Gagasan Prof Heri Hermansyah dalam Membangunkan Raksasa Tidur UI Lewat 5 Jurus Sakti
Jumat, 20 September 2024 09:51 WIBDan rasanya, pujian di atas juga pas dialamatkan kepada Profesor Heri Hermansyah, Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI). Bukan soal Stand Up Commedy, melainkan kontestasiPemilihan Rektor UI yang kini tengah berlangsung.
Oleh: Solehudin Somad
Kompor gas. Kebakaran. Pecah. Apotek tutup a.k.a tak ada obat. Kalimat tersebut acap kali terlontar ketika komedian Indro 'Warkop', memuji penampilan para komika yang tampil memukau ketika membawakan materi.
Dan rasanya, pujian di atas juga pas dialamatkan kepada Profesor Heri Hermansyah, Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI). Bukan soal Stand Up Commedy, melainkan 'kontestasi' Pemilihan Rektor UI yang kini tengah berlangsung.
Kemarin (18/9), Prof Heri bersama enam rekan sejawatnya, berkesempatan beradu gagasan di depan dua panelis dan MWA UI. Tampil kedua selepas Prof Ari Fahrial, profesor termuda dalam sejarah FT UI tersebut tampil memukau.
Dari kacamata penulis, Prof Heri sukses 'menghibur' panelis maupun audiens yang hadir. Waktu 10 menit yang diberikan panitia, dimanfaatkan betul dengan sangat efektif.
Bak seorang komika, Prof Heri dengan kelihaian komunikasinya mampu mengocok pikiran audiens. Visi-misinya soal UI, yakni membawa kampus Berdampak dan Bereputasi, dibawakan dengan TSM (Terstruktur, Sistematis, dan Masif).
Profesor Rp600 Miliar
Dalam dunia Stand Up Comedy, lazim dikenal istilah 'Set Up' atau kemampuan komika membangun sebuah premis komedi, mengungkapkan atau mendeskripsikan situasi, baik singkat maupun panjang lebar.
Di sinilah kecerdikan Si Anak Sukabumi. Ketika memulai presentasi, Prof Heri membangun set up dengan kisah sukses pengalamannya membangun reputasi UI. Persisnya ketika memimpin sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat UI yang aktif membawa UI hadir berkontribusi di hadapan masyarakat dari Aceh hingga Papua melalui gerakan aksi UI Peduli pada 2016—2019.
Prof Heri juga menceritakan bagaimana pengalamannya memimpin beberapa konsorsium global. Di antaranya membawa UI menjadi project leader dengan 4 universitas Amerika Serikat, dan lebih dari 26 institusi lokal di Indonesia bagi program USAID dalam pengelolaan dana riset; menjadi Vice President Asian Federation of Biotechnology (AFOB) yang berpusat di Korea Selatan; menjadi Chairman AFOB Indonesia; Direktur Program Smart City UI; hingga memegang amanah sejak 2022 sebagai Dekan Fakultas Teknik (FT) UI yang bersama tim mampu membukukan lebih dari 3.000 kerja sama senilai lebih dari 600 miliar rupiah masuk ke UI.
Mengapa poin di atas penting? Jelas karena visi-misi yang diusung adalah membawa UI menjadi kampus bereputasi dan berdampak di tataran nasional serta global. Prof Heri seolah-olah ingin meyakinkan kepada kita semua, bahwa pengalamannya membangun koneksi di dunia internasional, mumpuni untuk membangun UI kedepan. Bukan asbun atau khayalan belaka.
Lima Jurus Prof Heri Mengembangkan UI
Selepas menceritakan portofolionya, Prof Heri lantas berbicara ihwal lima strategi pengembangan UI ke depan, dengan latar lima klaster permasalahan yang dihadapi UI.
Pertama belum mandirinya pendanaan UI dan masih bergantungnya UI pada pendapatan dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa; belum modernnya akses dan kualitas pendidikan, termasuk belum terbentuknya budaya inovasi dan entrepreneur; belum berdampak dan berkelanjutannya riset inovasi dan pengabdian masyarakat; belum optimalnya kiprah UI dalam persaingan global perguruan tinggi negeri; dan belum optimalnya tata kelola UI.
Selain itu, seperti halnya institusi lain, UI juga harus bergelut dengan pusaran arus problem VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) yang mendera dunia saat ini.
Kelima permasalahan itu satu per satu dicarikan solusinya oleh Heri, yang menempatkan inisiatif kewirausahaan sebagai payung strategi. Kelimanya itu adalah kewirausahaan yang mampu memberdayakan, peningkatan akses dan kualitas pendidikan, riset dan inovasi yang berdampak, peningkatan daya kompetitif global, dan transformasi budaya dan tata kelola.
Pada hilirnya Heri merancang 15 program terobosan unggulan, antara lain reformasi tata kelola, peningkatan dana abadi dengan pengelolaan pada badan pengelola aset dan dana abadi UI, pengembangan karakter unggul budaya bangsa sivitas akademika, peningkatan kualitas talenta dan kewirausahaan mahasiswa, peningkatan kesejahteraan warga UI, rekrutmen talenta global, peningkatan sarana digital dan TI kampus, dan kemitraan strategis berbasis internasionalisasi.
Membangunkan Raksasa Tidur
Hal yang impresif dari paparan Heri adalah pemahaman Heri yang holistis terhadap kampusnya. Itu dia ditunjukkan dengan rencananya untuk menggerakkan semua potensi unggul UI.
Tidak hanya pada bidang tertentu yang selama ini mampu mengkapitalisasi berbagai aktivitas, seperti dari bidang teknik yang digelutinya ataupun bidang kesehatan, tetapi juga dari bidang sosial-humaniora.
Pemahamannya tersebut terlihat pula ketika Prof Heri menjawab pertanyaan cerdas dan tajam dari dua panelis. Yakni Gita Irawan Wirjawan, Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2011-2014 sekaligus Pendidik, Pengusaha, dan Host sebuah siniar, serta Dr Slamet Edy Purnomo, Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Keduanya menanyakan bagaimana konsep Prof Heri terkait transformasi pendidikan.
Dengan tangkas dan lugas, Heri menanggapi bahwa sebagai orang yang berlatar teknik, ia mengetahui benar bahwa ada potensi besar di UI yang tersembunyi, yang disebutnya ‘raksasa yang sedang tidur’ (‘the sleeping giant’), yaitu bidang sosial-humaniora.
Menurut Heri, jika bidang kesehatan dan teknik sudah terbiasa melakukan kapitalisasi dengan berkiblat pada luar negeri, maka bidang sosial-humaniora sesungguhnya mempunyai potensi yang jauh lebih besar karena kiblat sosial-humaniora seharusnya adalah Nusantara. Pasalnya Indonesia punya keanekaragaman dan kebinekaan yang dapat menawarkan pesona investasi pengetahuan yang kemudian dapat diutilisasi, bahkan dikapitalisasi, oleh sivitas akademika UI.
Penulis menilai narasi jawaban Prof Heri ini mempertegas kapabilitasnya sebagian seorang pemimpin. Paparannya atas pertanyaan kritis dari dua panelis, menjadi poin penting akan kualitas Prof Heri sebagai aset berharga UI.
Ah, rasanya mantap betul kalau UI dipimpin sosok seperti Prof Heri ini. Muda, jiwa leadership-nya kuat, jejak rekamnya mentereng, dan punya jejaring internasional.
Bismillah, Prof, semoga dimudahkan. Bravo Prof Heri.
Pelanggan Bis Kuning - UI - Pondok Cina
0 Pengikut
Gagasan Prof Heri Hermansyah dalam Membangunkan Raksasa Tidur UI Lewat 5 Jurus Sakti
Jumat, 20 September 2024 09:51 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler