Pengen jadi Penulis meskipun Mamaku pengen aku jadi orang kantoran.

Lo Memang Harus Pergi

Sabtu, 30 November 2024 09:21 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cewek ini sama persis kaya Ressa, coba deh lo telaah. Perintah temen gue.

Tidak ada yang perlu disesali. Rasa rindu menusuk pun adalah hal wajar di awal perpisahan. Kelak kan terbiasa. Lagipula ini bukan terjadi hanya sekali dalam hidup.

Tidak salah jika lagu-lagu akhir ini lebih banyak memutar lagunya Bernadya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin juga semesta memberi sinyal dari lagu Mandarin yang sering di dengarkan.

Madu & racun, judul lagunya.

Jadi mungkin kode semesta bahwa nanti beberapa wanita hadir. Perhatikan baik-baik soleknya. Tutur katanya manis dan melempar banyak rayuan. Busuk hatinya atau murni jujur berperilaku. Rambutnya boleh sama hitam, hati siapa yang tahu? Selidiki niat jahatnya. Tidak ada yang tahu.

Temen-temen gue yang sadar sedangkan gue mungkin sedang dibutakan oleh cinta.

Ah, jangan sampai terjebak lagi. Cukup terjebak ditubuh yang salah. Hehehe...

Ressa itu bener-bener pelajaran banget. Tapi tenang aja, karmanya sudah dalam perjalanan dan beberapa sedang dijalaninya. Ada banyak cowok yang dia permainkan. Kata temen gue, nih cewek kaga takut apa ya sama hukum tabur tuai?

Semua makanan yang dia makan gak akan aman di perutnya. Dia kanker lambung suatu saat nanti. Kutukan temen-temen gue. Sejahat itu temen gue. 

Mana pernah lagi waktu itu mau tau rumahnya dimana, mobil kaga bisa lewat. Itu bikin amsyong sih, gue penasaran banget. Pengen liat dengan mata kepala sendiri. Soalnya meresahkan banget driver nganter pesanan gofood gue selalu nanyain ini rumahnya yang mana. Karna titiknya selalu di tengah jalan gitu. Katanya sih masuk gang.

Belum lagi setelah kenyang, malah lupa chat. Alasan ini itu, mau dipuasin apalagi sih?

Kata temen gue, tolonglah wajah gak seberapa minimal tingkahnya jangan aneh-aneh. Kan jadinya kebawa emosi dah.

Gue ketawa polos.

Gue yang menjalani, gue yang punya kisah cinta tapi temen gue yang gedeg liat cewek ini. Tapi gue yakin ini defenisi temen baik walaupun dia makan sering kasbon dan gue yang talangin.

"Cewek yang hadir di hidup Lo cuma ngebawa dua tawaran, madu di tangan kanannya atau racun di tangan kirinya."

Kaya lirik lagu kesukaan gue tuh versi Mandarin. Hahahaha...

Gue mulai mencoba mencerna omongan temen gue.

"Percaya sama gua, dia punya pilihan banyak. Kandidatnya banyak, dia ngincer mana yang paling menguntungkan buat dirinya."

Jadi apapun yang terjadi kunci utamanya sih adalah ikhlas. Kelak masing-masing mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Jadi apapun keputusan kemarin yang gue ambil, itu yang paling tepat. Pergi dan meninggalkan sebelum menjadi toxic berlebihan.

Karna tidak semua yang dipertemukan semesta untuk saling memiliki. Mungkin memang untuk menyelesaikan karmanya, atau tugas ilahi. Berpisah juga mungkin bagian rencana semesta sampai akhirnya dipertemukan kembali, mungkin.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Acha Hallatu

Penulis Indonesiana

2 Pengikut

img-content

Lo Memang Harus Pergi

Sabtu, 30 November 2024 09:21 WIB
img-content

Boboknya Jam 10 Ya Sayang

Jumat, 29 November 2024 20:37 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua