Agar Anak Tak Bicara Negatif

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perilaku serta ucapan anak memang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitarnya

Perilaku serta ucapan anak memang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitarnya. Anak yang sedang belajar berbicara akan mendengar ucapan-ucapan orang disekitarnya yang kemudian akan tiru kembali oleh sang anak. Untuk itu, diperlukan pola asuh anak yang tepat apalagi ketika berada di usia emas perkembangannya. Ketika sang anak meniru ucapan maupun gerakan yang negatif, maka sebagai orang tua tentu kita akan malu oleh lingkungan sekitar. Untuk membentuk pribadi yang baik kita sebagai orang tua harus mewaspadai lingkungan anak kita.

Biasanya usia anak yang mencapai 1-3 tahun akan mulai meniru berbagai ucapan orang tua atau orang yang ada disekitarnya. Asalkan ucapan kita bagus tidak melanggar berbagai norma yang ada di masyarakat, maka ajarilah anak kita untuk berbicara yang baik. Meniru ucapan yang positif dapat menstimulasi anak untuk belajar berbicara, membuat anak belajar untuk berbahasa dan juga menambah kosakata anak kita. Tidak hanya itu meniru ucapan yang positif akan menjadi sarana untuk mengekspresikan keinginan, perasaan dan kebutuhan anak kita. Sebagai contoh jika anak kita ingin minum susu atau merasa lapar, maka dia akan mengekpresikan keinginannya tersebut sesuai dengan kemampuannya tatkala meniru ucapan atau gerakan dari orang tuanya.

 Di usia 1-3 tahun anak kita memang belum memahami makna atau arti dari berbagai ucapan yang didengarnya dari orang sekitar. Selain memiliki dampak yang positif ternyata meniru ucapan orang seringkali ke arah yang negatif dari orang dewasa disekitarnya atau tayangan televisi yang tidak mendidik. Sang anak belum bisa membedakan mana ucapan yang baik maupun ucapan yang buruk atau negatif. Terkadang jika lingkungannya tidak mendukung, anak kita akan mendengar ucapan-ucapan negatif untuk di tiru kembali. Seperti kata-kata makian, kata-kata binatang seperti anjing, babi dan lain sebagainya. Kata-kata binatang tersebut jika diarahkan pada binatang yang ada didepannya tidak akan jadi masalah. Tetapi, jika kata bianatang tersebut diarahkan pada seorang manusia tentu hal tersebut sangat tidak baik.

 Untuk itu, diperlukan beberapa cara atau tips supaya anak kita bisa terhindar dari meniru ucapan yang negatif tersebut. Inilah tips dalam menghadapi anak yang suka meniru ucapan yang negatif :

  1. Jangan diam saja tatkala sang anak meniru ucapan negatif. Apalagi menertawakannya dan membiarkannya seolah olah hal tersebut lucu. Dengan respon kita sebagai orang tua seperti itu, maka tentu hal ini akan membuat sang anak semakin mengingat kata-kata tersebut dan mengulanginya kembali.
  2. Ajarkanlah anak kita untuk selalu bertutur kata yang sopan ketika bertemu dengan orang yang pertama kali bertemu. Mengucapkan terima kasih pada saat orang lain melakukan sesuatu padanya dan juga permisi ketika lewat depan orang yang lebih tua. Jika aanak berhasil dididik oleh kita cara bertutur kata yang baik dan sopan, maka tentu hal ini akan menjadi kebanggaan bagi orang tua. Bertemu dengan orang lain pun kita tidak akan malu.
  3. Jika sang anak bicara dengan kata yang tidak pada tempatnya, contohnya bilang pantat, maka coba pindahkan dengan kata lain yang mirip. “Ohh… kakak ingin pergi ke pantai? Ingat waktu main pantai, ya? Kita, kan, bawa ban. Coba ambil bannya sekarang.” Dengan begitu sang anak tentu akan lupa dengan kata-kata yang telah diucapkannya. 
  4. Berilah teguran atau peringatan secara halus tatkala sang anak berbicara negatif. Berikanlah penjelasan kepada sang anak bahwa yang diucapkannya merupakan kata kata yang tidak baik dan akan menyinggung atau menyakiti orang lain sehingga apabila anak mengulanginya orang tua dapat mengabaikan karena biasanya hanya untuk mencari perhatian saja.
  5. Berikanlah perhatian pada anak kita dengan menggunakan kata-kata yang baik, lembut serta diiringi dengan kasih sayang. Contohnya, “Adik pintar, lucu, ya, ke kakak? Kakak memang pintar.”

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Pevi Revina

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Urban

Lihat semua