Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.

Aspal Buton Contoh Ideal Kemunduran Indonesia

Senin, 23 September 2024 06:34 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton adalah contoh yang paling ideal untuk menjadi contoh dan saksi sejarah Indonesia, bahwa sejatinya sekarang pembangunan Indonesia sedang berjalan mundur. Kalau pak Prabowo merasa tertantang dengan pernyataan ini, buktikanlah Indonesia sedang berjalan maju dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton.

Oleh Indrato Sumantoro

Indonesia sudah 79 tahun merdeka. Tetapi aspal Buton masih belum mampu dimanfaatkan untuk menggantikan aspal impor. Apakah pemerintah memang tidak mampu, atau sengaja tidak mau? Karena kalau memang tidak mampu, pasti tidak mungkin. Karena pak Jokowi mampu membangun Ibu Kota Nusantara (IKN). Apakah sejatinya mewujudkan hilirisasi aspal Buton itu jauh lebih sulit daripada membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)? Tentu semua orang pasti tahu, bahwa membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) itu sangat luar biasa sulit. Tetapi mengapa mewujudkan hilirisasi aspal Buton yang sangat mudah, pak Jokowi tidak mampu? Tidak masuk akal, bukan?

Kelihatannya pemerintahan pak Jokowi memang sengaja tidak mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton? Apa buktinya? Buktinya Indonesia sudah 45 tahun terus mengimpor aspal, dan sampai saat ini Indonesia tidak memiliki visi untuk mau berswasembada aspal. Padahal pada tahun 2022, pak Rahmat Gobel, Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) sudah memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat target kapan Indonesia berswasembada aspal. Tetapi mirisnya, rekomendasi yang cemerlang ini tidak pernah mendapat tanggapan dan perhatian dari pemerintah.

Dari fakta ini, tentu rakyat bertanya. Mengapa pemerintahan pak Jokowi tidak mempunya visi untuk Indonesia berswasembada aspal? Hal ini sangat bertolak belakang dan bertentangan sekali dengan program hilirisasi aspal Buton yang merupakan program unggulan pemerintah. Kelihatannya ada sesuatu masalah besar di balik persoalan aspal Buton yang tidak mampu pak Jokowi selesaikan secara tuntas di dalam 10 tahun masa pemerintahannya.

Apa sejatinya masalah besar aspal Buton, sehingga sudah 7 orang presiden Indonesia tidak ada seorangpun yang mampu menyelesaikannya? Masalah besar aspal Buton adalah karena Indonesia sudah 45 tahun mengimpor aspal. Kalau teori dan analisa ini salah, mohon pemerintah dapat menjelaskannya kepada publik. Adapun dengan mengimpor aspal selama 45 tahun adalah tindakan yang sudah kebablasan dan ugal-ugalan. Padahal Indonesia memiliki aspal Buton yang berpotensi besar mampu mensubstitusi aspal impor dengan harga yang lebih murah dan kualitas lebih baik. Tetapi mengapa pemerintah tidak mau? Mengapa?

Kalau pemerintahan pak Jokowi tidak mau mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor, maka sekarang kita bertanya kepada pak Prabowo, sebagai presiden RI yang baru periode 2024-2029. Apakah pak Prabowo berani menghadapi tantangan aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor? Kalau berani, wujudkanlah segera hilirisasi aspal Buton. Kalau tidak berani, maka tidak ada bedanya dengan pemerintahan pak Jokowi. Lalu, rakyat bertanya. Pak Prabowo beraninya apa?. Apa yang bisa diharapkan dari seorang presiden Prabowo?

Dengan asumsi pemerintahan pak Prabowo tidak berani mewujudkan hilirisasi aspal Buton, maka hal ini berarti Indonesia telah mundur. Padahal visi pak Jokowi dan pak Prabowo adalah “Indonesia Maju”. Mengapa tidak berani menghadapi tantangan aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor?. Masalah aspal Buton mensubstitusi aspal impor, jangan dianggap enteng dan sepele. Memang rakyat Buton kelihatannya selama ini memilih diam saja. Tetapi di hati mereka, mereka sangat marah. Karena harta karun aspal alam yang berada tepat di depan pelupuk mata telah ditelantarkan dan diabaikan begitu saja tanpa ada rasa bersalah. Sementara aspal di negeri orang, sudah 45 tahun lamanya terus diimpor untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional. Apakah hal ini tidak gila?   

Apabila pemerintahan pak Prabowo tidak mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton, maka kemarahan rakyat Buton sudah tidak bisa dibendung dan ditahan-tahan lagi. Mereka sudah menunggu sangat lama untuk dapat menikmati berkah dari kekayaan alam Pulau Buton ini, tetapi sampai saat ini, harapan setitikpun dari pemerintah untuk mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton masih belum ada. Masih berapa lama lagi rakyat Buton harus menunggu?

Jadi kapan pemerintahan pak Prabowo mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton? Pak Prabowo hanya memiliki waktu 5 tahun saja. Dan kalau pak Prabowo tidak mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton dalam kurun waktu 5 tahun, maka dijamin dalam Pemilihan Umum berikutnya, semua rakyat Buton pasti akan memilih calon Presiden yang berani membuat Kontrak Politik untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton.

Apabila hilirisasi aspal Buton belum juga terwujud sampai akhir 2029, maka Indonesia telah mundur selama 15 Tahun. 10 tahun di masa pemerintahan pak Jokowi, dan 5 tahun di masa pemerintahan pak Prabowo. Kemunduran Indonesia selama 15 tahun ini sangat berarti sekali. Karena katanya, Indonesia sedang tumbuh dan berkembang menuju Indonesia Emas 2045. Dimana Indonesia akan menjadi salah satu negara kuat di bidang ekonomi, sejajar dengan negara-negara maju. Tetapi bagaimana mungkin Indonesia akan mampu mencapai Indonesia Emas 2045, kalau selama ini Indonesia telah berjalan mundur. Tidak tanggung-tanggung, berjalan mundur selama 15 tahun.

Sebaiknya pemerintahan pak Prabowo berkata jujur. Apakah sekarang Indonesia sedang berjalan maju, atau berjalan mundur? Indikator bahwa sekarang Indonesia sedang berjalan mundur adalah Indonesia belum mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Kalau pernyataan ini salah, mohon dikoreksi. Di sisi lain, kalau Indonesia sedang berjalan maju, apa indikatornya? Bicaralah secara jujur dengan data dan fakta. Sudah cukup rakyat menderita. Jangan dibebani lagi dengan harapan-harapan kosong yang hanya manis di bibir saja.

Pemerintahan pak Prabowo baru akan mulai bulan depan. Tantangan pertama adalah mohon pak Prabowo membuktikan, apakah Indonesia sekarang sedang berjalan mundur, atau berjalan maju? Kalau pak Prabowo bilang bahwa Indonesia sedang berjalan maju, maka buktikanlah dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Tetapi kalau pak Prabowo tidak mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton dalam 5 tahun masa pemerintahannya, maka berarti Indonesia sedang berjalan mundur. Dan oleh karena itu, lupakanlah saja bahwa Indonesia pernah mempunyai cita-cita lndonesia Emas 2045.

Indonesia sedang berjalan mundur berarti Indonesia sedang menuju kehancuran. Hal ini menjadi peringatan bagi para pemimpin bangsa dan negara untuk lebih amanah dan hati-hati dalam mengelola negara. Karena 270 juta rakyat nasibnya sangat bergantung kepada kehebatan Presidennya. Kalau presidennya saja tidak mampu mewujudkan hilirisasi aspal Buton, bagaimana mungkin akan mampu membangun proyek-proyek besar lainnya? Hal ini logis, bukan?

Aspal Buton adalah contoh yang paling ideal untuk menjadi contoh dan saksi sejarah Indonesia, bahwa sejatinya sekarang pembangunan Indonesia sedang berjalan mundur. Kalau pak Prabowo merasa tertantang dengan pernyataan ini, buktikanlah Indonesia sedang berjalan maju dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Mohon belajarlah dari kegagalan pak Jokowi mewujudkan hilirisasi aspal Buton!

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler