Nilai Moral dalam Film Mendung Tanpo Udan

Senin, 28 Oktober 2024 07:24 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mendung Tanpo Udan adalah film drama Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Kris Budiman berdasarkan lagu berjudul sama karya Kukuh Prasetya Kudamai. Film produksi Nan Entertainment ini dibintangi oleh Yunita Siregar, Erick Estrada, dan Aulia Deas. Plot twist yang terdapat dalam film ini sangat mengejutkan.

Berlatar belakang di kota pelajar, film ini sukses membangun romantisme jogja, meski memiliki ending yang sangat tak terduga. Banyak nilai moral yang dapat dipetik dari keseluruhan ceritanya. Berikut nilai-nilai moral yang dapat penonton dapatkan:

  1. Idealisme dan realitas hidup

Udan memliki idealisme yang sangat tinggi, ia berjuang keras agar menjadi musisi terkenal lewat karya-karyanya yang khas. Ketika ada tawaran yang tak sesuai dengan karakter musik buatannya, ia langsung menolak untuk kerja sama meski mendapat tawaran uang yang tak sedikit. Pada akhirnya ia pun realistis, lagunya tak juga terjual, ia pun memutuskan untuk melamar pekerjaan di bidang lain, yaitu menjadi seorang kurir.

  1. Kesabaran dan Pengorbanan
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mendung, telah menunda impiannya untuk bekerja pada sebuah salon kecantikan di Jakarta, ia sangat sabar dan lebih memilih untuk menunggu udan menyelsaikan kuliahnya, tapi udan malah terlalu memikirkan karir musiknya yang belum jelas.

  1. Tanggung jawab dan kedewasaan

Udan tampak enggan untuk beranjak dari kenyamanan hidup mahasiswa yang idealis dan serba bebas. Namun, berbagai konflik dalam hidupnya memperlihatkan bahwa seseorang perlu mengambil tanggung jawab dan beranjak menuju kedewasaan, terutama ketika masa kuliah mulai menemui akhirnya dan tuntutan hidup semakin mendesak. Udan seringkali telat ketika memiliki janji dengan mendung sehingga mendung kesal daan pada puncaknya setelah sekian kali udan mengulangi kesalahan yang sama, mendungpun pergi ke jakarta.

  1. Keluarga adalah tempat pulang

Pada akhirnya, saat semua terasa sulit, Udan kembali kepada ibunya di Kulon Progo. Ini mencerminkan bahwa keluarga, terutama orang tua, sering kali menjadi tempat berlindung dan sumber kebijaksanaan dalam menghadapi jalan buntu.

            Mendung Tanpo Udan berhasil menjadi lebih dari sekadar film drama romansa biasa; ia menghadirkan potret kehidupan mahasiswa di Jogja yang realistis dan penuh pelajaran hidup. Lewat perjalanan hidup Udan, penonton disuguhkan refleksi mendalam tentang benturan antara idealisme dan realitas, pentingnya tanggung jawab, serta nilai-nilai kesabaran dan pengorbanan dalam hubungan. Film ini juga mengingatkan kita bahwa keluarga, terutama orang tua, selalu menjadi tempat terbaik untuk pulang di saat kita terpuruk.

Dengan latar Kota Pelajar yang kental akan romantisme dan kebersahajaan, Mendung Tanpo Udan tak hanya menyajikan kisah cinta yang menyentuh, tetapi juga menyiratkan filosofi kehidupan dan kedewasaan. Ending yang tak terduga seolah menjadi penegasan bahwa hidup di dunia nyata jarang berakhir sesuai harapan.

Film ini pun menjadi cerminan perjalanan hidup yang mengajarkan bahwa proses dan perjuangan adalah bagian penting dari pembentukan diri setiap insan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Robita Alihandra

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Hiburan

Lihat semua