Apakah Anak Kita Juga Mengalami Gangguan Mental?
Sabtu, 14 September 2024 08:32 WIBPrevalensi gangguan mental di kalangan remaja di Indonesia mencapai sekitar 15\x25 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan bahwa satu dari tujuh remaja mengalami gangguan mental.
Oleh: Mugi Muryadi
Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi suasana hati, pola pikir, dan perilaku seseorang. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan emosional, tetapi juga dapat mempengaruhi fungsi sosial dan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini meliputi berbagai jenis gangguan. Misalnya, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan gangguan mood. Semua itu tentu membutuhkan perhatian dan penanganan yang tepat.
Penanganan dini sangat penting karena dapat mencegah gangguan mental berkembang menjadi gangguan jiwa yang lebih serius. Memahami ciri-ciri dan penyebab gangguan mental, serta cara pencegahan dan pengobatannya, merupakan langkah penting dalam mendukung kesehatan mental anak atau remaja.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi gangguan mental di kalangan remaja di Indonesia mencapai sekitar 15% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan bahwa satu dari tujuh remaja mengalami gangguan mental. Gejala gangguan mental ini meliputi berbagai kondisi seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, dan gangguan psikotik. Penelitian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) mencatat bahwa angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022 prevalensi gangguan mental pada remaja tercatat sebesar 12%. Ini menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang semakin kompleks. Termasuk tekanan akademik, perubahan sosial, dan paparan terhadap konten digital.
Ciri-ciri anak atau remaja yang mengalami gangguan mental dapat bervariasi. Namun, dari beberapa tanda umum bisa diidentifikasi. Salah satu ciri utama adalah perubahan perilaku yang drastis. Anak atau remaja yang mengalami gangguan mental menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Misalnya, sering bertengkar, lekas marah dan histeris, menjadi lebih kasar, mengucapkan kata-kata kasar dan atau yang menyakitkan. Perubahan mood yang tiba-tiba juga bisa menjadi indikator adanya gangguan mental.
Anak yang awalnya ceria tiba-tiba menjadi sangat murung atau cemas tanpa alasan yang jelas. Selain itu, penurunan performa akademik dan gangguan dalam pola tidur serta makan, seperti kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan mental. Gejala-gejala ini perlu dicermati agar penanganan yang tepat bisa segera diberikan.
Penyebab gangguan mental pada anak dan remaja sangat kompleks. Hal ini melibatkan berbagai faktor. Faktor genetik memainkan peran penting. Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental lebih berisiko mengalami kondisi serupa. Menurut American Psychological Association, faktor lingkungan juga memiliki pengaruh signifikan.
Pengalaman traumatis seperti kekerasan dalam rumah tangga, bullying, atau stres berat dapat memicu perkembangan gangguan mental. Selain itu, dampak terhadap faktor eksternal seperti penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang juga dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekerasan atau penelantaran dalam keluarga berisiko lebih tinggi terkena gangguan mental.
Untuk mencegah gangguan mental pada anak dan remaja, beberapa langkah preventif dapat diambil. Dukungan emosional yang kuat dari keluarga adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan mental anak. Menurut World Health Organization (WHO), menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman dapat membantu anak-anak mengatasi stres dan tekanan sehari-hari. Aktivitas fisik yang rutin, pola makan yang sehat, dan tidur yang cukup juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Edukasi mengenai kesehatan mental dan keterampilan coping yang efektif dapat membantu anak-anak menghadapi situasi stress. Selain itu, penting untuk mengenali dan menangani masalah sejak dini, alih-alih membiarkannya menumpuk dan berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.
Cara mengatasi gangguan mental pada anak atau remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Psikoterapi atau konseling adalah salah satu metode utama dalam pengobatan gangguan mental. Psikoterapi seperti terapi kognitif perilaku (CBT) telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai gangguan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Dr. Johnathan Smith, seorang psikiater anak, menjelaskan bahwa CBT membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang berkontribusi terhadap gangguan mental. Selain itu, dukungan dari keluarga sangat penting dalam proses pemulihan. Kehadiran dan perhatian dari orang tua dapat memberikan rasa aman dan membantu anak merasa lebih didukung dalam mengatasi masalahnya.
Penting untuk diingat bahwa gangguan mental tidak dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya. Penanganan yang tepat dan intervensi profesional sangat diperlukan untuk mengelola kondisi ini dengan efektif. Selain psikoterapi, obat-obatan antidepresan, antipsikotik, dan anticemas mungkin diperlukan, tergantung pada jenis gangguan mental yang dialami. Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater dapat memberikan diagnosis yang akurat dan menyusun rencana perawatan yang sesuai. Dukungan dari keluarga dan rekan terdekat memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan pengobatan dan pemulihan.
Demikianlah, gangguan mental pada anak dan remaja adalah masalah kesehatan yang signifikan yang memerlukan perhatian serius. Identifikasi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan gangguan yang lebih serius. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengupayakan kesehatan mental dan menyediakan dukungan yang dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak kasus gangguan mental dapat dikelola dengan baik, sehingga memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif. Kita semua harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan berkomitmen untuk menyediakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental bagi anak-anak.
Penggiat literasi dan penikmat kopi pahit
53 Pengikut
Menghadapi Rasa Bosan
9 menit laluDendam Kesumat
10 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler