Ngopi dan Ngeteh Ditengarai Mampu Menurunkan Risiko Demensia
Jumat, 20 September 2024 21:08 WIBAnda suka ngopi atau ngeteh? Ternyata, kedua kebiasaan tersebut memiliki dampak yang bagus menurut penelitian.\xd\xd
Oleh Slamet Samsoerizal
Sebuah studi baru berusaha menjawab pertanyaan apakah minum kopi atau teh dapat mengurangi risiko demensia. Hasil temuannya membantu menjelaskan beberapa hasil yang kurang jelas pada masa lalu. Para peneliti di Ningxia Medical University di Cina telah menemukan bahwa meminum kopi atau teh dapat menurunkan risiko demensia.
Penelitian observasional mereka menemukan, manfaatnya lebih besar pada orang dengan tekanan darah tinggi, yang meminum kopi dalam jumlah tertentu dalam sehari. Jenis kopi yang mereka seruput juga tampaknya berpengaruh.
Hasil penelitian ini diperoleh dari data kesehatan lebih dari 450.000 partisipan di UK Biobank, yang diikuti selama rata-rata 15 tahun. Sekitar setengahnya didiagnosis menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Peminum kopi dengan tekanan darah tinggi yang mengaku mengonsumsi satu setengah hingga satu cangkir sehari memiliki risiko paling rendah terkena segala bentuk demensia, dibandingkan dengan mereka yang memiliki risiko paling tinggi, yaitu mereka yang minum 6cangkir atau lebih setiap hari.
Sementara itu, peminum teh dengan hipertensi yang meminum 4 hingga 5 cangkir sehari memiliki risiko paling rendah terkena segala bentuk demensia. Ini jika dibandingkan dengan mereka yang tidak meminum teh sama sekali.
Ilmuwan medis Bo Wang dan rekan-rekannya memilih untuk meneliti partisipan dengan tekanan darah tinggi, karena dianggap dapat mempercepat penuaan kognitif dan meningkatkan risiko demensia.
"Dalam penelitian ini, individu dengan hipertensi memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena demensia dibandingkan dengan populasi tanpa hipertensi," tulis para peneliti sebagaimana diungkap pada jurnal Scientific Reports.
"Hubungan yang signifikan secara statistik antara konsumsi kopi dan teh dengan risiko demensia lebih mungkin ditemukan pada orang dengan hipertensi dibandingkan dengan orang tanpa hipertensi."
Dengan mengelola faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, beberapa ilmuwan memperkirakan kasus demensia dapat dikurangi hingga 45 persen. Kopi dan teh - dua minuman yang paling populer di dunia - dapat menjadi salah satu cara untuk mencapainya. Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa dosis sangat penting.
Penelitian ini hanya didasarkan pada korelasi, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian untuk menggali efek potensial dari kopi atau teh terhadap otak, baik atau buruk. Akan tetapi, hasil penelitian terbaru ini membantu menjernihkan beberapa temuan yang beragam dari penelitian observasional sebelumnya, yang tidak memperhitungkan jenis kopi atau teh yang dikonsumsi. Kopi bubuk dan bukan kopi tanpa kafein, misalnya, dikaitkan dengan risiko paling rendah untuk semua jenis demensia.
"Kemungkinan alasannya adalah karena jenis kopi yang berbeda memiliki kadar kafein yang berbeda pula, dengan kopi bubuk memiliki kadar kafein tertinggi, kopi instan tertinggi kedua, dan kopi tanpa kafein terendah," tulis peneliti dalam jurnal tersebut.
Penelitian klinis masih sangat kurang. Akan tetapi, beberapa penelitian pada sel dan hewan menemukan bahwa minuman berkafein dapat menurunkan risiko hipertensi, mengurangi inflamasi, dan menjaga sawar darah-otak, yang menjaga sistem saraf pusat tetap aman dari racun dan patogen.
Kopi dan teh memiliki kandungan senyawa bioaktif yang sama, yang dapat memberikan efek antiinflamasi atau antioksidan. Terlebih lagi, minuman ini dikaitkan dengan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih rendah seperti diabetes atau hipertensi, yang pada gilirannya dapat menurunkan kemungkinan demensia di kemudian hari.
"Manfaat-manfaat ini dapat memperlambat perkembangan peradangan pembuluh darah, kebocoran sawar darah-otak, dan pengendapan mikrovaskuler beta-amiloid pada pasien hipertensi, yang berpotensi menunda timbulnya penyakit Alzheimer," demikian hipotesis dari para penulis penelitian UK Biobank. Banyak pertanyaan yang masih harus dijawab, tetapi berdasarkan hasil yang muncul, kopi dan teh mulai menarik minat yang signifikan dari para ahli saraf. ***
Penulis Indonesiana
4 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler