Halo, namakuaini. Aku menuliskan beberapa tema yang aku sukai, aku pelajari dan aku ketahui. Semoga tulisanku dapat bermanfaat bagi para membaca. Terimakasih.

Self-Harm, Alasan Seseorang Melukai Diri Sendiri

Selasa, 17 September 2024 14:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seseorang melakukan self-harm biasanya karena merasa melukai diri merupakan jalan keluar dari keterpurukannya. Bagi mereka, inilah cara untuk menanggapi masalah serius dan biasanya mereka akan berhenti setelah masalah terselesaikan.

Oleh: Imroah Quratul Aini

Self-Harm adalah sebuah perbuatan yang menurut sebagian masyarakat masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Mengapa demikian?

Ya, masyarakat masih beranggapan bahwa self-harm hanya aksi untuk mencari perhatian, atau juga pelaku self-harm ini dianggap tidak tahu rasa bersyukur terhadap hidup. Banyak terjadi demikian, apalagi jika self-harm menceritakan apa yang dia lakukan pasti akan ada saja orang yang bilang "Makannya kamu jangan negatif thinking terus." Atau, "Ah, masalah gitu doang, lebai banget."

Tapi tidak sedikit pula masyarakat yang paham dengan hal-hal seperti ini dan mengerti bahwa tindakan ekstrem ini dilakukan karena berbagai alasan. You don't know what goes on in anyone's life but your own. Mereka bukan tidak bersyukur, mereka bersyukur dengan banyak hal dalam hidupnya tapi tidak sedikit pula hal yang menurut mereka bukan hal yang pantas untuk di syukuri. Salah satunya masalah yang berakibat pada terjadinya self-harm.

Seseorang melakukan self-harm biasanya karena merasa melukai diri merupakan jalan keluar dari keterpurukannya. Bagi mereka, inilah cara untuk menanggapi masalah serius dan biasanya mereka akan berhenti setelah masalah terselesaikan. Namun bisa saja mereka melakukannya lagi ketika merasa diterpa masalah, lagi. Dan ternyata, meskipun secara fisik bikin sakit, tapi tindakan self-harm ini sifatnya addiction.

Ketika sudah sekali melakukannya, maka kemungkinan untuk melakukan hal yang sama bisa terulang. Kalian percaya nggak kalo orang-orang yang melakukan self-harm sebenernya mereka tau betul apa yang dilakukan itu salah dan keliru. Maka dari itu, umumnya orang yang melakukan tindakan ini akan sembunyi-sembunyi dan diam-diam dalam menyakiti dirinya, berusaha agar tak diketahui orang lain. Selain itu, mereka biasanya akan menutupi bekas luka dengan menggunakan pakaian lengan panjang dan atribut lain yang bisa menutupi luka tersebut.

Cara self-harm biasanya dilakukan tidak dengan tujuan bunuh diri tetapi sebagai suatu cara untuk melampiaskan emosi-emosi yang terlalu menyakitkan untuk diekspresikan dengan kata-kata. Jadi kalo ada yang beranggapan bahwa self-harm untuk bunuh diri, itu salah. Sebab orang-orang self-harm sendiri juga takut untuk mengakhiri hidupnya, hanya saja mereka merasa perlu melakukannya agar mereka dapat berpaling dari masalah yang saat itu sedang dialaminya.

Nahh, paham belum sampai sini?

Self-harm itu lebih dianggap sebagai pelarian dari masalah yang dialami. 

Jadi yang perlu banget kalian ketahui itu yaa. Bahwasanya sering kali orang-orang yang melakukan self-harm tidak benar-benar ingin menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Namun, mereka memiliki masalah dalam berkomunikasi. Mungkin juga karena mereka memang tak pernah belajar untuk mengutarakan perasaannya sama sekali. Sehingga menyakiti diri adalah hal yang dianggap paling tepat untuk menyelesaikan masalah mereka.

Tindakan self-harm ini dapat berupa mengiris, menyayat lengan, memukuli diri, atau membenturkan kepala ke tembok, mememarkan tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Menyakiti diri juga dapat dilakukan secara halus, seperti tidak memerhatikan kondisi fisik, tidak memedulikan kebutuhan emosional, atau menempatkan diri pada situasi yang berbahaya. 

Saat sibuk menyayat diri atau melakukan hal serupa yang bisa menimbulkan rasa sakit dan luka, seseorang jadi bisa memadamkan sebentar suara-suara yang mengganggu di dalam benaknya, meredam permasalahan yang dalam dirinya. Ini karena rasa sakit yang dirasakan saat itu bisa mengalihkan pikirannya dari masalah yang dihadapi.

Beratnya rasa sakit, beban hidup, serta kesulitan yang dialami seseorang menjadi alasan di balik terjadinya self-harm. Alasan-alasan ini pula yang menyadarkan kita bahwa self-harm dilakukan bukan karena seseorang ingin mencari masalah, tetapi justru menjadi cara untuk mengatasi permasalahan yang dialaminya. Orang yang memiliki trauma psikologis berat bisa menjadi mati rasa. Karena kejadian yang dialami begitu menyakitkan atau memalukan, seseorang bisa saja mengalami disosiasi.

Disosiasi adalah suatu keadaan di mana seseorang menghapus ingatannya terhadap suatu kejadian atau menghapus perasaan yang muncul ketika mengalami suatu peristiwa traumatis. Biasanya hal ini terjadi di luar kesadaran orang tersebut.

Saat menghapus perasaan terhadap suatu peristiwa, misalnya pada kasus perkosaan, si korban tidak akan merasa jadi lebih baik. Ia justru akan merasa hampa, kosong, dan tidak berharga. Dengan menyakiti diri sendiri, ia pun akan mengingat kembali rasa sakit yang pernah menyerangnya ketika mengalami perkosaan. Rasa sakit tersebut mengingatkan dirinya bahwa ia masih hidup dan masih bisa merasakan sesuatu layaknya manusia lain. Korban kekerasan, baik itu emosional, fisik, maupun seksual sering disalahkan dan direndahkan. Secara tidak sadar, mereka pun lama-kelamaan jadi merasa rendah diri dan pantas disalahkan. 

Begitu pula jika peristiwa traumatis yang dialami berasal dari kehidupan keluarganya, dimana dalam keluarga terjadi toxic parent. Barangkali orang tua juga butuh diingatkan, “Betapa berat beban yang diemban anakmu setelah kamu bersikap keras kepadanya, betapa besar trauma dan dampak merusak lain yang ia rasakan dan baru sadari ketika dewasa. Minta maaflah kepada mereka.” Ketika anak-anak yang tinggal bersama toxic parents bersuara, mereka dianggap tidak bersyukur atas pemberian orang tua, tidak menghargai orang yang melahirkannya.

Dalam benak pelaku self-harm, setiap melakukan suatu kesalahan ia pun harus mendapat hukuman, bahkan ketika pelaku kekerasan atau orang tua toxic ini tidak mengetahui kesalahan tersebut. Sebagai bentuk hukuman, beberapa orang akan menyakiti diri sendiri dengan sengaja tidak makan, membenturkan kepala, atau menyayat diri. Setidaknya, itu permasalahan orang-orang yang mengalami self-harm.

Tindakan self-harm memang bukan perbuatan positif, tapi mencemooh orang yang melakukan self-harm atau bahkan mengucilkannya, itu pun sangat tidak bijak. Kita ngga pernah tahu seberapa besar perjuangannya untuk melawan masalah dalam hidupnya sampai akhirnya Ia nekad menyakiti dirinya sendiri. Ketahuilah kalau orang terdekat kamu melakukan tindakan self-harm, bukan karena Ia ingin mencari masalah tapi justru itu adalah cara dia untuk mengatasi gejolak emosi dalam dirinya. 

Bantulah Ia, setidaknya jadilah pendengar yang baik karena sekecil apa pun tindakan kita bisa berpengaruh besar untuk orang lain. Jika Anda atau orang terdekat Anda terluka karena self-harm, segera hubungi layanan darurat di nomor 118 atau pergilah ke pusat kesehatan terdekat. 

Apabila kita lihat dari beberapa masalah di atas, sepertinya cukup mudah untuk menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya manusia ingin diperhatikan, dikhawatirkan, dan dipahami.  Entah itu penderita self-harm, atau siapapun. Hal yang mereka perlukan adalah didengarkan. Hal yang dapat kita lakukan untuk merangkul mereka, mendekap mereka, dengan telinga. Dengarkan mereka, dengarkan keluh kesahnya. Bantulah mereka keluar dari segala kejenuhannya akan dunia, bantu mereka untuk bangkit. Jadilah sahabat untuk mereka dalam situasi dan kondisi apapun. Berikan separuh semangatmu pada mereka, karena itu berpengaruh sangat besar. Adapun untuk penderita self-harm, dengarkanlah mereka. Apa yang membuat mereka begitu marah, kecewa, sakit hati sehingga memutuskan untuk melakukan hal seperti itu  Beri pandangan positifmu tentang masalah mereka, bantu mereka untuk sadar bahwa mereka terlalu berharga untuk merasa kecewa.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Imroah Qurotul Aini

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler