Saya melampirkan buku perdana karya saya yang berjudul Gelora Ilmu Religi yang bisa didownload secara gratis, berikut link-nya. https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view Semoga buku ini bermanfaat! Jika dirasa baik untuk dibagikan kepada orang terdekat anda, saya dengan senang hati anda berbagi link download buku ini! Terima kasih.
Apa Motif Kita Menulis?
Rabu, 9 Oktober 2024 11:36 WIBSetiap tulisan yang ditoreh itu, apakah benar merupakan sebuah realita? Atau hanya fatamorgana penghias dinding layar gawai dan kertas-kertas yang menumpuk?
Pernahkah kita merenungkan apa tujuan terbesar kita untuk menulis? Petikan legendaris yang selalu teringat dalam benak dari seorang figur dunia kepenulisan terkemuka yakni Pramoedya Ananta Toer:
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Banyak cara masyarakat untuk mengenal siapakah leluhurnya, seperti melalui tes DNA atau warisan silsilah keluarga. Tapi tetap saja bila beliau yang sudah meninggalkan dunia sedari kita belum dilahirkan, bila tak ada catatan-catatan yang diwariskan leluhur kita ataupun kisah perjuangan leluhur kita dari masyarakat masa lampau yang mengenangnya, nama beliau saja kita bahkan tak mengetahuinya.
Saat ini masyarakat dapat menulis dengan bebas dengan maksud berbagi ide, pemikiran, cerita, dan bahkan ilmu pengetahuan, namun tentunya sesuai aturan platform tempat ia berkarya. Apalagi baru-baru ini implementasi Perpres Publisher Right sedang berjalan.
Tentunya setiap tulisan yang ditoreh itu, apakah benar merupakan sebuah realita? Atau hanya fatamorgana penghias dinding layar gawai dan kertas-kertas yang menumpuk? Setiap penulis berkarya, tidaklah ujug-ujug langsung menulis bila ingin tulisannya berdampak signifikan bahkan menonjol bagi peradaban.
Latar belakang penulis, bekal wawasan dan pengalaman, minat kuat pada suatu bidang, serta bila memang anda ditakdirkan memiliki bakat untuk menulis, adalah modal yang mesti dimiliki sebelum menorehkan sebuah karya yang relevan di hati dan pikiran para pembaca.
Namun yang membuat tulisan itu menjadi terkenang abadi tak ditelan perubahan tren hingga zaman adalah apa motif kita menulis?
- Ingin mempengaruhi orang kah?
- Ingin membuka diskursus kah?
- Ingin membuka pikiran dan hati seorang kah?
- Ingin mendobrak apa yang menjadi pegangan masyarakat?
- Ingin berbagi kebermanfaatan kah?
- Sebagai sarana ekspresi diri kah?
- Ingin menghibur para pembaca kah?
- Ingin membawakan perubahan dunia?
- Atau ingin memberdayakan para pembaca kita?
- Dan berbagai motif lainnya.
Niat segala tindakan yang didasari ingin mempengaruhi orang lain agar menjadi bagian dari siapa kita dan agar mengikuti keyakinan kita, terkadang sebuah karya yang dihasilkan dari niat itu bila bukan sebuah kebenaran yang patut diterima, ia bakal mengikat dan mencatat nama kita sebagai seorang pecundang di mata para penerus kita selanjutnya.
Tapi mereka yang menulis dengan niat mulia (seperti kejujuran akan pikiran dan perasaan sendiri saat menulis), terkadang melalui rasa pedih, seperti kecewa dan dikecewakan seperti apa yang pernah dicatat oleh Pramoedya Ananta Toer. Tidak sedikit penulis sastra ternama bangsa kita, ternyata hidupnya terkungkung oleh keterpenjaraan, keterasingan, dan bahkan penindasan.
Tulisan yang dilandasi kejujuran dan ketulusan, bagi para pembaca yang peka akan makna di balik kata-kata, kelak mempercayai tulisan anda. Dan dari kepercayaan yang lahir itulah, ia memberikan kekuatan sugesti positif yang dapat mempengaruhi kondisi mental dan batin penulis itu sendiri, begitu pula vice versa kepada para pembaca tulisan tersebut, yang salah satunya menuju arah kemujuran dan kebahagiaan yang tak lekang oleh masa.
Para penulis dengan niat dan strategi demikian, memang semuanya hidup penuh perjuangan. Dan melalui tulisan-tulisan merekalah yang mampu membuat kita tergerak untuk berjuang. Namun entah jenis perjuangan apa yang kita juangkan.
- Perjuangan demi popularitas kah?
- Perjuangan demi pengakuan kah?
- Atau murni perjuangan yang memang semesta memandang kita berjuang untuk mereka?
Dari pertanyaan diatas, manakah yang layak dan patut kita sebut sebagai perjuangan?
Landasan, motif dan strategi yang dimainkan seorang penulis dapat menjadi pengaruh sentral yang menentukan kualitas penulisan kita di mata para pembaca kita. Seiring waktu kualitas itu berkembang ke arah kemajuan, sesuai apa yang menjadi landasan, motif dan strategi yang seharusnya kita perjuangkan.
Sebagai penutup tulisan ini, izinkan saya menulis sebuah petikan tentang dunia kepenulisan.
"Lebih baik hidup seperti tak ada yang peduli pada gerak-gerik badan ini. Namun setiap kata-kata yang kutoreh pada lembaran demi lembaran menjadi begitu dipedulikan generasi mendatang, hingga tiba masa bumi yang merupakan kuburku ini menjadi abu semesta yang menghias keabadian."
Cimahi, 8 Oktober 2024.
Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.
2 Pengikut
Dari Mana Rezeki Melimpah Berasal?
1 hari laluNature of Reality
2 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler