Peran Bahasa Melayu terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Sabtu, 2 November 2024 13:16 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik di Era digital dan globalisasi Tahun 2024

• Bahasa Melayu merupakan akar dari bahasa Indonesia yang sering kita gunakan sehari-hari. Sebelum menjadi bahasa Indonesia bahasa melayu sempat mengalami beberapa kali perkembangan loh, diantaranya Bahasa Melayu Kuno, Bahasa Melayu Klasik, dan menjadi Bahasa Indonesia.

Peran bahasa Melayu dalam perkembangan bahasa Indonesia mencakup beberapa hal. Peran utama bahasa Melayu merupakan bahasa yang mudah dipahami, dimengerti dan mudah digunakan, selain bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung Nusantara pada zamannya, bahasa melayu yang sudah mengalami beberapa kali perkembangan menjadi bahasa Indonesia dijadikan menajdi bahasa resmi, terutama diwilayah Negara Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahasa Indonesia dijadikan bahasa persatuan dengan bertujuan agar masyarakat dari berbagai daerah, budaya, agama, suku yang tersebar di Indonesia mudah dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa persatuan. Pengaruh-pengaruh dari  bahasa Melayu inilah menjadi peran penting dalam perkembangan bahasa Indonesia.

• Perkembangan ejaan bahasa Indonesia dari Ejaan Van Ophuijsen hingga PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan pengaruhnya pada budaya dapat dijelaskan sebagai berikut: 

Ejaan Van Ophuijsen: Ejaan ini merupakan pedoman ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. Ejaan ini merupakan hasil gabungan antara ejaan Latin dan ejaan Belanda. Ejaan ini digunakan selama 46 tahun. Contoh ejaan Van Ophuijsen adalah jang (yang), saja (saya), patjar (pacar), dan tjara (cara). 

Ejaan Soewandi: Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. 

Ejaan Pembaharuan: Ejaan ini dirancang oleh Profesor Prijono dan Elvianus Katoppo pada tahun 1957. Ejaan ini merupakan hasil dari Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara. 

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD): Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara baris “mantan” ejaan di atas, EYD ini yang paling awet. Juga, ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia. 

PUEBI: Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang yang diresmikan ejaan baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga penggunaan bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal. 

Ejaan merupakan kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam tulisan dan penggunaan tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia mengalami perubahan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

• Apakah selama ini kita telah konsisten memelihara Bahasa Indonesia ? Jawabannya belum sepenuhnya. Maka dari itu pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menjaga konsistensi penggunaan bahasa Indonesia di media, salah satunya dengan menyarankan admin media sosial pemerintahan untuk menggunakan ragam percakapan. Ragam percakapan adalah bahasa resmi yang dilisankan. 

Selain itu, pemerintah juga mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, dengan beberapa upaya, di antaranya:

Mengirimkan tenaga pengajar bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke berbagai negara di dunia

Melakukan kolaborasi internasional

Memanfaatkan teknologi

Melakukan promosi budaya

Mengembangkan materi pembelajaran

Meningkatkan jumlah sumber daya

Melakukan evaluasi dan penelitian 

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, bahasa pemersatu, dan bahasa resmi yang wajib digunakan seluruh rakyat Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan identitas nasional yang dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain.

• Di era digital dan globalisasi tahun 2024 begitu banyak tantangan tentang penggunaaan bahasa indonesia yang baik. Tantangan yang ada yaitu : 

Pengaruh bahasa asing Pengaruh bahasa asing dapat membuat nilai-nilai budaya lokal terluntur dan terjadi westernisasi.

Penggunaan bahasa gaul dan aksen

Penggunaan bahasa gaul dan aksen dapat menjadi tantangan dalam penggunaan bahasa Indonesia. 

Kurangnya minat generasi muda

Minat generasi muda untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar perlu ditingkatkan. 

Kesalahan dalam menyusun pesan

Perubahan dalam penggunaan bahasa dapat menyebabkan kesalahan dalam menyusun pesan atau merespons komentar. 

Multibahasa di media sosial

Banyak pengguna media sosial yang menggunakan lebih dari satu bahasa, sehingga dapat menyulitkan dalam menerjemahkan atau menginterpretasi pesan.

• Seiring dengan munculnya bahasa asing dalam kehidupan masyarakat maupun kalangan mahasiswa, banyak sekali pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia.

Pengaruh tersebut ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Satuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Kamis, 28 November 2024 07:52 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler