Penyuka hal baru dan petualang kehidupan

Pelita Rajut Harmoni dalam Keberagaman Agama

Minggu, 10 November 2024 20:39 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) di Semarang sebagai salah satu komunitas yang merawat keberagaman antar agama dengan merajut harmoni dalam keberagaman

***

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Keberagaman tersebut menjadi potensi yang besar namun juga tidak menutup kemungkinan menjadi tantangan dalam menghadapi perbedaan yang dapat memunculkan konflik. Komunitas seperti Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) hadir menjadi jembatan yang merawat kerukunan melalui pendekatan yang humanis berlatar belakang pluralisme dalam keyakinan.

Pelita adalah komunitas yang berdiri di Semarang sejak Juli 2016, yang menghubungkan beberapa agama, organisasi dan lintas profesi. Fokus kegiatan Pelita di isu sosial keagamaan, namun tidak jarang Pelita juga menggarap isu lain yang tetap menitikberatkan pada isu agama sebagai pondasinya. Anggota Pelita berasal dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, serta penghayat atau penganut kepercayaan. Pelita juga terbuka untuk orang atau kelompok pejuang HAM, aktivis lingkungan, jurnalis, pengusaha dan profesi lainnya. 

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Pelita adalah Pondok Damai yang menghadirkan perwakilan anak muda berusia 19-21 tahun dari berbagai agama. Peserta dihadirkan selama 3 hari untuk mengikuti kegiatan diskusi, pelatihan dan kunjungan di tempat ibadah yang berada di sekitar Semarang. Peserta yang dilibatkan sekitar 30 orang yang dibekali pengetahuan untuk mengenal agama dan kepercayaan langsung dari sumbernya. Tujuan dari agenda rutin Pondok Damai ialah peserta mampu menjadi agen perdamaian terpapar mengenai isu-isu sosial maupun agama sehingga memiliki pandangan yang baik tanpa prasangka atau bias terhadap agama lain.  

Pelita juga sering mengadakan acara perayaan hari besar agama yang melibatkan seluruh anggota komunitas, sehingga memperkuat rasa kebersamaan di antara mereka. Paling terdekat yang akan dilakukan Pelita ialah perayaan Natal 2024 mendatang yang akan berkunjung ke gereja-gereja di sekitar Semarang.

Sebagai salah satu komunitas yang percaya bahwa cara terbaik  dengan mempererat tali persaudaraan antar umat beragama melalui aksi sosial yang inklusif, Pelita mampu menjadi jembatan penghubung untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di sekitar Semarang. Hal ini dibuktikan dengan langkah advokasi yang dilakukan Pelita kepada salah satu gereja yang mengalami hambatan dalam mengurus IMB (Izin Mendirikan Bangunan). 

Pendidikan toleransi juga diinisiasi oleh Pelita dengan Program Anak Semarang Damai (Semai) yang diadakan setahun sekali dengan peserta usia anak sekitar 10-13 tahun. Peserta Semai juga berasal dari latar belakang agama  dan penghayat kepercayaan yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Materi yang dikemas dengan seru dan interaktif diharapkan mampu menjadi ajang pembelajaran bagaimana menghargai tradisi religius serta tempat ibadah yang dikunjungi. 

Meskipun langkah Pelita membawa dampak yang baik di masyarakat, Pelita pernah menghadapi tantangan, seperti munculnya polemik di masyarakat akibat perbedaan interpretasi agama. Pelita tentu terus berusaha untuk menjadi wadah aman bagi setiap anggotanya. Isu agama sangat sensitif maka perlu pendekatan yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai universal seperti penghormatan, kebebasan dan keadilan, serta cinta damai yang ada dalam semua agama. Aksi-aksi yang dilakukan Pelita memiliki tujuan utama yakni untuk merawat keberagaman.

Kekhawatiran besar yang dihadapi Pelita adalah munculnya sikap apatis anak muda terhadap isu agama sehingga mudah untuk ditunggangi oknum pemecah kerukunan umat beragama di Indonesia. Tentu merawat keberagaman bukan hanya tugas Pelita, melainkan tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali. Komunitas Pelita Semarang hadir sebagai contoh nyata mewujudkan sila ketiga Pancasila dengan merajut harmoni dalam keberagaman, seperti semboyannya “Lebih Baik Menyalakan Pelita Daripada Mengutuk Kegelapan”. 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Erfina Cahya

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler