Indonesia vs Jepang dari Masa ke Masa; Kita Pernah Menang 7 - 0

Rabu, 13 November 2024 08:09 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menggali sejarah pertemuan Timnas Indonesia melawan Jepang, sejak laga di Asian Games 1954 hingga masa kini ketika Jepang telah menjadi raksasa sepak bola Asia. Kita pernah membantai mereka.

***

Pertandingan sepak bola adalah tentang lebih dari sekadar angka di papan skor. Ada narasi panjang, jejak sejarah, dan hubungan emosi yang tak terputus. Itulah yang terjadi dalam sejarah pertemuan Tim Nasional Indonesia dengan Jepang. Bagi pecinta bola, pertemuan ini bukan sekadar laga biasa; ada pertemuan dua negara dengan semangat dan tekad masing-masing yang telah berproses selama puluhan tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah pertemuan Indonesia dan Jepang dalam dunia sepak bola dimulai sejak era 1950-an. Sejak itu, kedua tim ini telah bertemu dalam berbagai ajang dan kesempatan, membentuk pola yang kaya dengan cerita. Dari laga persahabatan hingga turnamen besar, Jepang dan Indonesia telah beradu kekuatan sebanyak 15 kali di lapangan. Hasilnya, setiap pertandingan menjadi kisah tersendiri yang selalu menarik untuk dikenang dan diceritakan kembali.

Jika kita melihat posisi sekarang, Jepang telah menjadi raksasa Asia, salah satu yang paling disegani. Tim ini berada di peringkat 15 dunia dan dihuni pemain-pemain yang merumput di klub-klub elite Eropa. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat 142, masih berjuang dengan segala keterbatasan yang ada. Tetapi di balik perbedaan itu, pertemuan Indonesia dan Jepang adalah sesuatu yang patut dirayakan, sebagai bagian dari perkembangan sepak bola Asia.

Awal Pertemuan di Asian Games

Kisah Indonesia vs Jepang dimulai di Asian Games 1954. Di pertandingan ini, Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan skor 5-3. Hasil ini bukan sekadar angka, melainkan bukti bagaimana tim Garuda mampu menghadapi tim yang secara persiapan dan sumber daya lebih matang.

Dalam bukunya Soccer in Asia, Michael Silk menggarisbawahi bagaimana Asian Games menjadi titik awal penting bagi negara-negara Asia, termasuk Jepang dan Indonesia, untuk menampilkan kekuatan sepak bolanya. Silk menyebutkan bahwa Jepang saat itu belum sepenuhnya mendominasi lapangan hijau seperti sekarang. Justru, negara-negara Asia seperti Indonesia memiliki potensi besar yang belum tergali.

Kemenangan Terbesar Indonesia di Merdeka Cup

Salah satu pertandingan yang paling dikenang dalam sejarah Indonesia vs Jepang adalah laga di Merdeka Cup 1968. Saat itu, Indonesia menekuk Jepang dengan skor 7-0. Hasil ini adalah kemenangan terbesar yang pernah dicapai Indonesia melawan Jepang. Merdeka Cup, yang digelar di Malaysia, menjadi ajang pembuktian bagi banyak tim Asia, dan Indonesia menunjukkan kemampuannya yang mengejutkan banyak pihak.

Namun, seiring waktu, posisi kedua negara dalam dunia sepak bola pun berubah. Jepang, yang dahulu lebih tertinggal, mulai berinvestasi dalam sistem pelatihan dan pembinaan pemain mudanya. Mereka membangun infrastruktur yang solid dan mengirimkan pemain-pemain mereka untuk menimba pengalaman di luar negeri. Sementara itu, Indonesia masih bergelut dengan masalah internal, mulai dari konflik kepengurusan hingga keterbatasan fasilitas.

Jepang Mulai Menang, Indonesia Tertinggal

Memasuki era 1970-an dan 1980-an, dominasi Jepang mulai terasa. Jika pada 1950-an hingga 1960-an Indonesia masih bisa bersaing, maka pada dekade-dekade berikutnya, Jepang mulai mendominasi pertemuan ini. Dalam beberapa pertandingan, skor menunjukkan bahwa Jepang bukan lagi tim yang bisa dianggap remeh. Pada 1976, Jepang mencatat kemenangan telak 6-0 atas Indonesia di Merdeka Cup. Ini adalah kekalahan terbesar yang pernah dialami Indonesia dari Jepang, dan menjadi simbol perubahan besar dalam dinamika kedua tim.

Menurut pakar sepak bola John Horne dalam Understanding Global Sport, Jepang adalah contoh yang berhasil membangun fondasi kuat dalam sepak bola. Horne menyebutkan bagaimana Jepang memanfaatkan teknologi, pelatih berkualitas, dan strategi jangka panjang untuk meraih hasil. Di sisi lain, Horne juga menyoroti bahwa Indonesia masih mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan sepak bola domestik, yang tentu berdampak pada hasil internasional mereka.

Kualifikasi Piala Dunia 1989

Pertemuan terakhir Indonesia dan Jepang terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 1989. Pertandingan ini menandai perbedaan kekuatan yang semakin mencolok antara keduanya. Pada laga pertama di Jakarta, Indonesia bermain imbang 0-0, yang kala itu dianggap sebagai pencapaian tersendiri. Namun, pada laga kedua di Jepang, Indonesia kalah 5-0, menunjukkan perbedaan kelas yang signifikan antara kedua tim.

Jepang sejak saat itu terus berkembang dan telah mencapai Piala Dunia berkali-kali. Sementara itu, Indonesia masih terus berusaha untuk mencapai babak utama kompetisi sepak bola terbesar di dunia ini. Di sinilah kita melihat bagaimana sejarah panjang pertemuan Indonesia dan Jepang menggambarkan perbedaan arah perjalanan kedua tim. Jepang, yang dulunya berada di posisi yang sama dengan Indonesia, kini telah berada di puncak, menjadi salah satu kekuatan besar di Asia, bahkan dunia.

Indonesia dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 15 November 2024, Indonesia akan kembali bertemu Jepang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ini menjadi kesempatan lain bagi Indonesia untuk melihat bagaimana jauh mereka telah berkembang, dan seberapa besar tantangan yang akan mereka hadapi. Jepang, dengan pemain seperti Takefusa Kubo dan Wataru Endo, akan menjadi lawan yang tangguh.

Namun, Indonesia juga tidak datang tanpa persiapan. Di bawah pelatih Shin Tae Yong, Indonesia telah menunjukkan perkembangan dalam strategi permainan, meskipun masih ada banyak hal yang harus diperbaiki. Kehadiran pemain keturunan seperti Kevin Diks, yang pernah bermain di liga Eropa, diharapkan membawa energi dan kemampuan tambahan bagi skuad Garuda.

Lebih dari Sekadar Angka

Pertemuan Indonesia dan Jepang bukan sekadar soal skor akhir atau statistik kemenangan dan kekalahan. Ini adalah kisah tentang bagaimana dua negara berjuang untuk meraih tempat mereka di panggung sepak bola dunia. Bagi Indonesia, ini adalah perjalanan yang masih penuh tantangan, tetapi juga penuh harapan. Bagi Jepang, ini adalah bukti bahwa kerja keras, sistem yang baik, dan investasi di pemain muda dapat membawa tim nasional ke puncak.

Melalui sepak bola, Indonesia dan Jepang menunjukkan bagaimana olahraga ini tidak hanya mempersatukan, tetapi juga memberikan pelajaran tentang kegigihan, kerja keras, dan mimpi yang tak kenal lelah. Meskipun Jepang saat ini berada jauh di atas dalam peringkat FIFA, pertemuan dengan Indonesia selalu memiliki arti tersendiri, sebagai pengingat akan perjalanan panjang yang telah dilalui.

Seperti kata jurnalis olahraga terkenal, Simon Kuper dalam bukunya Football Against the Enemy, sepak bola sering kali menjadi cermin dari kekuatan budaya dan politik suatu negara. Pertandingan antara Indonesia dan Jepang adalah cerminan dari perjalanan masing-masing negara, dengan segala dinamikanya yang unik.

Pertemuan yang akan datang ini mungkin takkan mudah bagi Indonesia. Namun, seperti sejarah telah membuktikan, sepak bola selalu penuh kejutan. Dan siapa tahu, di masa depan, Indonesia mungkin akan kembali ke masa kejayaan seperti pada 1968, saat mereka mampu menaklukkan Jepang dengan skor fantastis.

Dalam sepak bola, tidak ada yang benar-benar pasti.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Rifki Abdul Rofik

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler