Ebit G. Ade, dalam Kenangan Jalanan Penjual Es Krim Keliling

Selasa, 17 September 2024 14:46 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ebit bukan hanya bagian dari musik, tetapi juga bagian dari kenangan kolektif masa lalu.

Oleh: Asep K Nur Zaman

Di tahun 1980-an, di sudut-sudut kampung yang tenang di Garut, suara musik dari pengeras suara pedagang es krim keliling menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di antara deru sepeda dan riuh rendah anak-anak yang berlarian, melodi-melodi lembut milik Ebit G. Ade sering terdengar mengiringi langkah-langkah mereka.

Lagu-lagu yang ia ciptakan seolah menyatu dengan suasana pedesaan, angin sepoi-sepoi, dan pepohonan rindang. Seperti irama alam yang lembut, musik Ebit menyelinap ke dalam hati pendengar—menghadirkan ketenangan di tengah kesederhanaan hidup.

Padahal, Ebit G. Ade lahir jauh dari tanah priangan itu, yakni di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebuah kota kecil di dataran tinggi yang terkenal dengan kesunyian dan kesejukan alamnya. Meski terlahir dan tumbuh di tengah tradisi Jawa, musik Ebit mampu menembus relung hati masyarakat Jawa Barat, termasuk di Garut, yang kental dengan budaya Sunda. Karya-karyanya melintasi batas budaya, membawa pesan yang universal, yang dapat dirasakan di setiap pelosok Indonesia.

Tidak ada yang mewah dari pedagang es krim keliling itu. Sepeda yang dikayuh dengan susah payah, lonceng kecil yang dibunyikan, serta kotak es berisi kebahagiaan yang sejenak mencairkan panas hari. Namun, yang membuat momen ini menjadi abadi adalah suara Ebit G. Ade yang lirih, seolah menemani setiap gigitan es krim dengan lirik-lirik yang menyentuh jiwa.

Ebit bukan hanya bagian dari musik, tetapi juga bagian dari kenangan kolektif masa lalu—bagian dari kehidupan sederhana yang kini terasa jauh.

Siapa Ebit G. Ade?
Lahir sebagai Abid Ghoffar Bin Aboe Dja'far pada 21 April 1954, Ebit G. Ade tumbuh sebagai penyanyi balada yang menyuarakan perasaan lewat nada-nada sederhana namun penuh makna. Musik balada adalah kekuatan utama yang ia suguhkan kepada pendengarnya—genre yang ia populerkan melalui lirik-lirik puitis dan musik yang minimalis namun dalam.

"Camelia", "Berita Kepada Kawan", dan sejumlah lagu lainnya, bukan hanya karya musik, tetapi juga pernyataan emosional tentang cinta, kehidupan, dan rasa kehilangan.

Latar belakang Ebit yang berasal dari Jawa Tengah tak menghalanginya untuk meraih hati pendengar di seluruh nusantara, termasuk masyarakat Sunda di Jawa Barat. Budaya Sunda yang dikenal penuh kehalusan dan kelembutan jiwa, rupanya menemukan resonansi kuat dalam karya-karya Ebit. Nada-nadanya yang melankolis dan penuh renungan seolah seirama dengan kepekaan rasa yang menjadi ciri khas budaya Sunda.

Melekat di Hati Masyarakat

Musik Ebit G. Ade bukan hanya sekadar lagu yang diputar di radio, tetapi menjadi bagian dari cerita kehidupan sehari-hari, dari ruang-ruang sederhana hingga momen-momen kesendirian yang penuh makna. Tetapi, derit sepeda pedagang es krim keliling yang bermandi peluh, juga menjadi perantara yang menghantarkan suara Ebit ke pelosok-pelosok kampung -- membuat musiknya terpatri di setiap relung hati yang mendengarnya.

Tembang-tembang seperti "Berita Kepada Kawan" dan "Camelia" mengalun dari pengeras suara pedagang es krim itu, menjadi soundtrack yang tidak resmi bagi anak-anak yang bersorak senang, dan para ibu yang duduk di teras rumah. Lirik Ebit bercerita tentang kesendirian, cinta yang tak sampai, dan kehilangan.

Di antara kebahagiaan anak-anak yang mendapatkan es krim, lagu-lagu itu menyentuh sisi terdalam hati orang dewasa yang mendengarnya dari jauh. Alunannya membawa kenangan mereka kepada cinta pertama, luka yang belum sembuh, atau perasaan hilang yang tak terucap.

Seorang ibu yang sedang menenun di teras mungkin teringat akan masa mudanya, saat hatinya pernah tersentuh oleh cinta yang tidak bisa ia miliki, dan lagu-lagu Ebit membawanya kembali pada kenangan-kenangan itu. Di saat yang sama, seorang bapak yang pulang dari sawah bisa mendengarkan "Berita Kepada Kawan", merasakan perenungan yang dalam tentang kerapuhan hidup dan nasib yang tidak menentu.

Hidup dalam Ragam Suasana

Tidak hanya di jalanan kampung, Ebit G. Ade menjadi pengiring hidup dalam berbagai suasana. Di ruang tamu sebuah rumah sederhana di Jakarta, seorang pemuda sedang menggarap tugas sekolah dengan lagu-lagu Ebit yang diputar di kaset player.

Lirik-lirik Ebit, seperti dalam "Seberkas Cahaya", seolah menjadi teman diam yang menuntunnya melewati kebingungan dan kesendirian dalam masa remaja zaman dulu. Di sebuah warung kopi tua, pria-pria paruh baya yang bercengkerama, juga sejenak terdiam saat tembang "Titip Rindu Buat Ayah" terdengar, mengingatkan mereka pada ayah yang telah tiada atau hubungan yang renggang dengan orang tua mereka.

Bagi para pendengar, Ebit G. Ade adalah suara dari hati yang tersembunyi, dari perasaan yang tak bisa dengan mudah diungkapkan. Suaranya yang tenang tetapi menusuk hati menjadi jendela untuk menengok ke dalam diri sendiri.

Di antara derai air hujan yang jatuh di atap rumah, atau di keramaian pasar yang hiruk-pikuk, nada-nada Ebit tetap melayang, menghubungkan perasaan manusia yang paling dalam.

Warisan yang Abadi

Musik Ebit G. Ade, meskipun muncul dari zaman yang sudah lewat, tetap abadi di hati para pendengarnya. Ia menyentuh perasaan kita yang paling rawan—tentang cinta yang tak berbalas, harapan yang patah, dan keindahan kecil yang sering kita lewatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah dunia yang terus berubah dan bergerak cepat, musik Ebit menjadi pelarian yang indah, mengingatkan kita untuk merasakan dan memahami hidup dalam keheningan.

Pedagang es krim keliling mungkin tidak lagi memutar lagu-lagu Ebit di jalan-jalan kampung, dan pengeras suara sepeda itu sudah sudah berganti bunyi. Namun, bagi mereka yang pernah mendengarnya, lagu-lagu Ebit masih hidup dalam memori, mengalun lembut di dalam hati, di setiap perjalanan kenangan yang kita lewati.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Asep K Nur Zaman

Penulis Indonesiana l Veteran Jurnalis

3 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler