Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.

Aspal Buton: Pak Prabowo, Apakah Kita Memiliki Indonesia yang Sama?

Kamis, 24 Oktober 2024 17:39 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau pak Prabowo berani melawan mafia impor pangan dan energi, mengapa harus takut kepada mafia impor aspal?

***

Mengutip berita dari m.antaranews.com, tanggal 23 Oktober 2024, dengan judul: “Prabowo Minta Kabinetnya Sinergi Raih Swasembada Pangan dan Energi”, presiden Prabowo Subianto memnta kabinetnya bersinergi untuk dapat meraih swasembada pangan dan juga swasembada energi di era kepemimpinannya selama periode 2024-2029.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang paling menarik dari arahan pak Prabowo kepada kabinetnya? Pak Prabowo tidak menyinggung dan menyebutkan apa alasan utama mengapa Indonesia harus segera berswasembada pangan dan energi.

Pak Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus swasembada pangan dan energi, karena situasi global, perang besar bisa pecah setiap saat. Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan dan memenuhi kebutuhan energi rakyat sendiri. Swasembada pangan, energi, dan air menjadi salah satu dari 17 program prioritas Prabowo dalam kepemimpinannya di bawah visi Asta Cita.

Mengutip berita dari ekonomi.bisnis.com, tanggal 21 Oktober 2024, dengan judul: “Bappenas Pastikan Asta Cita Prabowo Masuk RPJMN 2025-2029: Hilirisasi hingga Swasembada Pangan”, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menjelaskan, nantinya RPJMN akan menjadi rancangan kerja pemerintah (RKP). Oleh karena itu, seharusnya RPJMN menjadi rujukan program kerja setiap kementerian / lembaga lima tahun ke depan.

Adapun program Asta Cita butir 5 berbunyi sebagai berikut: Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Adapun catatan untuk pak Prabowo bahwa dalam Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang dibuat oleh Kementerian Investasi / BKPM pada tahun 2022, disebutkan bahwa komoditas aspal berada diurutan prioritas ke delapan atau terakhir, setelah komoditas batu bara, nikel, bauksit, tembaga, timah, besi baja, dan perak emas. Dari data ini pak Prabowo bisa bertanya: “Kapan target hilirisasi aspal Buton akan bisa diwujudkan?. Apakah masih bisa dalam periode 2024-2029?”.

Menurut hemat penulis, hilirisasi aspal Buton seharusnya berada pada prioritas pertama. Mengapa? Karena komoditas aspal itu bukan merupakan komoditas ekspor. Komoditas aspal itu adalah komositas impor. Jadi komoditas aspal berada di dalam program hilirisasi merupakan kesalahan besar. Seharusnya komoditas aspal masuk ke dalam program swasembada, bersama-sama dengan program swasembada pangan dan swasembada energi.

Dengan masuknya komoditas aspal ke dalam program swasembada, maka prioritas aspal, pangan, dan energi njadi setara. Dan mengapa pemerintahan pak Prabwo harus fokus kepada program swasembada adalah selain ada kemungkinan pecah perang besar dan ketidakpastian mengenai situasi ekonomi glogal, adalah karena ketergantungan Indonesia selama 79 tahun merdeka terhadap produk-produkimpor sudah sangat melampaui batas kewajaran, kalau tidak mau dikatakan bahwa Indonesia sudah dijajah oleh produk-produk impor.

Salah satu kasus yang paling ekstrim adalah Indonesia sudah 79 tahun merdeka. Dan sudah delapan kali berganti presiden. Tetapi Indonesia sudah 45 tahun mengimpor aspal. Padahal deposit aspal alam di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, jumlahnya sangat melimpah. Dan kalau Indonesia mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton ini, Indonesia akan mampu berswasembada aspal selama 100 tahun lebih.

Mohon pak Prabowo pelajari kasus aspal Buton yang viral ini. Ini contoh kasus yang tidak bisa diterima oleh akal sehat sama sekali. Harga aspal Buton ekstraksi bisa lebih murah daripada harga aspal impor. Tetap mengapa Indonesia tidak mau beralih kepada aspal Buton. Apa sih sejatinya kesalahan aspal Buton, sehingga selalu diabaikan dan dibiarkan merana selama bertahun-tahun.

Untuk menambahkan makna dari ucapan pak Prabowo bahwa mengapa kita harus berswasembada pangan dan energi adalah karena ada kemungkinan perang besar terjadi, seharusnya pak Prabowo mengatakan lebih spesifik lagi.

Apabila terjadi pecah perang besar, apa dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?. Tanpa bermaksud untuk menggurui, dampak dari akan terjadinya perang besar adalah harga minyak bumi dunia akan melonjak naik secara signifikan. Dan akan terjadi resesi dunia. Semua harga produk-produk impor akan melambung sangat tinggi sekali.

Untuk kasus aspal, ketergantungan Indonesia terhadap aspal impor sangat besar sekali. Apakah pak Prabowo bisa membayangkan bahwa Indonesia sudah 79 tahun merdeka. Dan 45 tahun dari 79 tahun tersebut, Indonesia harus terus mengimpor aspal?.

Dan mirisnya lagi, sampai saat ini Indonesia masih belum mempunyai visi untuk mau swasembada aspal. Kelihatannya pak Prabowo ketinggalan informasi. Pak Prabowo peduli dengan swasembada pangan dan energi, tetapi telah mengabaikan swasembada aspal. Sekali lagi rakyat bertanya. Apa salah aspal Buton, sehingga pemerintah tidak mau swasembada aspal?

Untuk pak Prabowo ketahui bahwa pada tahun 2008, harga minyak bumi dunia pernah naik ke harga di atas US$ 100 per barel. Harga aspal impor naik lebih dari dua kali lipat. Akibatnya semua pembangunan infrastruktur jalan-jalan di Indonesia terhenti. Pada saat itu, pemerintah mulai melirik ke potensi aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor.

Tetapi sayangnya, upaya-upaya tersebut mengalami jalan buntu. Mengapa? Mungkin pak Prabowo harus bertanya pada diri sendiri. Mengapa saya tidak mau berkomitmen untuk swasembada aspal? Mungkin itulah jawaban yang jujur, mengapa selama ini Indonesia harus terus mengimpor aspal. Tidak peduli berapapun kenaikan harganya. Pasti akan Indonesia borong.

Pak Prabowo, kalau ada waktu mampirlah ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Ada sesuatu yang aneh di Pulau Buton yang pak Prabowo harus lihat dengan mata kepada sendiri. Ada suatu tempat di tengah hutan di Buton Utara. Ada sumber aspal alam yang mengalir bak mata air. Aspal alam ini mengalir bagaikan air muncul ke permukaan. Memang aliran asal alam ini kecil. Tetapi apabila Kementerian ESDM mau melakukan eksplorasi untuk penelitian lebih lanjut, siapa tahu cadangan aspal alam ini sangat besar.

Ini adalah sumber daya aspal alam yang semi terbarukan. Karena aspal alam ini terus mengalir dan mengalir ke permukaan, menunggu datangnya seorang presiden RI yang mau memanfaatkannya.

Pak Prabowo, apakah Indonesia yang kita miliki ini, sama? Indonesia yang dimiliki oleh rakyat Buton adalah Indonesia yang mau swasembada aspal. Rakyat Buton sudah menunggu selama 79 tahun, dan sudah delapan kali berganti presiden. Tetapi mengapa aspal Buton selama ini selalu dianggap sebagai “lawan” dan bukan “teman”. Malah aspal impor yang selama ini dijadikan idola.

Kalau Indonesia kita masih sama, tentu presiden Republik Indonesia kita yang pertama, Presiden Soekarno, juga masih sama. Presiden Soekarno pernah berpesan untuk rakyat Indonesia untuk berani berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Adapun berdikari adalah kemampuan suatu negara untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri tanpa bergantung pada impor atau bantuan dari luar.

Pak Prabowo, Indonesia tidak harus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri atau swasembada pangan dan energi saja. Tetapi harus berani melawan ketergantungan kepada semua produk-produk impor. Kalau pak Prabowo berani melawan Mafia impor pangan dan energi, mengapa harus takut kepada Mafia impor aspal?  

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler