Segudang Masalah Mengadang Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang

Jumat, 1 November 2024 10:35 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content1
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Timnas Indonesia vs Jepang bakal digelar dua pekan lagi. Sayang, sejumlah masalah mengadang persiapan skuad Garuda.

Di atas kertas, timnas Indonesia bakal amat kesulitan untuk sekadar mengimbangi permainan Jepang. Dilihat dari peringkat dan sejarah, Samurai Biru bukan hanya di atas kita, melainkan terlampau jauh untuk dijangkau sayap-sayap Garuda.

Upaya pasukan Garuda untuk meraih poin bakal lebih berat lagi. Sebabnya, persoalan-persoalan nonteknis turut menambah beban mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantas, bagaimana peluang Timnas Indonesia mendapatkan poin di kandang sendiri? Apakah mereka mampu melewati hambatan-hambatan di dalam dan di luar lapangan hingga mendapatkan tambahan nilai sesuai harapan?

Siapa Berani Meragukan Kemampuan Jepang?

Kesebelasan nasional Negeri Matahari Terbit seakan-akan telah menggenggam kemenangan jika menilik kekuatan mereka dibandingkan Timnas Indonesia. Mulai peringkat FIFA, pengalaman di laga-laga internasional, hingga rekor pertemuan kedua tim menunjukkan dominasi Jepang atas Indonesia.

Data per Oktober 2024 memperlihatkan jarak peringkat FIFA kedua negara sejauh 115 tangga. Jepang berada pada posisi 15 dunia, dan mereka berperingkat teratas di Asia.

Di kancah internasional, sejak 1998, Jepang tak pernah absen mengikuti putaran final Piala Dunia. Total, skuad Matahari Terbit telah tujuh kali merasakan pahit getirnya persaingan keras di turnamen sepak bola tertinggi dunia.

Sementara itu, di kawasan Asia, Jepang menjelma sebagai rajanya. Telah empat kali mereka menggenggam gelar juara dalam turnamen regional Piala Asia.

Jadi, soal kekuatan, tentu amat sulit meragukan Jepang.

Satu hal lagi bakal melipatgandakan ambisi pasukan Samurai Biru meraup semua poin dari laga yang tersisa.

Hasil mengecewakan di laga terakhir Jepang telah menambah “amarah” para samurai yang membela Timnas mereka. Tim paling diunggulkan dari Asia itu bagai menelan kekalahan memalukan ketika hanya meraih hasil imbang 1-1 melawan Australia di kandang sendiri.

Bagaimana tidak? Meskipun tidak mengubah posisi Jepang sebagai pemuncak klasemen, hasil itu telah menodai penampilan Jepang yang nyaris sempurna.

Dalam tiga laga sebelumnya, tim asuhan Hajime Moriyasu itu melibas semua lawan mereka. Bukan sekadar menang beruntun, melainkan sangat produktif menghasilkan 14 gol dan tidak kebobolan sama sekali.

Imbasnya bisa sangat mengancam Indonesia. Kaoru Mitoma, salah seorang bintang Jepang yang kini bermain untuk klub Brighton and Hove Albion, menyatakan tekadnya untuk “membalas dendam” atas hasil tak diharapkan itu dalam partai-partai berikutnya.

Sungguh apes, justru kita yang akan menjadi lawan pertama mereka pasca “tragedi” yang menimpa Timnas Jepang itu.

Nah, berkaca pada angka-angka dan kondisi terakhir yang dipaparkan di atas, beban Timnas Indonesia bakal kian berat. Pasukan Jepang tak akan membiarkan satu poin pun tercecer dari tangan mereka.

Timnas Indonesia vs Jepang dan Beban Berat di Pundak Garuda

Ternyata, kesulitan yang dihadapi para anggota skuad Timnas Indonesia dalam upaya mengadang ketangguhan Jepang tak berhenti dalam urusan teknis belaka. Banyak urusan-urusan di luar masalah teknis turut menambah berat beban yang harus mereka pikul.

Berikut ini beberapa masalah yang bisa menghambat langkah tim Garuda menjelang partai berat Timnas Indonesia vs Jepang.

1. Korban “Perampokan” di Bahrain

Lawatan ke Timur Tengah sebagai tamu Bahrain 10 Oktober lalu menjadi mimpi buruk yang berpotensi membebani mental skuad Garuda. Persoalan yang kemudian dikenal sebagai anekdot "90+6=99" itu bisa menjadi ganjalan dalam penampilan para pemain di lapangan.

Sejatinya partai tandang itu ditargetkan sebagai kemenangan pertama Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ini. Namun, kita semua sudah mengetahui hasil yang didapat dan kisah pilu di baliknya.

2. Derita Akibat Kekalahan Pertama dari Tiongkok

Negeri Tirai Bambu adalah tim terlemah di grup C yang dihuni Timnas Indonesia. Setidaknya, seperti itulah anggapan yang terpatri di benak sebagian warga Indonesia ketika mengawali ajang kualifikasi ini.

Anggapan yang demikian menyebabkan tuntutan bagi Timnas Indonesia pun melambung tinggi. Setelah gagal memetik poin penuh dari Bahrain, harapan mendapatkan kemenangan di kandang Tiongkok kian menguat.

Namun, sayang sekali, di Stadion Qingdao Youth Football itu justru kita menderita kekalahan perdana.Terlepas dari perdebatan menyangkut kesalahan strategi dan lain-lain, kekalahan pertama jelas berdampak buruk bagi sebuah tim yang tengah berada dalam kepercayaan diri tinggi.

Kini, bukan ‘tim tak terkalahkan’ lagi julukan yang melekat pada Timnas Indonesia. Pasukan Garuda telah menjadi ‘tim yang belum pernah menang’ dalam turnamen ini.

3. Seruan “STY Out” yang Bikin Gatal Telinga

Panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Peribahasa itu sepertinya tengah mendera pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Seusai meraih serangkaian hasil yang cukup menggembirakan, dua hasil terakhir yang diperoleh Timnas Indonesia telah membikin sebagian warga Indonesia seperti hendak melupakannya. Kumandang “STY Out” mulai terdengar melalui berbagai media.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga sempat “membisiki” pelatih asal Korea Selatan itu mengenai masa depannya bersama Timnas Indonesia. Selembut apapun bisikan Pak Ketua, tetap saja bakal bikin “gatal” telinga yang mendengarnya.

Bekal untuk Pasukan Garuda

Menilik kekuatan bakal lawan dan pelbagai potensi kendala yang mengadang, rasanya target imbang menjadi pilihan paling pas.

Indonesia akan sangat mengandalkan riuhnya nyanyian para suporter yang bakal menyesaki tribun. Tak heran jika kita kerap mendengar imbauan pelatih Shin Tae-yong agar masyarakat penggemar bola tanah air berduyun-duyun mendatangi Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 15 November 2024 nanti.

Bahkan, kabarnya ribuan warga Korea Selatan akan turut memekikkan dukungan mereka bagi Timnas Indonesia.

STY sendiri tidak main-main menyongsong partai berat itu. Konon, ia menyempatkan diri pulang kampung untuk mencari “bekal tambahan”.

Di negaranya, ia mengagendakan bertemu Huh Jung-moo, pelatih Korea Selatan yang tak pernah dikalahkan Jepang sepanjang karier kepelatihannya. Tentu saja, coach STY akan “minta petunjuk” Huh Jung-moo, bagaimana cara menjinakkan ketangguhan Jepang di lapangan.

Data statistik dan sejarah memang tidak berpihak kepada kita. Namun, angka-angka tak berhak memupus asa.

Tentunya kita tetap ingin menyaksikan kumandang Tanah Airku dalam suasana gembira usai laga Timnas Indonesia vs Jepang di Stadion GBK.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Liliek Purwanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Olahraga

Lihat semua