Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.

Aspal Impor: Ironi Negeri Aspal Buton

Rabu, 30 Oktober 2024 10:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintah lebih mengutamakan aspal impor daripada aspal Buton. Bukankah hal ini merupakan ironi?\xd\xd\xd

Aspal impor adalah masalah negara yang sudah 45 tahun belum ada solusinya. Sebenarnya solusinya sudah ada, yaitu dengan mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor tersebut. Tetapi mirisnya, pemerintah tidak memiliki kemauan politik untuk mau mensubstitusi aspal impor dengan aspal Buton, sehingga dengan demikian, masalah aspal Buton masih belum ada solusinya sampai saat ini. Dan Indonesia sampai saat ini masih terus-menerus  mengimpor aspal, entah sampai kapan?

Kalau ada suatu masalah yang tidak bisa terpecahkan, maka solusinya adalah biarkanlah waktu yang akan menyelesaikan masalah tersebut. Indonesia sudah 79 tahun merdeka. Dan Indonesia sudah delapan kali berganti presiden. Tetapi Indonesia masih belum mampu berswasembada aspal. Jadi siapakah yang bersalah? Yang bersalah adalah semua presiden Republik Indonesia. Swasembada aspal adalah tanggung jawab presiden Republik Indonesia. Dan kalau beliau-beliau tidak mampu melaksanakan kewajibannya, mereka harus berani menjelaskan kepada rakyat, apa sejatinya inti masalahnya.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pak Jokowi tidak mampu mewujudkan keputusannya untuk stop impor aspal pada tahun 2024. Lho, kok tidak ada pertanggungjawaban dan penjelasannya? Enak sekali menjadi presiden, kalau tidak ada pertanggungjawabannya. Jadi selama ini rakyat telah dianggap sebagai apa? Patung yang bisu, buta, dan tuli? Bagaimana ini pak Prabowo? Apakah sakit hati rakyat, karena dikhianati presidennya akan terulang kembali? Adapun aspal Buton sejatinya mempunyai mata, telinga, mulut, dan hati. Jadi tidak bisa dianggap tidak ada.

Mungkin pak Prabowo, sebagai seorang Presiden yang baru, apakah setuju bahwa swasembada aspal itu adalah tanggung jawab pak Prabowo? Mohon jelaskan kepada rakyat, apabila setuju. Langkah-langkah strategis apa yang akan dilaksanakan oleh pak Prabowo untuk mewujudkan Indonesia berswasembada aspal?.

Di sisi lain, apabila pak Prabowo tidak setuju, mohon jelaskan!. Apa alasan mengapa pemerintah lebih suka mengimpor aspal daripada mau berswasembada aspal? Apakah ada yang salah dengan aspal Buton? Salahnya dimana? Ingat. kalau kita menunjuk kesalahan kepada aspal Buton, maka sejatinya satu jari menunjuk kepada aspal Buton, sedangkan empat jari yang lain menunjuk kepada diri kita sendiri.

Mungkin para pembaca perlu tahu mengapa penulis selalu bertanya kepada presiden RI, mengapa pemerintah tidak mau memanfaatkan dan mengolah aspal Buton untuk mensubstitusi aspal impor? Karena Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat seharusnya lebih mengutamakan aspal Buton daripada aspal impor. Lho, kok sekarang malah terbalik? Pemerintah lebih mengutamakan aspal impor daripada aspal Buton. Bukankah hal ini merupakan ironi?

Ironi adalah gaya bahasa atau situasi di mana ada perbedaan antara harapan dan kenyataan, seringkali dengan cara yang mencolok atau lucu. Dalam konteks bahasa, ironi dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud, sehingga menciptakan efek dramatis atau humor. 

Tanpa bermaksud untuk mau menggurui, seorang presiden seharusnya sudah tahu. Kemandirian bangsa merujuk pada kemampuan suatu negara atau bangsa untuk mengelola urusan dalam negerinya sendiri tanpa ketergantungan pada negara lain. Ini mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kemandirian bangsa menunjukkan bahwa suatu negara mampu menentukan kebijakan, mengelola sumber daya, dan mengembangkan potensi tanpa pengaruh asing yang merugikan. Kemandirian juga sering dihubungkan dengan identitas nasional dan perjuangan untuk mencapai kebebasan serta keadilan bagi seluruh warganya.

Berdasarkan kronologi bahwa Indonesia sudah delapan kali berganti presiden, dan belum ada seorangpun presiden RI yang mampu mewujudkan Indonesia berswasembada aspal, maka hal ini merupakan sebuah trauma atau mimpi buruk bagi rakyat Indonesia. Pak Jokowi telah gagal total mewujudkan Indonesia berswasembada aspal. Apakah pak Prabowo akan mengulangi kegagalan pak Jokowi, dan presiden-presiden RI sebelumnya? Ketakutan ini selalu menghantui? Mengapa? Karena kalau delapan orang presiden RI, semuanya tidak mampu mewujudkan Indonesia berswasembada aspal, maka seberapa besarkah “hantu” itu?

Mumpung pak Prabowo baru memulai masa pemerintahannya periode 2024-2029, kita sebagai rakyat ingin menyampaikan aspirasinya, bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan aspal Buton. Mohon pak Prabowo mau mendengarkan suara hati rakyat bahwa kerugian negara akibat kebijakan impor aspal selama 45 tahun sudah sangat besar sekali. Masak sih kerugian negara ini akan terus dilanjutkan tanpa batas waktu? Alangkah bijaknya kalau pemerintah mau segera beralih kepada aspal Buton. Karena pemanfaatan aspal Buton adalah bukti nyata dari semangat dan jiwa kemandirian Indonesia.

Adapun peran dan tanggung jawab presiden RI dalam mewujudkan swasembada aspal meliputi beberapa aspek, antara lain:

  1. Kebijakan dan Regulasi: Presiden dapat mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan industri aspal, termasuk regulasi yang memfasilitasi investasi dan penelitian. Menunjuk perusahaan BUMN atau BUMD untuk membangun pabrik ekstraksi aspal Buton.
  2. Dukungan Anggaran: Menyediakan anggaran yang cukup untuk proyek-proyek pabrik ekstraksi aspal Buton dan infrastruktur yang membutuhkan aspal, serta mendorong penelitian dan pengembangan teknologi baru dalam produksi aspal.
  3. Koordinasi Lembaga: Mengkoordinasikan berbagai kementerian dan lembaga untuk bekerja sama dalam mendukung produksi ekstraksi aspal Buton, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Investasi.
  4. Promosi Investasi: Mendorong investasi BUMN, swasta, dan asing dalam sektor aspal untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
  5. Pengembangan SDM: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan industri aspal.
  6. Riset dan Inovasi: Mendukung penelitian untuk mengembangkan teknologi baru dalam pengolahan aspal dan mencari alternatif bahan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Dengan peran-peran dan tanggung jawab tersebut, presiden dapat membantu menciptakan kondisi yang mendukung swasembada aspal di dalam negeri.

Untuk mengingatkan kepada pak Prabowo, sebagai presiden RI yang baru, bahwa aspal Buton sejatinya sudah sejak lama siap untuk dimanfaatkan dan dikelola oleh pemerintah. Tetapi pemerintah sendiri tidak mau. Mungkin keputusannya sekarang berada di tangan pak Prabowo, karena pak Prabowo adalah presiden RI yang baru. Mohon masalah “Aspal Impor: Ironi Kemandirian Negeri Aspal Buton”, harus menjadi fokus dan perhatian yang seksama. Kata ironi menciptakan efek dramatis atau humor. Apakah pak Prabowo ingin ditertawakan oleh para generasi penerus bangsa, karena Indonesia terus-menerus mengimpor aspal, sementara aspal alam di Pulau Buton jumlahnya sangat melimpah?

Sudah banyak tulisan-tulisan lain yang menggunakan judul kata “ironi” untuk menggambarkan rasa keprihatinan mengenai nasib malang aspal Buton dan nasib rakyat Indonesia. Seperti: “Potret Menembus Batas: Ironi Negeri Tambang Aspal Terbesar di Dunia”,  “Ironi Negeri Penghasil Aspal”, “Ironi Jalan Rusak Puluhan Kilometer di Daerah Penghasil Aspal Terbesar di Indonesia, Buton Utara”, “The Ironi 0f Indonesia: Rich in Natural Resources but Poverty Rampant”, “Ini Ironi Pembangunan: Di Wilayah yang Kaya sumber Daya Alam Justru Kemiskinan Tinggi”, “Ironi jalan di Buton negeri Penghasil Tambang Aspal”, “Ironi Pulau Penghasil Aspal”, dll.

Pak Prabowo, mohon instruksikanlah kepada menteri-menteri baru kabinet yang baru untuk membaca tulisan-tulisan yang disebutkan dengan judul-judul di atas. Apakah mereka akan tersenyum dan tertawa, ketika membaca tulisan-tulisan tersebut? Atau, apakah ada yang meneteskan air mata, karena merasa iba dan terharu melihat penderitaan rakyat di negeri yang kaya raya akan sumber daya alamnya ini?. Atau apakah ada juga yang tidak mau membaca sama sekali. Karena jawaban untuk masalah aspal sudah pasti dan sangat jelas:. Impor aspal, harga mati !.

Pak Prabowo, mungkin masih harus ada satu tulisan baru lagi yang ditulis dengan judul: Impor Aspal Harga Mati: Ironi Negeri yang Tidak Punya Hati”.

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler