Curahan Hati si Penikmat Kopi: Puisi-Puisi Dedi Febriyanto

Minggu, 13 Oktober 2024 08:03 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Puisi selalu bermula dari keresahan hati penciptanya.

Curahan Hati si Penikmati Kopi

Suatu ketika

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang penikmat kopi duduk 

Di sudut ruangan kedai itu

Membuka buku tebal

Mengeja dengan keras

Kata demi kata

Aku terusik

Karenanya

Kuberanikan diri menghampiri 

Bertanya atas lakuannya yang tak biasa

"Aku coba mengusir suara bising di relung hati," ucapnya bergetar

"Dengan ini suara itu kuharap berhenti."

"Lalu?" Tanyaku

"Ia justru kuat mencengkeram,"

Terdiam

"Sebab hilangnya tak punya pengganti yang sepadan."

Cahaya Mas, 5 September 2024

 

Pasrah

Duduk di tanah 

Menyembah 

Kaki melangkah

Mengais berkah

Di jalan-jalan kota

Beraspal panjang nan hitam

Sepi-sunyi

Lalu ramai lalu-lalang

Pasrah 

Cahaya Mas, 28 September 2024

 

Membaca Hidup

Mataku menerawang jauh

Membaca air mata luka

Membaca air mata doa

Membaca air mata iba

Membaca air mata ibu

Mataku menerawang jauh

Atas segala gores luka

Atas setangkai bunga doa

Atas seteguk rasa iba

Atas jernihnya air mata ibu

Atas segala hidup

Yang terus berdegup

Atas segala hidup

Yang kadang redup

Atas nama Dia 

Sang Maha Hidup

Mataku menerawang jauh

Jauh sekali

Sampai kini

Cahaya Mas, 3 Agustus 2024

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dedi Febriyanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler