Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa

Jumat, 1 November 2024 13:46 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ditulis oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah AR Fachruddin

Peran Bahasa Melayu dalam pembentukan identitas nasional Indonesia.

   Peran bahasa Melayu dalam perkembangan bahasa Indonesia mencakup beberapa hal. Peran utama bahasa Melayu merupakan bahasa yang mudah dipahami, dimengerti dan mudah digunakan, selain bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung Nusantara pada zamannya, bahasa melayu yang sudah mengalami beberapa kali perkembangan menjadi bahasa Indonesia dijadikan menajdi bahasa resmi, terutama diwilayah Negara Indonesia. Bahasa Indonesia dijadikan bahasa persatuan dengan bertujuan agar masyarakat dari berbagai daerah, budaya, agama, suku yang tersebar di Indonesia mudah dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa persatuan. Pengaruh-pengaruh dari bahasa Melayu inilah menjadi peran penting dalam perkembangan bahasa Indonesia.

Perkembangan ejaan bahasa Indonesia.

 Ejaan bahasa Indonesia bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita, ter­utama di dunia penulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ejaan memiliki arti ‘kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca’. Saat ini, pedoman penulisan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V setelah ber­ganti nama dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

1. Ejaan van Ophuijsen (1901–1947)

Ejaan van Ophuijsen yang juga dikenal sebagai Ejaan Balai Pustaka berisi ejaan bahasa Melayu yang ditulis menggunakan bahasa latin, bukan lagi aksara Jawi atau Arab Gundul. Ejaan ini dirancang oleh van Opuijsen bersama Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947–1972)

Ejaan Republik yang berlaku mulai 19 Maret 1947 merupakan hasil penyederhanaan dari Ejaan van Opuijsen. Ejaan ini diprakarsai oleh Mr. Soewandi yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ejaan Republik memiliki lima ciri sebagai berikut.

Huruf oe disederhanakan menjadi u, misalnya dulu, aku, republik.

Bunyi hamzah (‘) ditulis dengan k, misalnya kata ra’yat menjadi rakyat dan ta’ menjadi tak.

Kata ulang ditulis dengan angka 2, misalnya anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.

Awalan di- dan kata depan di keduanya ditulis serangkai dengan kata yang menyertainya, misalnya dijalan, diluar, dijual, diminum.

Penghapusan tanda diakritis schwa atau e‘pepet’ (ẻ) menjadi e, misalnya kẻluarga menjadi keluarga.

3. Ejaan yang Disempurnakan (1972)

EYD merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan ejaan se­be­lumnya. Konsep EYD dilengkapi pada pelaksanaan Seminar Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun 1972. EYD diresmikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Berikut ciri khusus EYD 1972.

Selain Ejaan van Opuijsen, Ejaan Republik, dan EYD, terdapat juga ejaan-ejaan lain yang berkembang di Indonesia, seperti Ejaan Pembaharu­an, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru. Namun, ejaan-ejaan tersebut tidak resmikan, salah satunya disebab­kan oleh situasi politik saat itu.

  Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk menjaga konsistensi penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media.

• Pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan harus terus mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah dengan menyediakan program-program untuk mempelajari bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dan kampus-kampus. Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia juga dapat diaplikasikan pada media, seperti surat kabar, majalah, buku, dan televisi.

• Masyarakat juga harus terlibat dalam menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, serta mendukung produk-produk lokal yang mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia.

• Para penulis dan penerjemah juga memainkan peran penting dalam melestarikan bahasa Indonesia. Mereka harus menghindari penggunaan kata-kata asing yang tidak diperlukan dan memastikan bahwa bahasa Indonesia yang digunakan mudah dimengerti oleh pembaca.

• Teknologi modern dapat digunakan untuk mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan bahasa Indonesia dalam perangkat lunak, aplikasi, dan situs web. Dalam hal ini, peran para pengembang teknologi sangatlah penting.

• Para tokoh masyarakat, seperti budayawan, politisi, dan selebritas dapat menjadi contoh yang baik dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan baik. Dalam hal ini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah penting.

  menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, penulis, penerjemah, pengembang teknologi, dan tokoh masyarakat harus bersatu untuk mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap menjadi identitas bangsa Indonesia.

Tantangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik di era digital dan globalisasi.

  Teknologi di era digital telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk penggunaan bahasa. Di era digital ini, masyarakat Indonesia menghadapi tantangan dan peluang baru untuk terus berkembang dan mendapatkan relevansi di dunia yang semakin padat ini. Salah satu perubahan terbesar yang terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia di era digital adalah munculnya bahasa-bahasa baru yang disesuaikan dengan lingkungan digital, seperti "bahasa chat" atau "internet slang". Singkatan, emotikon, dan karakter khusus semakin sering digunakan dalam komunikasi online. Ini mencerminkan adaptasi bahasa terhadap kecepatan dan keterbatasan ruang media digital. Namun, di balik kepraktisan dan kecepatan yang ditawarkan bahasa digital, muncul tantangan untuk melestarikan kekayaan bahasa Indonesia yang sesungguhnya. Penggunaan singkatan yang berlebihan atau penghilangan tanda baca dalam komunikasi digital dapat mengakibatkan hilangnya nuansa dan makna sebenarnya dari pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, penting bagi pengguna bahasa Indonesia untuk memahami dan menggunakan kaidah bahasa yang benar juga dalam bentuk komunikasi digital.

Selain itu, era digital membuka peluang baru bagi penyebaran dan pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui Internet, Kita dapat dengan mudah mengakses berbagai sumber bahasa seperti kamus online, bahan pelajaran, dan platform belajar bahasa Indonesia online. Dengan cara ini masyarakat dapat menambah perbendaharaan kata, memahami tata bahasa yang benar dan menambah pemahaman tentang budaya Indonesia.

Media sosial juga berperan penting dalam mempromosikan bahasa Indonesia. Melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, pengguna dapat membagikan pemikiran, tulisan, dan karya mereka dalam bahasa Indonesia. Ini akan membantu memperluas penggunaan bahasa, menginspirasi orang lain, dan memperkaya konten Indonesia secara online.

Namun, ingatlah bahwa kita tetap perlu mempraktikkan etika dan kesopanan saat menggunakan bahasa di media sosial. Dalam komunikasi digital, bahasa sering disalahgunakan, yang dapat menyinggung atau melukai perasaan orang lain. Itulah mengapa penting untuk menghargai nilai-nilai kesantunan dalam komunikasi online.

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, penting bagi Indonesia untuk dihormati dan dilestarikan sebagai identitas bangsa. Bahasa merupakan cerminan kekayaan budaya dan sejarah suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya melestarikan dan memajukan Indonesia di era digital ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Melihat tantangan dan peluang era digital, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia.

Hal ini dapat dicapai dengan aktif membaca, menulis dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Selain itu, berpartisipasi dalam program pembelajaran dan kegiatan budaya Indonesia dapat membantu meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap bahasa ini.

Melalui pemanfaatan teknologi digital secara bijak, kita dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan kita sehari-hari dan memperluas jangkauannya ke dunia yang semakin terkoneksi. Bahasa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan menjadi bahasa yang penting di era digital ini, asalkan kita sebagai pengguna bahasa dapat merawatnya dengan baik dan menggunakannya secara efektif dan bermakna.

Pengaruh penyerapan kata asing.

 Bahasa asing merupakan salah satu bahasa yang penting untuk dipelajari dan dimanfaatkan dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pemanfaatan bahasa asing adalah mengembangkan bahasa Indonesia demi kepentingan pembangunan nasional dan sebagai sumber kosakata dan istilah dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut menjadikan bahasa asing sebagai bahasa pendukung bahasa Indonesia karena memiliki posisi yang strategis untuk membantu posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang harus diutamakan. Namun, kenyataannya adalah bahasa asing makin menggeser posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa yang wajib diutamakan. Hal tersebut tentu menimbulkan dampak yang negatif bagi perkembangan bahasa Indonesia.

Kemajuan teknologi saat ini merupakan salah satu tantangan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara karena bahasa asing makin memengaruhi posisi dan keberadaannya. Dari semua bahasa asing, bahasa Inggris merupakan bahasa yang sering digunakan dan sering tertukar posisinya dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan maraknya penggunaan bahasa asing di ruang publik. Misalnya, ruang publik Kota Ambon marak dengan penggunaan bahasa asing seperti Ambon City of Music, I Love Ambon, dan Underpass Sudirman. Selain itu, beberapa tempat wisata lebih memilih menggunakan bahasa Inggris, seperti welcome to dan I Love You serta penamaan ruangan seperti meeting room, receptionist, in, dan out masih sering digunakan sehingga posisi bahasa Inggris makin kuat. Sebaliknya, posisi bahasa Indonesia makin tergeser. 

Tidak hanya itu, generasi muda saat ini lebih senang menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Contohnya, mereka lebih menggunakan bahasa Inggris, seperti upload, caption, link, dan download, jika dibanding dengan kosakata bahasa Indonesianya. Lebih lanjut, kosakata seperti which is, at least, dan prefer sering digunakan generasi muda saat mereka melakukan diskusi di Youtube dan siniar (podcast). Hal tersebut menjadikan generasi muda makin tidak mengetahui kaidah-kaidah dalam bahasa Indonesia. Ketidaktahuan dan ketidaksadaran generasi muda dalam menggunakan bahasa Indonesia makin memunculkan kekhawatiran terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal, peranan generasi muda sangat penting untuk menjaga posisi dan keberadaan bahasa Indonesia di era digital saat ini karena kemampuan dan wawasan yang lebih mumpuni. Dari fenomena-fenomena bahasa Inggris yang makin marak digunakan, bahasa Inggris juga memiliki dampak yang positif terhadap bahasa Indonesia. Bahasa Inggris yang merupakan bahasa resmi internasional menuntut setiap masyarakat, utamanya generasi muda untuk menguasai bahasa tersebut agar dapat melakukan interaksi dengan kebudayaan-kebudayaan yang lain. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris dapat membuka banyak peluang dan meningkatkan karier setiap orang. Seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan berbagai bahasa (multilingual) menjadi salah satu keunggulan dalam berkomunikasi dan mendapatkan pengetahuan serta pengalaman yang lebih banyak jika dibandingkan dengan seseorang yang tidak menguasai bahasa Inggris. Selain itu, dampak positif yang lain dari bahasa Inggris adalah kosakatanya dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber istilah dalam bahasa Indonesia. Kosakata atau istilah-istilah yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, dapat memakai kosakata atau istilah-istilah dari bahasa Inggris melalui penyerapan. Jadikan bahasa asing sebagai sarana pendukung antarbangsa, sarana pendukung penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta sumber pengembangan bahasa Indonesia.

bahasa asing pun bukan sebagai bahasa pengantar dalam penyampaian pendidikan, melainkan bahasa asing sebagai bahasa untuk mendukung bahasa Indonesia dan hanya digunakan untuk mata pelajaran atau mata kuliah terkait bahasa asing, kecuali ada beberapa pengajar yang tidak menguasai bahasa Indonesia dengan lancar.

Sumber : 

Syifa luthfiyyah (12 Juli 2022) "peran bahasa melayu terhadap perkembangan bahasa indonesia" https://www.kompasiana.com/syifaluthfiyyah0221/62cd9a11bb44861a74710432/peran-bahasa-melayu-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia

 

Azzahra Nurhidayati Ni'mah, S.Pd. Staff Redaksi Nur Hidayah Press https://www.nurhidayahpress.id/ejaan-bahasa-indonesia-sebelum-mengenal-eyd/

 

Muhammad Farhan Praditya. 3 Juni 2023 https://www.kompasiana.com/farhanpraditya021/647acd6108a8b530db6a0e54/menjaga-dan-melestarikan-bahasa-indonesia

 

Siti Ainun Nisa. 26 Juni 2023 https://www.kompasiana.com/ainunnisa5226/649907b508a8b52fa91da262/tantangan-dan-peluang-bahasa-indonesia-di-era-digital

 

Rara Rezky Setiawati, S.S.

https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2024/07/dampak-bahasa-asing-bagi-bahasa-indonesia/

Bagikan Artikel Ini
img-content
Galih Setyawan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Pengertian dan Fungsi Satuan Kalimat

Kamis, 28 November 2024 07:59 WIB
img-content

Perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa

Jumat, 1 November 2024 13:46 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler