Melestarikan Budaya Bangsa melalui Bahan IPA Ajar Terpadu Berbasis Etnosains

Jumat, 8 November 2024 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Etnosains adalah pendekatan yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan lokal atau budaya dalam pembelajaran sains.

Oleh: Sjaeful Anwar, Dosen Pasca Sarjana Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia 

Cukup miris ketika banyak anak jaman sekarang tidak lagi mengenal budayanya sendiri. Coba saja tanya sembarang anak muda yang ditemui, apakah mereka mengenal seni tradisional yang berada di daerahnya? Kebanyak dari mereka pasti menjawab tidak tahu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka lebih cenderung mengenal budaya negara lain dibandingkan dengan budaya daerahnya sendiri. Misalnya banyak anak suku Sunda tidak lagi bisa berbahasa Sunda yang benar. Orang Lombok tidak lagi mengenal kalender Rowot dan Papan Balige.

Pelestarian budaya bangsa dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya paling efektif adalah melalui jalur pendidikan formal, seperti melalui bahan ajar IPA terpadu. Dalam konteks ini, etnosains memiliki peran penting dalam mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan kearifan lokal atau budaya dalam sebuah bahan ajar IPA terpadu.

Penggunaan bahan ajar IPA terpadu berbasis etnosains dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan menghargai, sekaligus melestarikan budaya lokal mereka. Misalnya, dalam bahan ajar IPA yang mengambil tema kearifan lokal Kacapi (alat music Sunda), siswa dapat mempelajari konsep getaran, gelombang, dan bunyi dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, siswa tidak hanya mempelajari konsep sains, tetapi juga memahami bagaimana konsep tersebut berkaitan dengan budaya dan lingkungan mereka.

Pentingnya penggunaan bahan ajar IPA terpadu berbasis etnosains merupakan sebuah usaha agar siswa lebih mengenal, memahami, dan melestarikan budaya lokal, sehingga akan membantu program pemerintah dalam pemeliharaan budaya bangsa. Dalam sebuah penelitian pengembangan bahan ajar yang mengintegrasikan proses kimia, fisika, dan biologi dalam pembuatan Tape, yang merupakan bagian dari budaya lokal mereka, siswa dapat mempelajari konsep bioteknologi secara sederhana, konsep termikimia, kecepatan reaksi, dan sebagainya.

Etnosains adalah pendekatan yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan lokal atau budaya dalam pembelajaran sains. Dalam konteks pembelajaran IPA, etnosains dapat digunakan untuk mengaitkan materi sains dengan budaya lokal, sehingga membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik bagi siswa.

Model pembelajaran IPA terintegrasi etnosains menciptakan lingkungan yang mempermudah pembelajaran dengan mengaitkan budaya dan materi sains. Model ini didukung oleh berbagai faktor seperti silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), bahan ajar, dan soal yang semuanya terintegrasi dengan etnosains. Penyusunan silabus dan bahan ajar disesuaikan dengan kondisi daerah sesuai keunikan yang menjadi ciri khas setiap daerah.

Sebagai contoh, alat musik tradisional dapat dikaji dari konsep bunyi, tradisi lompat batu pada budaya Nias dapat dikaji dari konsep gerak, pembuatan fermentasi dadiah (susu kerbau) dapat dikaji dari konsep bioteknologi, dan pembuatan jamu dapat dikaji dari konsep zat kimia bahan alam. Sains asli yang sebelumnya didapatkan dari turun temurun, dari proses trial and error (coba-coba) kemudian dikaji dan ditransformasikan menjadi sains ilmiah.

Pada tingkat SMP/MTs, pembelajaran IPA dilaksanakan secara terpadu (integrated) sehingga disebut IPA Terpadu. IPA memadukan bidang studi fisika, kimia, biologi, ilmu bumi, dan astronomi. Menurut John Dewey, pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya.

Pengembangan perangkat pembelajaran IPA terpadu berpendekatan etnosains dimulai dengan mengembangkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, LKS (Lembar Kerja Siswa), LDS (Lembar Data Siswa) dan alat evaluasi yang kemudian divalidasikan untuk selanjutnya direvisi dan diimplementasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu berpendekatan etnosains terbukti efektif mampu memperbaiki kualitas pembelajaran.

Etnosains dan bahan ajar IPA terpadu memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pembelajaran. Etnosains adalah pendekatan yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan lokal atau budaya dalam pembelajaran sains. Dalam konteks pembelajaran IPA, etnosains dapat digunakan untuk mengaitkan materi sains dengan budaya lokal, sehingga membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik bagi siswa.

Model pembelajaran ini dilengkapi dengan berbagai faktor pendukung, seperti silabus, RPP, bahan ajar, dan soal yang semuanya terintegrasi dengan etnosains. Penyusunan silabus dan bahan ajar disesuaikan dengan kondisi daerah sesuai dengan keunikan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Etnosains dianggap sebagai penghubung antara dua budaya, yaitu nilai-nilai budaya asli dalam keseharian mereka dengan nilai-nilai budaya sains di sekolah yang pada dasarnya didominasi oleh budaya sains Barat.

Pelatihan Kader 2

Pembelajaran IPA terintegrasi etnosains akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap keterkaitan sains asli yang terdapat dalam budaya dengan konsep sains ilmiah yang terkait. Sebagai contoh, alat musik tradisional dapat dikaji dari konsep bunyi, tradisi lompat batu pada budaya Nias dapat dikaji dari konsep gerak, pembuatan fermentasi dadiah (susu kerbau) dapat dikaji dari konsep bioteknologi, dan pembuatan jamu dapat dikaji dari konsep zat kimia bahan 

Pembelajaran etnosains ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan yang memadukan antara budaya dengan sains. Pembelajaran Etnosains mengangkat budaya dan kearifan lokal untuk dijadikan objek dari pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Etnosains dapat menjadi sumber belajar kontekstual atau objek belajar sains.

Semoga kita semakin sadar akan pelestarian budaya sendiri, sehingga kita tidak khawatir lagi akan kehilangan jadi diri bangsa.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler