tumbuh dengan baik di iklim tropis seperti Indonesia. Usaha budidaya sukun bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani. Hal ini menunjukan bahwa sukun dapat berperan dalam meningakatkan kesejahteraan petani dan perekonomian daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, meskipun memiliki banyak keunggulan, budidaya sukun masih mengahdapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengelolaan pohon sukun secara efektif. Factor lain adalah kurangnya akses terhadap bibit unggul dan teknologi pertanian yang mendukung produktivitas tanaman sukun. Selain itu, persepsi Masyarakat yang masih menganggap sukun sebagai makanan kelas bawah juga menghambat peningkatan konsumsinya secara luas.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, peran pemerintah dan pihak terkait sangat krusial. Pemerintah perlu mendorong penelitian dan pengembangan terkait varietas sukun unggul serta teknologi budidaya yang lebih efisien. Selain itu, perlu adanya kampanye yang lebih gencar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat sukun sebagai sumber pangan alternatif. Dukungan dari sektor swasta, seperti Perusahaan pangan, juga penting dalam menciptakan rantai nilai yang berkelanjutan dari produksi hingga distribusi sukun.

Jika budidaya sukun dikelola dengan baik, maka dampaknya terhadap ketahanan pangan nasional bisa sangat signifikan. Sukun bisa menjadi salah satu Solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan pangan, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap bencana alam atau perubahan iklim yang mempengaruhi prosuksi pangan lainnya. Dengan diversifikasi pangan yang lebih luas, ketahanan pangan nasional akan lebih terjaga, dan Masyarakat tidak akan terlalu bergantung pada satu jenis pangan saja.

Kita ambil contoh dengan program budidaya sukun di Dusun Parangbenrong, Desa Silanu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Dalam Upaya meningkatkan ekonomi dan menjaga ekosistem di pedesaan, pemerintah kabupaten dan pemerintah desa Bersatu dalam pembuatan program ini. Hasil panen sukun dari Dusun Parangbenrong terbukti tahan lama hingga berhari-hari menjadikan produk ini semakin diminati. Pada tahun 2021, Desa Parangbenrong berhasil memanen sukun sebanyak 30 juta, pada tahun 2022 jumlahnya meningkat 40 juta. Program ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ekonomi dan menjaga ekosistem di pedesaan. Hal ini berdampak positif pada kelestarian gunung, keberlanjutan pasokan air, dan menjaga keseimbangan alam. 

Secara keseluruhan, sukun merupakan komoditas yang memiliki potensi besar baik dari segi gizi, ekonomi maupun ketahanan pangan. Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, dibutuhkan Upaya kolaboratif antara pemerintah, petani, dan Masyarakat luas dalam mengatasi tantangan yang ada. Dengan demikian, sukun dapat menjadi salah satu pilar penting dalam sistem pangan nasional yang lebih beragam, sehat, dan berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Manfaat dan Tantangan Budidaya Sukun

Jumat, 13 September 2024 12:54 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler