Arah Baru Pendidikan Indonesia: Mungkinkah Kurikulum Berubah?

2 hari lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dengan pergantian presiden dan menteri pendidikan yang baru, arah pendidikan nasional kembali menjadi sorotan. Pertanyaan besar muncul: Mau ke mana arah pendidikan kita? Apakah kita akan melihat pergeseran visi pendidikan Indonesia? Apakah kurikulum juga akan berubah mengikuti visi baru ini?

Bagi banyak pihak, perubahan kurikulum yang lebih berfokus pada pendidikan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan dianggap mendesak, terutama dalam konteks pendidikan yang sebenarnya.

Menurut Dr. Aditya Pratama, pakar pendidikan dari Universitas Indonesia, perbaikan kurikulum yang lebih terintegrasi dengan pendidikan karakter adalah langkah strategis untuk menciptakan generasi yang memiliki integritas dan kepedulian sosial. Pendidikan seharusnya menekankan keseimbangan antara ilmu dan adab. Kurikulum yang lebih mengedepankan nilai-nilai spiritual dan etika perlu diterapkan agar siswa tidak hanya mengejar nilai akademis tetapi juga mampu menjalankan tanggung jawab sebagai manusia yang berakhlak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa kalangan juga menyoroti kemungkinan adanya kebijakan kurikulum yang lebih kontekstual. Pendidikan berbasis proyek yang membahas isu-isu lingkungan dan sosial misalnya, akan mengajarkan siswa mengenai tanggung jawab sebagai khalifatul fil ard – penjaga bumi yang bertanggung jawab. Menurut Dr. Fajar Nugroho, peneliti pendidikan Islam, “Dengan memadukan pembelajaran berbasis proyek dan nilai Islam, siswa bisa memahami bahwa mereka tidak hanya belajar untuk mencapai prestasi akademik tetapi juga untuk menjadi manusia yang berguna bagi alam dan sesama.”

Perubahan kurikulum ini tidak hanya menitikberatkan pada mata pelajaran agama atau karakter sebagai pelengkap, tetapi akan menyentuh cara pendidikan karakter diajarkan secara lintas pelajaran. Prof. Lina Wibowo, seorang pengamat pendidikan Islam di Universitas Negeri Malang, menjelaskan, “Kurikulum baru yang kita butuhkan adalah kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Islami ke dalam berbagai aspek pendidikan, dari ilmu sains hingga keterampilan hidup. Tujuannya agar siswa memiliki akhlak yang baik sekaligus ilmu yang bermanfaat, sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.”

Dalam konteks ini, perubahan kurikulum menjadi sangat mungkin terjadi. Menteri pendidikan yang baru diharapkan akan membawa pendekatan pendidikan yang tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi pada keseimbangan antara pengetahuan dan karakter. Dengan demikian, kurikulum diharapkan dapat lebih sejalan dengan nilai-nilai Islam, serta mendorong peserta didik untuk tumbuh sebagai individu berakhlak mulia dan siap menghadapi berbagai tantangan di dunia nyata.

Maka dari itu, narasi pendidikan Indonesia harus beralih ke arah pembentukan generasi yang memiliki kepedulian, kejujuran, dan integritas. Pendidikan yang mendalam tidak hanya mencetak orang yang cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi yang lebih penting adalah membentuk manusia bijaksana yang memiliki empati dan tanggung jawab atas kelangsungan hidup di bumi. Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan pendidikan Indonesia dapat lebih membentuk generasi yang bertanggung jawab, berkarakter kuat, dan berorientasi pada kemaslahatan umat dan alam semesta, sesuai dengan visi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Saefuddin Famsah

Guru Bahasa Indonesia SMAIT Al Uswah Bangil

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler