Panggilan World3, Mencegah Bencana Ekologis Planet Bumi
Selasa, 15 Oktober 2024 14:39 WIBBatasan planet menghadapkan kita pada persimpangan: terus berjalan dalam tidur menuju bencana ekologis atau mengubah arah secara substansial. Perlu model ekonomi baru.\xd\xd
Oleh: Purwanto Setiadi
Pada suatu kurun, di dunia ini pernah ada World3. Ia memiliki tugas menyediakan pilihan tentang masa depan kehidupan manusia di bumi, berdasarkan input seratus kategori data; ia, seraya melakukan hal itu, juga memberi peringatan.
Kala itu, pada 1972, Dennis Meadows memimpin 16 peneliti dari MIT di Cambridge, Massachusetts, untuk membuat satu model sistem dinamik--satu pendekatan berbantuan komputer--demi mensimulasikan interaksi antara populasi, pertumbuhan industri, produksi pangan, dan limitasi dalam ekosistem di bumi. World3 adalah model yang dihasilkan, yang didasarkan atas hasil kerja Jay Forrester, ahli komputer dan sistem manajemen di MIT.
World3 digunakan untuk sebuah studi yang disokong Club of Rome, organisasi nirlaba yang menghimpun intelektual dan pemimpin dunia bisnis. Tujuan studi ini ada tiga: mendapatkan pemahaman tentang batasan sistem dunia dan kendala yang ditimbulkannya bagi jumlah dan kegiatan manusia; mengidentifikasi dan mempelajari elemen-elemen dominan, dan interaksinya, yang mempengaruhi perilaku jangka panjang dari sistem dunia; dan memperingatkan kemungkinan hasil dari kebijakan ekonomi dan industri kontemporer, seraya berharap dapat mempengaruhi perubahan atas gaya hidup yang berkelanjutan.
Ada empat poin yang kemudian dikemukakan dalam laporannya yang bertitel The Limits to Growth. Pertama, kebijakan nasional sebelum dan pada 1972 cenderung mempromosikan pertumbuhan penduduk dan konsumsi material secara eksponensial. Kedua, pertumbuhan ada batasnya karena bumi juga terbatas. Ketiga, pertumbuhan eksponensial di planet yang terbatas bakal berhenti dengan sendirinya atau tersebab oleh tekanan global. Keempat, semakin lekas ada tindakan untuk mengerem pertumbuhan eksponensial itu dan menghentikan pertumbuhan penduduk dan konsumsi material, semakin banyak peluang bagi generasi mendatang.
Studi itu menjelaskan bahwa tren pertumbuhan populasi dunia, industrialisasi, polusi, produksi pangan, dan penurunan sumber daya alam sesungguhnya dapat diubah. Kondisi ekologi dan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan bisa diwujudkan. Tapi, untuk hal-hal ini, keberhasilan hanya mungkin dicapai kalau tindakannya dilakukan dengan segera.
Beberapa kalimat akhir dalam laporan itu menyatakan hal ini: “Segera setelah suatu masyarakat mengetahui bahwa ia tak dapat memaksimalkan setiap hal bagi setiap orang, ia harus mulai membuat pilihan. Harus ada lebih banyak manusia atau kekayaankah, lebih banyak hutan belantara atau mobilkah, lebih banyak pasangan bagi kaum miskin atau layanan bagi golongan kayakah?”
Simpulan studi tersebut sangat melampaui masanya. Kritik memang berdatangan, yang bernada moderat maupun keras. Tapi tidak ada yang sepenuhnya mempertimbangkan masa depan yang diproyeksikannya. Para pengkritik justru sibuk berfokus pada metodenya, juga penggunaan datanya.
Dengan semua kritik yang ada, temuan utama ini tak goyah: kecuali ada pembatasan pertumbuhan penduduk dan modal, pertumbuhan lebih lanjut niscaya bakal kolaps.
Tahun berganti tahun tapi gaung dari temuan tim Meadows dkk. tak pernah benar-benar reda--dua kali ia bahkan diperbarui dengan menimbang ketersediaan data terkini, yakni pada 1992 dan 2004. Kalaupun simpulan kedua perbaikan itu tak semembelalakkan mata seperti saat pertama kali dipublikasikan, ia telah menjadi panggilan untuk melakukan studi-studi lanjutan.
Upaya tim ilmuwan yang dipimpin Johan Rockström, ketika itu Direktur Stockholm Resilience Centre, dan Will Steffen, ilmuwan dari Australian National University, termasuk di antara studi-studi tersebut. Pada 2009 tim ini merampungkan kajiannya tentang apa yang disebut planetary boundaries atau batasan planet. Terdiri atas sembilan komponen, batasan planet adalah sistem yang mengatur stabilitas fungsi, dan resiliensi bumi. Kesembilan komponen yang saling bergantung satu dan yang lain itu adalah perubahan iklim, integritas biosfer, perubahan sistem tanah, perubahan air tawar, aliran biogeokimia, pengasaman laut, konsentrasi aerosol di atmosfer, dan penipisan ozon di atmosfer.
Keberadaan batasan planet menyediakan kelengkapan bagi penggambaran tentang hubungan timbal balik antara kegiatan ekonomi dan kapasitas bumi dalam mendukung kegiatan itu. Di satu sisi, batas pertumbuhan merupakan pendekatan yang mengeksplorasi kemungkinan dinamika sosio-teknik perekonomian dunia dalam membatasi peluang bagi manusia dan menghadirkan risiko kolaps. Di sisi lain, batasan planet berfokus pada dinamika biofisik dalam sistem bumi.
Sebagai implikasi saja, kedua pendekatan itu mendesakkan call for action yang sama, yakni transformasi. Kali ini malah dengan tekanan secepatnya, karena waktu yang tersedia untuk mencegah bencana ekologis tinggal sedikit. Menurut asesmen terakhir, pada 2023, tinggal tiga komponen batasan planet saja yang belum terlampaui.
Transformasi yang niscaya untuk mengerem pergerakan menuju bencana ekologi adalah cara baru menjalankan perekonomian. Cara yang masih mengutamakan ekstraksi dan eksploitasi sumber daya alam, yang bahkan gagal memenuhi janji-janjinya berupa pemberantasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, penciptaan lapangan kerja yang layak, pembiayaan negara, dan peningkatan kesejahteraan, tidak bisa lagi dipertahankan.
Yang diperlukan adalah model ekonomi yang bersifat restoratif dan, pada akhirnya, punya kemampuan untuk meregenerasi sumber daya alam; model yang sekaligus adil, inklusif, dan menyejahterakan. Ruang aman bagi model ini tersedia manakala kebutuhan paling dasar dari orang per orang dapat dipenuhi dan daya dukung bumi tidak dilampaui.
Perkataan Kenneth E. Boulding dalam testimoninya di depan Kongres Amerika Serikat tentang hasil studi tim Meadows dengan memanfaatkan World3 ini haruslah jadi pedoman: “Siapa saja yang percaya pertumbuhan eksponensial dapat berlangsung selamanya di dunia yang terbatas, dia adalah orang gila atau seorang ekonom.”
...wartawan, penggemar musik, dan pengguna sepeda yang telah ke sana kemari tapi belum ke semua tempat.
3 Pengikut
Bersepeda Itu Revolusioner
Minggu, 3 November 2024 21:06 WIBPanggilan World3, Mencegah Bencana Ekologis Planet Bumi
Selasa, 15 Oktober 2024 14:39 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler