Tantangan Guru dalam Membangun Moralitas Bangsa di Era Society 5.0
Minggu, 10 November 2024 20:17 WIBGuru tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai teladan bagi para siswa. Di era digital ini, siswa dapat dengan mudah membandingkan perilaku guru dengan apa yang mereka lihat di media sosial atau internet. Guru perlu konsisten dalam menunjukkan sikap dan perilaku positif baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, termasuk dalam jejak digitalnya.
***
Topik di atas mencerminkan isu penting mengenai peran guru dalam menjaga dan mengembangkan moralitas generasi muda di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Era Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang menggabungkan kecanggihan teknologi, seperti AI, IoT, dan big data, dengan kehidupan manusia secara lebih dekat, sehingga teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi menjadi elemen kunci dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kemajuan ini juga membawa tantangan baru terkait dengan nilai-nilai moral dan etika yang harus dipahami dan dipegang teguh oleh setiap individu. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi guru dalam membangun moralitas bangsa di era Society 5.0:
Teknologi dan Nilai-Nilai Moralitas yang Berpotensi Bertentangan
Kemajuan teknologi yang pesat telah merubah cara hidup manusia, terutama dalam cara berkomunikasi, mencari informasi, dan menyelesaikan masalah. Namun, akses terhadap teknologi ini juga memberikan peluang bagi masuknya konten yang tidak sesuai atau bahkan berbahaya bagi moralitas dan karakter siswa, seperti konten kekerasan, pornografi, hoaks, hingga penyebaran ujaran kebencian. Guru memiliki tantangan untuk memastikan siswa bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya etika digital, serta mengarahkan mereka agar tidak terjebak dalam pengaruh negatif dunia maya.
Transformasi Metode Pendidikan yang Relevan dan Efektif
Di era Society 5.0, metode pengajaran tradisional perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Guru dihadapkan pada tantangan untuk mengadopsi teknologi baru dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Namun, di sisi lain, metode ini harus tetap menekankan pentingnya nilai-nilai moralitas dan karakter yang kokoh. Sehingga, guru harus dapat menyampaikan nilai-nilai ini melalui media digital atau dalam kegiatan pembelajaran daring sekalipun, yang mana sulit jika siswa tidak bisa dikontrol secara langsung.
Penyediaan Pendidikan Karakter di Tengah Fokus pada Pendidikan Kecakapan Teknologi
Society 5.0 menuntut siswa untuk memiliki keterampilan teknis yang tinggi, termasuk kemampuan analisis data, pemahaman kecerdasan buatan, dan kemampuan berpikir kritis dalam menggunakan informasi. Sayangnya, tekanan untuk memenuhi tuntutan ini terkadang menggeser fokus pada pendidikan karakter dan moralitas. Guru dituntut untuk menyeimbangkan pendidikan teknis dengan pendidikan karakter, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademis dan teknologis, tetapi juga bermoral tinggi.
Pola Asuh dan Pendampingan Karakter dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan era Society 5.0 memungkinkan model pembelajaran ini lebih berkembang. Namun, PJJ mempersulit kontrol guru atas perkembangan karakter siswa karena keterbatasan dalam interaksi langsung. Guru harus mengupayakan cara-cara kreatif untuk tetap menanamkan nilai-nilai positif, seperti disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab, meski interaksi tatap muka berkurang.
Menghadapi Krisis Kepercayaan dan Ketergantungan pada Teknologi
Masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi sering kali mengalami krisis kepercayaan, di mana otoritas orang dewasa, termasuk guru, terkadang tersaingi oleh informasi yang ditemukan siswa di internet. Guru harus berupaya mengajarkan siswa untuk tidak serta-merta mempercayai semua yang ditemukan secara daring dan mengarahkan mereka untuk memahami informasi secara kritis. Guru dihadapkan dengan tugas penting untuk mengajarkan etika dalam bermedia dan literasi digital yang benar.
Menjadi Teladan Moralitas yang Konsisten di Tengah Eksposur Media
Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai teladan bagi para siswa. Di era digital ini, siswa dapat dengan mudah membandingkan perilaku guru dengan apa yang mereka lihat di media sosial atau internet. Guru perlu konsisten dalam menunjukkan sikap dan perilaku positif baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, termasuk dalam jejak digitalnya.
Menghadapi Perubahan Sosial yang Cepat
Perubahan cepat dalam pola pikir dan gaya hidup yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi membuat guru harus fleksibel dan adaptif terhadap nilai-nilai moral yang relevan bagi generasi saat ini. Meskipun perubahan ini signifikan, guru tetap harus mempertahankan nilai-nilai dasar yang membentuk moralitas bangsa seperti kesopanan, kebersamaan, dan integritas.
Pembentukan Budaya Belajar Berbasis Komunitas
Di era Society 5.0, pembelajaran tidak hanya terjadi di kelas, tetapi juga dalam komunitas dan ekosistem pembelajaran yang lebih luas. Guru perlu berperan sebagai penggerak komunitas belajar yang membudayakan nilai-nilai moral dan kebajikan, sehingga siswa dapat menyerapnya tidak hanya di sekolah tetapi juga di masyarakat luas.
Era Society 5.0 memberikan kesempatan besar bagi perkembangan intelektual siswa, namun juga menghadirkan tantangan serius dalam pembentukan moralitas. Guru memegang peran strategis sebagai pengarah, pengawas, dan teladan moral bagi generasi muda di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Untuk mencapai hal ini, guru harus mampu mengadopsi teknologi tanpa mengesampingkan pentingnya pendidikan karakter, sehingga tercipta generasi yang tidak hanya pintar secara teknologi tetapi juga berintegritas dan bermoral tinggi.
Penulis Indonesiana
1 Pengikut
Maniak Dosa
Senin, 2 Desember 2024 05:43 WIBSelamat Hari Guru, Pak, Bu
Selasa, 26 November 2024 13:34 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler