Kenapa Saya Memilih Prabowo

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak dibesarkan dilingkungan keluargaa Prabowo telah mengamal bhaktikan petuah Ayahandanya. Bukti dari pengamalan pesan orang tua kandungnya tersebut nyata terlihat ketika kita menyaksikan acara Debat Calon Presiden Putaran ke -2. Ada 3 moment penting

(Sumber Galery Partai Gerindra)

Saya banyak belajar prinsip-prinsip kehidupan dari ayah saya, Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Beliau pernah berkata:  Prabowo, “Smile in the face of adversity. Be contemptuous of danger. Undaunted in defeat. Magnanimous in victory.”   “Tersenyumlah dalam menghadapi kemalangan. Beranilah menantang bahaya. Tegarlah dalam kekalahan. Selalu rendah hati akan kemenangan.”

Paragraf diatas awak kutip dari  wall face book Prabowo Subianto yang di posting 4 Juni 2014. https://www.facebook.com/PrabowoSubianto?fref=ts

 

 

 

Sejak dibesarkan dilingkungan keluargaa Prabowo telah mengamal bhaktikan  petuah Ayahandanya.  Bukti dari pengamalan pesan orang tua kandungnya tersebut nyata terlihat ketika kita menyaksikan acara Debat Calon Presiden Putaran ke -2.  Ada 3 moment penting yang patut menjadi perhatian berkenaan dengan kerendahan hati seorang negarawan Prabowo Subianto .

 

 

Moment pertama terjadi ketika tanpa dinyana moderator dan seluruh penonton acara langsung dan pemirsa Televisi, Prabowo secara spontan memeluk Jokowi. Peristiwa ini diluar scenario KPU.   Bukan sembarangan  pelukan, makna yang tersirat dari pelukan tersebut adalah nilai persaudaraan sejati. Prabowo sangat sadar sebagai sesama makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa tidak ada yang sempurna.  Calon presiden RI dari Koalisi Merah Putih ini memberikan apresiasi tulus terhadap pemikiran pesaingnya. Inilah sikap rendah hati yang patut dikagumi.

 

Moment kedua terjadi ketika secara jujur dan polos Prabowo tidak paham dengan kepanjangan istilah TPID.   Awak tidak berpresentasi pertanyaan dalam bentuk singkatan itu menjebak, tetapi Jokowi juga sudah memulai dengan menanyakan DAU dan DAK diawal debat tanpa menjelaskan kepanjangan dari singkatan tersebut.   Banyak pengamat yang mengatakan pertanyaann itu bukan kelasnya debat presiden sehingga Prabowo hanya menjawab singkat karena tidak siqnifikan dalam pembangunan ekonomi makro. Justru muncul kejeniusan Prabowo tampil seketika dengan spontan langsung mengatakan terus terang tidak paham dengan kepanjangan istilah yang mungkin hanya akrab ditelinga walikota dan bupati.  Sikap spontan inilah mempunyai nilai lebih dari aspek kejujuran.

 

Moment ketiga yang patut kita apresiasi adalah sikap Prabowo ketika berbicara bukan hanya menjawab pertanyaan moderator dan Jokowi, lebih dari itu Prabowo dengan kemampuan public speaking out of box , beliau dengan bahasa tubuh elegant menyapa penonton yang hadir langsung dan seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan acara debat itu dilayar televisi.  Inilah salah satu kelebihan Prabowo yang seharusnya juga dimiliki oleh setiap pemimpin berskala nasional. Kemampuan public speaking sempurna pada galibnya bisa  memberikan semangat dan menularkan energi positif untuk kepada seluruh rakyat untuk bangkit bersama membangun Indonesia Raya .

 

Sejujurnya Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mempunyai wawasan kebangsaan dan kesatria seperti pesan Begawan Ekonomi Indonesia Prof Soemitro Djojohadikusumo seperti diterakan diatas : “Tersenyumlah dalam menghadapi kemalangan. Beranilah menantang bahaya. Tegarlah dalam kekalahan. Selalu rendah hati akan kemenangan.” Prabowo telah melewati semua seleksi alam (survival) dengan tetap tersenyum dalam balutan kebesaran jiwa seorang negarawan.

 

Kesimpulan dari perhelatan KPU di acara Debat Capres 2014 putaran ke -2 sesuai dengan prediksi awak, keunggulan kembali dimiliki Prabowo Subianto sehingga skor menjadi 2 – 0. Pilihan rakyat sungguh sangat layak dan pantas memberikan amanah kepada Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa untuk  memimpin Bangsa Indonesia dalam kapasitas sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI 2014-2019.

 

Salam Indonesia Raya

Bagikan Artikel Ini
img-content
Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Bibliografi Roh Perpustakaan

Jumat, 15 September 2023 09:56 WIB
img-content

Berita Nan Kelelap

Senin, 20 Januari 2020 06:11 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler