Apa Kabarmu.

Senin, 28 Oktober 2024 07:56 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

***

Hidup ini berbeda dengan aksara alfabet dari A sampai dengan Z, tentu semua tahu sebagai kaum pintar di bidang apapun secara umum, sebagai ahli di bidangnya, dengan lama jam terbang mumpuni; tentulah lebih tahu secara ilmu pengetahuan setara personal atau kelompok di ranah keilmuan di lingkaran sebuah negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mampu tetap berperan sebagai rakyat dalam arti umum ataupun khusus; setara sebagai pejuang kemerdekaan berpolitik di arena kreativitas kebudayaan sebuah negara; inheren melaksanakannya, memperjuangkannya; hak-hak bersama sebagai kewajiban dari rakyat untuk rakyat, bersama rakyat sebagai salah satu rakyat, personal independen non partai so pasti boleh bersuara untuk lestari negerinya. Melalui ketentuan pula sebagaimana mandat sebagai warga negara melekat sejak lahir untuk ikut memperhatikan negerinya sesuai keahlian dalam bidang keilmuan masing-masing di ranah ilmu kebudayaan atau lain sebagainya. 

"Dari tadi ngelamun ajeh kuy."
"Lagi nunggu panggilan email. Lamaran kerja."
"Sabar..."

"Trims Bro."
"Tetap semangat." Serentak keduanya.

Sebagai warga negara sebuah negeri.; Melekat dalam lingkup perilaku moral tata kelola sebuah negara di manapun, tergantung pilihan isme negara bersangkutan; secara individual maupun kelompok, partai atau pun nonpartai.

Itu sebabnya pula tata kelola negara sangat berkepentingan, membela, membawa suara rakyat bahu membahu bersama parlemen, demi masa depan rakyat sebuah negara di manapun di era modern berpolitik secara benar, jernih, sahih terkoneksi langsung dengan segmen organisasi formal dunia atau lokal. 

Semisal, lewat lembaga negara bersangkutan, terhubung langsung dengan lembaga tata kelola lokal politik, ekonomi, kebudayaan; bersyarat bermoral jernih sebagai lembaga, organisasi publik, sebagai anggota sebuah negara ataupun pemerintahan; sebagaimana tugas telah ditentukan, di bidang lembaga tertentu, kementerian misalnya, di negara manapun wajib eksis, lestari mengelola keseimbangan kebijaksanaan keadilan untuk rakyat sebagai warga sebuah negara, sebagaimana keahliannya masing-masing. 

"Cakep. Sabar. Antriannya panjang kale."
"Emang beli sembako pake ngantri."

"Nah itu paham. Traktir? Mau? Soto Mie."
"Jess! Pedes seger. Yuk!."

Tak perlu rebutan konflik-terbelakang, idiot, bikin malu tak membangun kepentingan apapun untuk rakyat malah berlanjut bersifat merugikan rakyat. Jangan lupa Bung, sebuah negara di manapun.; Milik rakyatnya. Bukan milik penguasa.

Adalah kebijaksanaan kekuasaan pengelola negara; berkewajiban valid sangat memahami apa artinya memperjuangkan kepentingan kesejahteraan keadilan multi-dayaguna untuk rakyat; wajib terus menerus di perjuangkan secara saksama dalam tempo stabilitas secepat-cepatnya. Sebab pimpinan negara bersangkutan, pasti tak ingin rakyatnya kehilangan hak-haknya, secara de facto - de jure.; Pemerintahan berjalan benar berdasarkan undang-undang dasar negara bersangkutan, ideologi tersahih negara itu, mampu melaksanakan pemetaan pemerataan pembangunan pendapatan perkapita untuk rakyatnya, secara saksama dalam tempo relatif cepat akan lebih baik; di manapun negara tersebut berada, tanpa basabasi berkepanjangan.

Pemimpin sebuah negara di manapun; adalah harapan kebaikan menuju masa depan bersama di ranah bidik struktur-infrastruktur kenegaraan; organisasi  pembangunan politik ekonomi plus kebudayaan dalam arti seluas semesta. Sebab kehadiran negara mampu mewakili rakyat, terbaik, formal maupun nonformal, merupakan tumpuan harapan terluas masa terbaik terdepan dari rangkaian sejarah sebuah bangsa bersama pemimpinnya. Guna pencapaian citacita mumpuni, dari rakyat untuk rakyat, sebuah negara di manapun.

"Katanye nih. Damai itu indah."
"Hah!"
"Kagak usah pura-pura kaget dah. Ini zaman demokrasi."

"Ooo! Iya. Wajib damai."
"Kudu cuy."
 
Tak ada kata 'Aku' sebab, 'Aku', telah menjadi 'Kami', esensial keadilan sosial untuk kemanusiaan, sangat peduli lingkungan lestari di ranah keadilan berbudi.; Berani jujur terdepan terbuka, membumi memberantas tuyul koruptor siapapun biangkerok pelaku korupsi itu, negara wajib berani melawan kotuptor sekalipun mereka punya rudal. Lawan.

Keberanian pemimpin sebuah negara mengayomi rakyat wajib melebihi keberanian superhero kelas dunia. Sekalipun superhero hanyalah kiasan dari kisah sebuah film, Superman, misalnya. Tak apa kultur lokal punya Gatotkaca. Wajib menjadi Gatotkaca pembasmi tuyul koruptor. Tak ada lagi 'kata korupsi', tamat sudah; oleh lembaga formal pemberantasan korupsi. Semoga tak hanya menjadi sekadar slogan gagah-gagahan ataupun sekadar memikat simpatik rakyat. Rakyat perlu fakta kunci. Berantas korupsi dengan benar, jujur adil, faktakan. Rakyat senantiasa menunggu dengan amat setia.

Keteladanan adalah kunci kejujuran melampaui mata air terbening di bumi ini. Berani menjadi manusia pilihan publik adalah keutamaan dengan segala kepercayaan telah di mandatkan kepada pemimpinnya.; Melaksanakan tugastugas bermoral kelas wahid dengan sepenuh cinta.; Pemimpin pilihan rakyat adalah manusia terbaik, terkini, terjujur, dilahirkan dengan kesadaran transendental sebuah negara oleh rakyatnya. Dari rakyat untuk rakyat lewat Pemilihan Umum-di negara demokrasi manapun; sekali lagi, pemimpin negara di pilih oleh rakyat. Di lahirkan dari rahim rakyatnya. 

"Kagak dadakan nongol aje cuy. Ade prosesnye tau."
"Oh! Gitu ya."

"Udeh takdirnye begitu cuy."
"Ye kale..."

Karena kini bukan lagi musim pemerintahan monorel sistem monarki absolut, sekalipun istilah tersebut merupakan salah satu sejarah tumbuhnya pemerintahan monarki nonparlemen, salah satu mata rantai kelahiran isme-isme lantas kemudian di yakini menjadi sebuah pilihan bentuk caracara pemerintahan kerajaan lantas berkembang menjadi negara kerajaan. Seiring waktu modernisme demokrasi di uji coba oleh Cleisthenes di parlemen Yunani pada 508 SM, awal mula uji coba demokrasi. Sukses sebagai sistem acuan utama tata kelola kerja sebuah negara inheren pemerintahannya.

Evolusi, revolusi waktu, demokrasi menjadi populer, sebagai isme pilihan utama dunia modern tersahih tanpa embel-embel lahirnya kaum koruptor kerap menyelinap dalam sistem modern demokrasi berusaha merubahnya menjadi sistem demokrasi autokrasi.; Waspadalah hai! Demokrasi autokrasi menyebarkan politik air kotor munculnya manusia vampir, parasit penghisap darah rakyat. Waspadalah.

Tidak ada rakyat tidak ada negara. Tidak ada negara kalau tidak ada rakyat. Isme pilihan sebuah negara menyusul kemudian, dilahirkan oleh keelokan sistem organisasi sebuah negara, kini sebut saja demokrasi, populer, di planet Bumi. 

"Bro. Tiarap!"
"Loh kenapa?"

"Kita di bidik.'
"Mana?"
"Tuh! Lihat!."

"Itu turis lagi jalan-jalan motret-motret kuy."
"Hehehe ye kale..."

***

Jakarta Indonesiana. Oktober 27, 2024
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler