Head to Head Airin-Ade vs Andra-Dimyati di Pilgub Banten

Kamis, 3 Oktober 2024 12:42 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seberapa besrakah peluang kemenangan paslon Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang head to head Andra Soni-Dimyati Natakusumah?\xd

"Menurut data survei LSI, Airin unggul di semua simulasi."

Pernyataan konklusif ini diungkapkan oleh Muhammad Adib, Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), akhir Agustus lalu ketika merilis hasil sigi yang dilakukan lembaganya.  Dalam rilis yang dilansir berbagai media nasional itu hasil survei LSI yang dilakukan dalam rentang waktu 27 Juli hingga 4 Agustus 2024 menunjukan keunggulan elektabilitas Airin yang (lumayan) telak dari kompetitornya, Andra Soni.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam simulasi head to head kandidat Gubernur, Airin unggul jauh 77.3% dibandingkan Andra Sony yang hanya meraih angka 10 persenan. Sisanya sekitar 12.7%, yakni warga yang belum menentukan pilihan, seandainyapun semuanya kemudian memilih Andra Sony, Airin tetap unggul.

Sementara itu, dalam simulasi pasangan kandidat Gubernur-Wakil Gubernur, Airin-Ade juga tetap unggul jauh dibandingkan Andra-Dimyati yang disokong Koalisi Indonesia Maju (KIM). Perbandingan angkanya adalah 73,7% (Airin-Ade) dan 12.2% (Andra-Dimyati). Sisanya sebanyak 14.1% belum menentukan pilihan. Lagi-lagi, seandainya semua sisa warga Banten yang belum menentukan pilihan ini kemudian memilih Andra-Dimyati, Airin-Ade tetap unggul dan potensial bakal memenangi kontestasi.

Jejak Integritas dan Pengalaman Kepemimpinan

Sebagaimana saya tulis dalam beberapa artikel sebelumnya, Airin-Ade yang sempat nyaris terganjal pencalonannya sebelum terbitnya putusan MK 60, baik secara kuantitatif (berdasarkan hasil sigi lembaga-lembaga survei) maupun dengan menggunakan pendekatan kualitatif, memang unggul head to head atas pasangan Andra-Dimyati. 

Airin adalah mantan Wali Kota Tangerang Selatan dua periode yang dinilai berhasil dan clean dari kasus-kasus yang banyak menjerat elit dan pejabat lokal, yakni korupsi dan penyimpangan-penyimpangan kekuasaan politik (abuse of power) lainnya. Jadi dari sisi pengalaman kepemimpinan (pemerintahan dan birokrasi) lokal, Airin memiliki jejak yang jauh lebih kongkrit dibandingkan Andra yang hanya berpengalaman mengetuai lembaga legislatif.

Minus catatan negatif terkait persoalan hukum juga menunjukan Airin memiliki jejak integritas yang baik. Meski suaminya, Tb. Chaeri Wardana pernah tersangkut kasus korupsi pengadaan Alkes di Provinsi Banten tahun 2012 dan kasus suap Pilkada Lebak 2013. Airin clear dari kedua kasus korupsi ini.

Pun jika dibandingkan dengan Dimyati Natakusumah yang juga pernah menjadi Bupati Pandeglang, Airin lebih sukses ketika memimpin Tangsel. Setidaknya, Airin tidak banyak dikomplain warganya terkait program-program pembangunan daerahnya dibandingkan dengan Dimyati yang kerap dikritisi warga Pandeglang.

Sementara itu, kandidat pasangan Airin, Cawagub Ade Sumardi, meski tidak terlalu menonjol ketika menjadi Wakil Bupati Lebak mendampingi Bupati Iti Jayabaya, Ade dikenal bersih. Setidaknya sama dengan Airin, tidak memiliki jejak buruk terutama dalam kasus-kasus korupsi yang banyak melibatkan para pemimpin di daerah.

Popularitas Unggul Sebelum Kampanye

Kemudian dari sisi popularitas. Jauh sebelum ditetapkan sebagai pasangan calon bersama Ade Sumari, popularitas Airin juga melampaui Andra. Hasil semua lembaga survei kala itu menunjukan popularitas Airin bahkan juga jauh diatas tokoh-tokoh populer sekelas Wahidin Halim dan Rano Karno, yang keduanya merupakan mantan Gubernur Banten.

Terlebih lagi dibandingkan dengan nama-nama lain yang baliho dan spanduknya bertebaran di antero Banten, seperti Arief Wiesmansyah (mantan Walikota Tangerang), Iti Oktavia Jayabaya (mantan Bupati Lebak), termasuk Dimyati sendiri. Popularitas Airin unggul dari semua bakal kandidat yang pernah beredar dan kemudian bertumbangan karena tidak kebagian perahu pengusung setelah nyaris semua partai parlemen (terlanjur?) bergabung kedalam Koalisi Banten Maju (KBM) yang disokong kekuasaan pusat.

Kembali ke hasil survei yang dilakukan LSI diatas. Survei itu dilakukan pada periode 27 Juli hingga 4 Agustus 2024. Hampir satu bulan rentang waktunya ke fase penetapan pasangan calon dan masa kampanye. Angka-angka tentu saja bisa berubah secara dinamis. Dan perubahan itu menjadi terbuka saat kampanye mulai digelar oleh kedua pasangan kandidat.

Sejauh yang bisa dicermati melalui pemberitaan, sejak masa kampanye dimulai, pasangan Andra-Dimyati tampaknya memang lebih gencar menggelar kampanye baik yang terbuka maupun terbatas di berbagai daerah di Banten. Tentu saja ini bisa difahami dalam kerangka mengubah atau lebih tepatnya untuk mendongkrak elektabilitas pasangan ini yang terlampau jomplang berdasarkan hasil sigi.   

Dengan harapan (pastinya) dapat mendongkrak elektabilitas itu, kubu KBM bahkan menunjuk Raffi Ahmad, selebritas papan atas, sebagai Ketua Tim Pemenangan Andra-Dimyati. Fans Raffi di Banten mungkin memang melimpah, terutama di kalangan emak-emak dan Gen-Z. Jadi menarik menunggu hasil sigi lanjutan lembaga-lembaga survei untuk mengetahui apakah Raffi bisa mendongkrak elektabilitas Andra-Dimyati atau tidak.

Simpati Publik dan Insentif Politik

Selain jejak integritas, pengalaman kepemimpinan dan popularitas yang sudah unggul jauh sebelum proses kandidasi dan ditetapkan sebagai pasangan calon, Airin nampaknya juga beruntung meraih simpati publik Banten terkait proses perjalanan pencalonannya yang sempat tersendat dari nyaris gagal.

Seperti diketahui, Airin sempat berada di ujung tanduk dalam proses kandidasi Pilgub Banten. Situasi ini disebabkan oleh sikap partai Golkar yang insecure lantaran “tersandera” tarik menarik kepentingan politik elektoral di pusat, hingga sempat menggantung nasib Airin. Bahkan DPP Golkar dibawah kepemimpinan Bahlil sempat memberikan rekomendasi kepada Andra-Dimyati sebelum akhirnya menarik kembali rekomendasi itu dan mengalihkannya kepada Airin pada injury time menjelang pendaftaran paslon ke KPU Banten.

Pada saat yang sama, PDIP sebagai satu-satunya partai lain yang berada di luar kubu KBM tidak mungkin mengusung sendiri pasangan calon karena perolehan suara atau kursinya di DPRD Banten tidak memenuhi threshold pencalonan hingga terbit putusan MK Nomor 60 yang kemudian mengubah konstelasi pencalonan.

Ironisnya, Airin sudah lama menyosialisasikan diri sebagai bakal Cagub partai Golkar ketika masih dipimpin Airlangga sebelum mundur dari jabatannya. Dan terbukti hasilnya Airin jadi sangat populer di kalangan warga Banten. Termasuk di wilayah Selatan Banten, yang sesungguhnya bukan area main politik Airin sebelumnya.

Ironi lainnya lagi, pada saat Pilpres 2024 Airin adalah Ketua Tim Kampanye Derah (TKD) Banten pasngan Prabowo-Gibran. Dan hasilnya, Prabowo-Gibran menang besar di provinsi Banten.

Tapi semua fakta itu sempat diabaikan elit-elit Golkar dan kubu KIM di Jakarta. Ini sebabnya kemudian Airin sempat berada di ujung tanduk. Beruntunglah, MK menerbitkan putusan 60 yang mengubah ketentuan threshold pencalonan kepala daerah. Dengan ketentuan baru MK itu, Airin kemudian maju mengambil resiko politik besar dengan menerima pinangan PDIP dan dideklarasikan sebagai Cagub bersama Ade Sumardi, Ketua DPD PDIP Banten sebagai Cawagubnya.

Satu faktor lagi yang secara elektoral memberikan insentif politik (dari publik) secara tidak langsung kepada Airin-Ade adalah fakta bahwa keberhasilan pasangan ini maju sebagai Cagub-Cawagub Banten telah berhasil mencegah munculnya kotak kosong di Pilgub Banten. Tanpa pasangan Airin-Ade, nasib Banten akan sama persis dengan 37 daerah lain yang Pilkadanya hanya diikuti calon Tunggal. Satu diantaranya adalah provinsi, yakni Papua Barat.

 

Empat PR Airin-Ade

Sekali lagi, angka survei memang bisa berubah secara dinamis. Tetapi dalam rentang waktu yang kurang dari dua bulan kedepan, bukanlah perkara mudah bagi Andra-Dimyati untuk Dari sisi Airin-Ade sendiri, setidaknya ada empat “pekerjaan rumah” yang harus dilakukan.  Pertama, merawat keunggulan (sementara) ini secara piawai melalui kampanye-kampanye yang mencerdaskan sekaligus memikat berbagai segmen pemilih.

Kedua, menjaga basis-basis pemilih loyalnya dengan menggerakan mesin partai dan tim pemenangannya secara solid dan masif di seluruh pelosok Banten agar mereka tak “masuk angin” oleh berbagai potensi serbuan material Pilkada (money politics, aneka jenis Bansos dll).

Ketiga, mengoptimalkan dukungan masyarakat sipil dan elemen-elemen bebas afiliasi partai yang secara politik memiliki kesamaan pandangan mengenai pentingnya Pilkada menghasilkan alternatif kepemimpinan lokal yang genuine, otentik dan berbasis aspirasi jernih publik, bukan berbasis ambisi elit.

Keempat, mencegah dan meminimalisasi sekencang mungkin sisi negatif dan kontra-produktif, yang potensial bisa menggerus popularitas dan elektabilitas Airin dalam beberapa pekan kedepan. Terutama isu dinasti politik. Karena hemat saya, hanya isu ini yang potensial bisa mengganggu Airin-Ade.

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Agus Sutisna

Penulis Indonesiana | Dosen | Pegiat Sosial

6 Pengikut

img-content

Pesimisme Publik Terhadap Kabinet Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 19:01 WIB
img-content

Orasi Prabowo yang Menghidupkan Optimisme

Senin, 21 Oktober 2024 10:31 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler