Kecepatan Berujar Pertanda Otak Kita Sehat
Minggu, 24 November 2024 11:38 WIBSulit berujar sering kali mengkhianati kita pada saat-saat yang paling tidak menyenangkan. Pernahkan anda mengalami memahami sebuah kata tetapi tidak dapat mengambil istilah yang sulit dipahami itu? \xd
***
Pengalaman sebagaimana digambarkan tersebut dikenal sebagai lethologica, adalah gejala umum dari penuaan. Namun, dalam beberapa kasus, juga dapat menandakan tahap awal penyakit Alzheimer, jauh sebelum tanda-tanda yang lebih jelas muncul. Melacak kesehatan otak melalui kemampuan berujar atau berbicara Baru-baru ini, sebuah analisis yang menarik muncul dari ruang penelitian di Universitas Toronto.
Berlawanan dengan kepercayaan umum, mereka menemukan bahwa kecepatan bicara lebih mendiagnosis kesehatan neurologis daripada ketidakmampuan untuk mengingat kata-kata. Mempelajari sekelompok 125 orang dewasa - berusia 18 hingga 85 tahun - para peneliti meminta mereka untuk mendeskripsikan sebuah adegan serinci mungkin.
Tanggapan-tanggapan tersebut direkam dan kemudian diperiksa oleh perangkat lunak kecerdasan buatan, yang mengukur kecepatan bicara mereka, lamanya jeda, dan keragaman kosakata mereka. Selain itu, semua partisipan menyelesaikan serangkaian tes yang bertujuan untuk mengevaluasi fokus, kecepatan berpikir, dan kemampuan manajemen tugas mereka.
Secara khusus, para peneliti sebagaimana dilaporkan Rodielon Putol Staf dalam earth.com menemukan adanya korelasi antara kecepatan bicara partisipan setiap hari dengan penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia pada kemampuan eksekutif. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan yang lebih luas daripada sekadar kesulitan dalam menemukan kata yang tepat.
Hal yang paling penting adalah pengenalan tugas interferensi gambar-kata yang unik. Metode ini mengharuskan peserta untuk terlebih dahulu mengidentifikasi sebuah objek dan kemudian menginstruksikan mulut mereka untuk membentuk kata-kata.
Dengan mengeksplorasi lebih jauh tentang perubahan kognitif dan linguistik yang terjadi seiring bertambahnya usia, penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara kecepatan bicara alami seseorang dan kemampuan mereka untuk menyebutkan nama gambar dengan cepat.
Namun, untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan adaptasi verbal kita, akan bermanfaat untuk menggabungkan hasil tes penamaan gambar dengan tugas kefasihan verbal yang mengharuskan peserta untuk menghasilkan sebanyak mungkin kata dalam waktu singkat dari kategori yang diberikan atau dimulai dengan huruf tertentu. Tugas-tugas seperti itu merupakan indikator yang lebih baik untuk percakapan sehari-hari karena melibatkan pengambilan dan produksi kata-kata secara aktif dari kosakata seseorang.
Kemampuan bicara dan penurunan kognitif
Tugas kefasihan verbal memiliki fungsi penting lainnya: tugas-tugas tersebut berfungsi sebagai penanda kesehatan kognitif. Perubahan yang berkaitan dengan usia dalam kemampuan mengingat kata merupakan hal yang normal, tetapi kesulitan yang tidak proporsional dalam tes-tes ini dapat menjadi tanda awal dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Untuk membawa penelitian mereka lebih jauh lagi, tim Toronto dapat mempertimbangkan untuk mengukur pengalaman pribadi para partisipan tentang kesulitan menemukan kata sebagai tambahan dari pengukuran obyektif seperti jeda bicara. Narasi pribadi ini dapat memberikan perspektif tambahan tentang proses kognitif yang sedang berlangsung.
Melihat ke masa depan, penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Taylor and Francis secara online ini merupakan sebuah langkah maju yang signifikan. Penelitian mampu mengungkap bahwa kesehatan kognitif kita tidak hanya dapat diukur dari apa yang kita ucapkan, tapi juga dari seberapa cepat kita mengucapkannya.
Dengan memanfaatkan teknologi pemrosesan bahasa alami kami yang terus berkembang untuk mendeteksi perubahan kecepatan bicara, kami dapat mengidentifikasi orang-orang yang berisiko sebelum gejala yang lebih parah muncul. Memantau kesehatan otak melalui ucapan.
Studi ini menyoroti semakin pentingnya ucapan sebagai penanda untuk memahami bagaimana otak berubah seiring bertambahnya usia. Tidak seperti tes kognitif tradisional yang mengandalkan respons yang disengaja, ucapan alami memberikan cerminan organik dari proses kognitif yang mendasarinya.
Para peneliti menemukan bahwa pola bicara sehari-hari - seperti kecepatan penyampaian, lamanya jeda, dan keragaman kosakata - memberikan petunjuk berharga tentang fungsi eksekutif dan kemampuan pemrosesan seseorang. Hal yang membuat analisis bicara menjadi sangat menarik adalah aksesibilitasnya, karena percakapan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, analisis bicara merupakan metode non-invasif berbiaya rendah untuk memantau kesehatan otak.
Pendekatan ini tidak hanya mengurangi hambatan untuk deteksi dini, tetapi juga membuka pintu untuk digunakan secara luas di lingkungan kesehatan masyarakat. Implikasi yang lebih luas dari penelitian ini. Dengan memanfaatkan bicara, penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal penurunan kognitif pada populasi yang menua tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain itu, penilaian berbasis ucapan memiliki potensi untuk melengkapi alat diagnostik lainnya. Ketika dipasangkan dengan teknik pencitraan atau pengujian genetik, mereka dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang lintasan kognitif seseorang.
Pendekatan multi-segi ini memastikan pemahaman yang lebih personal tentang penuaan dan kesehatan neurologis, dan dapat menjadi dasar bagi strategi perawatan proaktif dalam memerangi Alzheimer dan penyakit neurodegeneratif lainnya. ***
Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler