Halo, namakuaini. Aku menuliskan beberapa tema yang aku sukai, aku pelajari dan aku ketahui. Semoga tulisanku dapat bermanfaat bagi para membaca. Terimakasih.

Nomophobia : No Mobile Phone Phobia

Sabtu, 14 September 2024 08:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nomophobia itu sebuah singkatan dari no mobile phone phobia, yang artinya sindrom ketakutan jika tidak mempunyai atau tidak memiliki akses ke telepon genggam/Smartphone-nya.

 

Nomophobia merupakan fobia yang ditandai dengan ketakutan berlebih yang dimiliki oleh seseorang jika orang tersebut kehilangan atau tidak berada dekat dengan smartphone-nya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang yang mengalami nomophobia selalu hidup dalam kekhawatiran dan selalu cemas dalam meletakkan atau menyimpan smartphone miliknya, sehingga selalu membawanya kemanapun pergi. 

Dengan kata lain, rasa takut yang bersifat psikologis saat kehilangan kontak (termasuk ketiadaan) smartphone atau sulit sinyal. Singkatnya, ketakutan patologis saat jauh (tersisih) dari smartphone mereka.

Dampak psikologis yang diakibatkan oleh penggunaan smartphone pada individu, kelompok dan masyarakat pada umumnya terkait dengan perubahan perilaku dan kebiasaan sebelum dan sesudah menggunakannya.

Penderita nomophobia jumlahnya terus meningkat di dunia. Gejala awal kecanduan gawai ini ditandai dengan kesukaan penderitanya akan swafoto, membuka ponsel saat berkendara, saat menyeberang, ketika belajar di sekolah atau rapat di kantor, bahkan ketika beribadah dan berdukacita. 

Beberapa orang memiliki kebiasaan menempatkan smartphone di meja agar mudah untuk dilihat dan jika interaksi percakapan secara tatap muka tidak cukup menarik, ada alternatif untuk mengalihkan perhatian. Ketergantungan pada perangkat bergerak ini berdampak pada kehidupan sosial penggunanya.

Komunikasi cenderung lebih sering terjadi melalui akun-akun media sosial dibanding dengan intensitas komunikasi secara langsung atau face to face. Perilaku ini seakan membuat mereka tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. 

Makin hari saat ini banyak aplikasi yang diciptakan untuk mempermudah segala kegiatan hanya dengan mengaksesnya melalui ponsel. Seperti bayar listrik bisa melalui ponsel, transfer uang bisa melalui smartphone, hingga memesan ojek on-line pun bisa melalui ponsel. Selain itu, banyak game seru yang bisa kita akses melalui ponsel. Ini yang memicu seseorang rentan terkena penyakit nomophobia, jika semua hal bisa dilakukan melalui ponsel pintar. Ditambah lagi sosial media yang semakin banyak jenisnya.

Kehadiran media sosial memaksa semua yang memiliki ponsel pintar menunjukkan eksistensinya. Meskipun tidak mengunggah status atau foto, tapi orang yang memiliki media sosial pasti mengecek timeline media sosialnya setiap hari. Beberapa ahli psikolog mengatakan kecanduan akan smartphone kini semakin meningkat, dan sudah mulai mewabah hingga anak-anak. Bahkan, kini balita pun kecanduan dengan ­gadget pintar ini. 

Fenomena nomophobia terjadi karena orang-orang saat ini cenderung asik dengan kehidupan dunia maya dan hanya sedikit perhatian terhadap dunia nyata.  Penderita nomophobia kurang dapat mengendalikan diri saat menggunakan telefon genggam atau berada di dekat sarana komunikasi canggih. Dengan teknologi canggih itu, ia cenderung memboroskan waktunya untuk hal-hal yang nonproduktif.

Apakah anda termasuk kedalam orang yang sulit untuk meninggalkan smartphone anda ? atau selalu merasa khawatir karena akan kehilangan informasi beberapa jam ? apakah mengetahui bahwa anda akan berada dalam kondisi tidak bersama smartphone menyebabkan anda panik.

 Jika demikian maka anda dapat disebut mengalami “Nomophobia” / “No Mobile Phone Data” yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami kecemasan berlebih ketika tidak bersama ponsel / tidak bisa menggunakan ponsel.

Ciri lain, kadang-kadang lebih memilih mengutak-atik smartphone dibanding memilih makan, hingga orang waras di sekitarnya sering menyebut makanan sehari-hari orang seperti ini adalah handphone mereka.

Walaupun sedang tidur orang yang terkena penyakit nomophobia akan terbangun hanya sekedar mengecek ponselnya. Yang lebih parah lagi saat ke kamar mandi pun ponsel harus selalu menemani, dan tak lepas dari tangan. Kegelisahan, dan rasa cemas akan menjadi-jadi jika mereka mendapati ponselnya hilang.

Sadar dan kontrol diri adalah cara yang efektif untuk menekan itu, terlebih sebagai manusia kita akan kita akan selalu butuh dengan orang lain. Untuk itu mulai sadar lingkungan, pertahankan komunikasi secara nyata, hindari melarikan diri dengan smartphone, menghargai lawan bicara dengan tidak melihat smartphone secara konstan. 

Kita memang membutuhkan teknologi khusunya smartphone untuk kemudahan, namun  bukan berarti kita terisolasi dari dunia nyata dan tidak memperdulikan sekitar.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Imroah Qurotul Aini

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler