Tunik Kuno di Makam Kerajaan Yunani Menurut Peneliti adalah Milik Alexander Agung
Selasa, 12 November 2024 15:12 WIBKontroversial lokasi pemakaman Alexander Agung Sang Penakluk yang terkenal ini masih menjadi misteri. Penelitian baru mendaku atau menggklaim benda-benda yang ditemukan di salah satu Makam Kerajaan yang ikonik di Yunani adalah miliknya.\xd
Seorang antropolog fisik di Yunani mendaku, bahan misterius yang ditemukan di salah satu Makam Kerajaan abad keempat sebelum masehi yang ikonik di Vergina adalah potongan jubah yang tidak lain adalah milik Alexander Agung. Dengan menggunakan berbagai teknik pengujian dan analisis deskripsi sejarah, Antonis Bartsiokas dari Democritus University of Thrace menyimpulkan, bahan tersebut terdiri dari sisa-sisa tekstil dari tunik (sejenis jaket atau jubah) berwarna putih dan ungu yang terbuat dari katun.
Berdasarkan sumber-sumber sejarah, ia menduga pakaian ini adalah milik seorang penakluk muda yang terkenal. Artefak ini sebelumnya ditemukan di dalam peti mati emas bersama kerangka pria dan karangan bunga emas di sebuah ruangan yang dijuluki Makam II. Bartsiokas mempresentasikan temuannya dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Field Archaeology bulan lalu.
Temuan tersebut berkontribusi pada perdebatan arkeologi yang telah berlangsung lama tentang artefak yang ditemukan di Makam Kerajaan di Vergina dan identitas penghuninya. Ini adalah klaim yang menarik, tapi tidak semua orang setuju dengan kesimpulan Bartsiokas.
Arkeolog Manolis Andronikos menemukan makam kerajaan di Vergina di sebuah kota kecil dengan nama yang sama di Yunani utara pada akhir tahun 1970-an. Empat dari makam tersebut diberi nama Makam I hingga IV, dengan Makam I, II, dan III yang paling menarik bagi para arkeolog.
Ketika para arkeolog menemukan Makam I, sebuah makam cungkup kecil, makam tersebut telah dijarah, sementara Makam II dan III adalah ruang yang lebih besar yang mengungkapkan harta karun penguburan yang mengejutkan. Ketiganya berisi sisa-sisa kerangka.
Makam-makam di Vergina terletak di dekat situs kuno Aegae, ibu kota pertama kerajaan Makedonia. Philip II menyatukan kerajaan ini, dan putranya, Alexander Agung, memperluasnya hingga ke India pada abad ke-4 SM. Makam I hingga IV dikenal sebagai Gugusan Makam Filipus II setelah para arkeolog menyatakan bahwa makam-makam tersebut berisi sisa-sisa peninggalan Filipus II.
Namun, para ahli telah lama memperdebatkan identitas sebenarnya dari orang-orang yang dimakamkan di sana. Hipotesis tradisional mengenai Makam Kerajaan di Vergina menyatakan bahwa Makam II adalah tempat peristirahatan terakhir Filipus II. Sementara hipotesis baru, yang dianut oleh Bartsiokas, menyatakan bahwa saudara laki-laki Aleksander, Filipus III Arrhidaeus, yang dimakamkan di Makam II, dan ayah mereka dikebumikan di Makam I.
Apa pun itu, sebagian besar ahli sepakat bahwa putra Aleksander Agung, Aleksander IV, dimakamkan di Makam III. Sedangkan untuk pemakaman Aleksander Agung sendiri, lokasinya masih sama misteriusnya dengan kematiannya, meskipun sebagian besar orang menduga bahwa itu (atau berada) di suatu tempat di Aleksandria, Mesir. Sebagian ahli berpendapat bahwa sebagian artefak dari Makam II adalah milik sang penakluk yang terkenal itu.
Bartsiokas jelas berada di kubu tersebut. Dia menentukan bahwa bahan tersebut adalah kain tekstil dengan menggunakan kromatografi gas-teknik yang menguapkan sampel untuk memisahkan senyawa kimianya-dan spektroskopi inframerah transformasi Fourier, yang menggunakan cahaya inframerah untuk menganalisis komposisi kimia sampel.
Dia kemudian mengutip deskripsi dari sumber-sumber kuno, dekorasi di Makam II (panel horizontal dekoratif patung atau karya seni), dan adopsi pakaian Persia kuno oleh Alexander Agung sebagai bukti bahwa pakaian tersebut adalah milik sang penakluk.
"Deskripsi fisik [jubah tersebut] sangat cocok dengan deskripsi dalam sumber-sumber kuno tentang sarapis (pakaian) mesoleukon Persia yang sakral yang merupakan milik Firaun dan Raja Aleksander Agung, dan dengan demikian merupakan benda yang paling berharga pada masa kuno," tulisnya dalam penelitian tersebut.
"Sarapis ini juga digambarkan dalam dekorasi Makam II pada pemburu keenam, yang diidentifikasi sebagai Alexander."
Dalam studinya, Bartsiokas juga menyajikan bukti yang mendukung gagasan bahwa Filipus II dimakamkan di Makam I, Filipus III Arrhidaeus di Makam II, dan Aleksander IV di Makam III, yang menyelaraskan penelitiannya dengan hipotesis baru tentang Makam Kerajaan di Vergina. Dia berpendapat bahwa perlengkapan Alexander dikuburkan bersama Arrhidaeus karena saudaranya mewarisi mereka setelah kematian Alexander.
Penafsiran Bartsiokas memicu perdebatan sengit di komunitas arkeologi. Stella Drougou, seorang arkeolog di Universitas Aristoteles Thessaloniki yang memimpin penggalian Vergina selama satu dekade, mengatakan kepada koran Yunani ProtoThema, "tanpa mempertimbangkan data penggalian", "diskusi-diskusi tersebut tidak berdasar."
Di sisi lain, James Romm, seorang ahli klasik di Bard College, mengatakan kepada New York Times bahwa penelitian Bartsiokas bisa jadi sah. Romm lebih jauh mengatakan bahwa penolakan dari komunitas arkeologi mungkin berasal dari dorongan untuk melindungi citra Andronikos.
Untuk saat ini, hipotesis Bartsiokas tentang identitas dan kepemilikan material tersebut hanyalah sebuah hipotesis. Namun, jika terbukti benar, hipotesis ini dapat merombak karya salah satu arkeolog Yunani yang paling terkenal dan dihormati. ***
Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler